Share

Bab 19

Author: Hijau
Ervan membuka pesan itu dan melihat banyak orang yang mengirimkan pesan yang mewakili keterkejutan mereka.

"Nyonya? Apa nyonya yang dimaksud sama dengan yang ada di dalam pikiranku? Kapan Pak Sergio menikah? Hiks, aku patah hati!"

"Hal sebesar ini, kenapa nggak ada berita apa pun? Pak Sergio pasti menyembunyikannya sangat rapat."

...

Banyak karyawan yang menandai Sergio di dalam grup, bahkan ada beberapa karyawan yang punya nyali untuk mengirim pesan pribadi kepada Sergio untuk menanyakan apakah dia benar-benar sudah menikah.

Semua grup pekerjaan langsung dibanjiri oleh banyak pesan. Dalam waktu tiga menit, semua orang di perusahaan tahu akan berita ini.

Situasinya benar-benar sangat menggemparkan.

Saat mereka tengah tenggelam dalam diskusi panas di dalam grup, sebuah pesan tiba-tiba tenggelam di antara pesan-pesan yang terus bermunculan.

Sergio. "Ya, itu benar."

Kalimatnya sangat pendek, jadi banyak orang mengabaikannya secara tidak sengaja.

Ketika mereka kembali tersadar, mereka menyadari apa yang telah mereka lewatkan. Mereka kembali menggulir pesan ke atas dan mencari keberadaan pesan itu.

Setelah melihat siapa pengirim pesan tersebut, semua orang terdiam, lalu serentak meletakkan ponsel mereka.

Kini mereka akhirnya merasakan bagaimana rasanya bergosip tentang bosnya dan berakhir dengan ketahuan oleh bosnya.

Sepanjang hari, semua karyawan dibuat gelisah karena takut Sergio akan marah karena gosip yang mereka lakukan.

Untungnya, Sergio tidak mengatakan apa-apa lagi setelah mengirimkan pesan itu.

Baru setelah pulang kerja, semua orang akhirnya bisa menghela napas lega.

Banyak karyawan penakut yang bahkan tidak berani menyentuh ponsel mereka sepanjang sore, khawatir akan dimintai penjelasan.

Untungnya, mereka akhirnya berhasil melewati hari yang begitu sulit itu.

Namun, para karyawan yang seharusnya pulang pada malam hari mulai membentuk grup gosip dari departemen mereka dan bertemu untuk makan malam bersama.

Banyak orang yang menahan napas saat gosip baru sampai setengahnya.

Namun begitu melihat berita itu, mereka langsung setuju.

Pelaku yang menyebabkan semua ini malah tidak diketahui di mana keberadaannya.

Hari ini Sergio lupa mematikan notifikasi pesan di ponselnya, jadi ponselnya terus berdering.

Dia membuka pesan yang muncul dan melihat bahwa Ervan lah yang menyebarkan berita tentang pernikahannya.

Karena hari ini suasana hati Sergio sedang sangat baik, jadi dia tidak akan meminta pertanggung jawaban Ervan. Dia bahkan sampai mengirimkan pesan ke grup untuk mengkonfirmasi hal ini.

Dia tidak memikirkan sensasi apa yang bisa terjadi setelah dia mengirimkan pesan itu.

Setelah keluar dari obrolan grup, Sergio menyadari ada notifikasi lain di akun Line miliknya.

Dia selalu menghargai privasi, jadi akun Line miliknya tidak disebarluaskan kepada semua orang.

Bahkan ketika ada pekerjaan di perusahaan, komunikasi selalu dilakukan melalui asistennya, Ervan.

Lagi pula, ada puluhan ribu karyawan di seluruh kantor pusat Perusahaan Hardwin, tidak mungkin Sergio memiliki kontak mereka semua.

Jadi, dia tidak menyangka akan ada orang yang berinisiatif untuk menambahkan pertemanan dengannya.

Dia mengetuk bagian bawah layar dengan jari-jarinya. Ketika membukanya, dia melihat bahwa ada permintaan pertemanan yang bertuliskan, "Om, ini Hazel."

Mata Sergio tertuju pada kata Hazel, lalu tertegun untuk beberapa saat. Seketika dia menyadari bahwa dia belum memiliki kontak Hazel.

Dia melihat waktu kapan pertemanan itu ditambahkan, ternyata sudah dua jam yang lalu. Hal itu membuatnya menepuk dahinya kesal, lalu menyetujui permintaan itu.

Dua jam yang lalu, dia sedang rapat dan tidak membaca pesan Line.

Hazel tidak berpikir macam-macam karena permintaan pertemanannya tidak diterima terlalu lama, bukan?

Apakah dia harus mengatakan sesuatu untuk mengungkapkan permintaan maafnya?

Namun, apa yang harus dia katakan?

Sergio membuka ruang obrolan dengan Hazel. Dia mengetikkan sesuatu beberapa kali, lalu menghapusnya lagi.

Pada akhirnya, tidak ada satu kata pun yang dia kirimkan.

Saat dia ragu-ragu, sebuah pesan tiba-tiba muncul. "?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 444

    Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 443

    Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 442

    Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 441

    Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 440

    Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 439

    Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status