Ervan membuka pesan itu dan melihat banyak orang yang mengirimkan pesan yang mewakili keterkejutan mereka."Nyonya? Apa nyonya yang dimaksud sama dengan yang ada di dalam pikiranku? Kapan Pak Sergio menikah? Hiks, aku patah hati!""Hal sebesar ini, kenapa nggak ada berita apa pun? Pak Sergio pasti menyembunyikannya sangat rapat."...Banyak karyawan yang menandai Sergio di dalam grup, bahkan ada beberapa karyawan yang punya nyali untuk mengirim pesan pribadi kepada Sergio untuk menanyakan apakah dia benar-benar sudah menikah.Semua grup pekerjaan langsung dibanjiri oleh banyak pesan. Dalam waktu tiga menit, semua orang di perusahaan tahu akan berita ini.Situasinya benar-benar sangat menggemparkan.Saat mereka tengah tenggelam dalam diskusi panas di dalam grup, sebuah pesan tiba-tiba tenggelam di antara pesan-pesan yang terus bermunculan.Sergio. "Ya, itu benar."Kalimatnya sangat pendek, jadi banyak orang mengabaikannya secara tidak sengaja.Ketika mereka kembali tersadar, mereka meny
Di sisi lain, ponsel Hazel menerima pemberitahuan pesan saat dia tengah berbelanja dengan Winda.Hazel membuka pemberitahuan itu, lalu menyadari bahwa Sergio sudah menyetujui permintaan pertemanannya.Merasa senang, Hazel pun membuka ruang obrolannya dengan Sergio, lalu menyadari kalau Sergio ternyata sedang mengetikkan sesuatu untuknya.Ingin menjaga kesopanan, Hazel berniat menunggu pesan Sergio sebelum dia mengirimkan pesan kepadanya. Namun setelah menunggu selama beberapa menit, tidak ada pesan yang datang dari Sergio.Kata "sedang mengetik" muncul berulang kali, yang menunjukkan keraguan Sergio.Entah kenapa, Hazel tiba-tiba merasa sedikit lucu.Dalam kesannya, Sergio tampak seperti bunga pertapa di gunung, tak terjangkau, dingin dan acuh. Dia belum pernah melihat Sergio ragu akan sesuatu.Hazel mencari emoji yang mewakili sapaan, lalu mengirimkannya kepada Sergio. Emoji yang dia kirimkan adalah anak kucing yang lucu dan menggemaskan, muncul dengan tulisan "halo" dengan manis.Ser
"Tuhan menganugerahkan kecantikan kepadamu bukan untuk kamu hancurkan. Kamu sangat cantik, nggak dandan pun masih bisa memikat banyak orang."Hazel mengangkat bahu acuh tak acuh, sengaja menirukan nada bicara Winda dengan mengatakan, "Pertama-tama, kecantikanku ini karena menuruni kecantikan ibuku. Kedua, aku bisa memikat banyak orang meski nggak dandan."Winda cukup geram saat melihat sikap acuh Hazel. Dia memutar matanya jengah, lalu menjawab, "Oh, benarkah? Ada rumor yang beredar di luar sana kalau kamu memiliki wajah di bawah standar sampai tunanganmu sendiri nggak tahan sama kamu."Ketika teringat Justin si bajingan itu, Hazel hanya menimpali dingin, "Siapa juga yang ingin disukai olehnya."Winda bersedekap dan memandangnya dengan ringan. "Benarkah? Dulu, entah siapa yang setiap hari selalu mengikuti ke mana pun Justin pergi."Mengingat saat-saat di mana Hazel sering mengikuti Justin, Hazel langsung terlihat jengkel.Sepuluh tahun yang lalu, Hazel mengalami kecelakaan dan melupaka
"Terus saja mengelak!"Melihat punggungnya yang seperti hendak melarikan diri, Winda tersenyum tidak berdaya dan bergumam pelan.Tampaknya Sergio masih belum cukup mahir.Harus diketahui bahwa menaklukkan Hazel bukanlah suatu tugas yang mudah.Semua orang mengira Hazel memiliki kepribadian yang lembut, berperilaku baik serta mudah ditangani.Namun, tidak ada yang tahu bahwa semua kelembutannya hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang paling dia percayai dan sayangi.Jika orang asing ingin mendekat, dia akan membentengi hatinya dengan erat.Winda sangat penasaran, kapan Sergio bisa menembus pertahanan Hazel?Dia menantikan hari itu.Ketika pegawai toko Winda berdiri di depan cermin dengan linglung, dia mengira Winda tidak puas dengan pakaiannya. Jadi, pegawai itu mendekat dan bertanya kepadanya."Nona, apa Nona butuh sesuatu?"Winda kembali tersadar dari lamunannya, menggeleng dan menjawab sambil tersenyum, "Nggak, kok. Tolong carikan syal yang cocok.""Baik, tolong tunggu sebentar." P
"Aku tahu. Dia memang memperlakukanmu dengan baik, tapi bagaimanapun juga Justin itu cucunya. Kalau hal ini sampai tersebar, reputasi Keluarga Hardwin pasti akan tercoreng." Wajah Winda menunjukkan keseriusan saat mengatakan itu.Dia tidak berasal dari latar belakang sebaik Hazel, jadi sedikit mendapat pengaruh tertentu sejak kecil. Dia tidak pernah percaya perasaan jauh lebih penting jika dihadapkan dengan yang namanya kepentingan.Memang benar bahwa Liana menyukai Hazel dan menyayangi Hazel dengan tulus. Namun, dibandingkan dengan Keluarga Hardwin, di mana keberadaan Hazel?Hazel merenung sejenak, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman tipis. "Nggak masalah. Aku akan mencoba dulu, baru memutuskan langkah selanjutnya."Sebenarnya, Hazel juga tidak begitu yakin akan apa yang terjadi. Namun yang pasti, dia tidak akan mempertahankan pernikahan ini lebih lama lagi.Dia bisa menerima bahwa Justin tidak mencintainya. Dia juga bisa menerima kehidupan pernikahan yang terhormat di masa depan.
Justin tenggelam dalam pemikirannya sendiri, lalu menatap Darra dengan bingung.Darra hanya memberitahunya bahwa Hazel membuat ayahnya jatuh sakit karena keputusannya yang kabur dari rumah beberapa hari yang lalu.Sekarang, Krisna masih dirawat di rumah sakit. Katanya, Krisna terkena serangan jantung karena terlalu emosi dan tidak bisa menahan amarahnya.Jadi, Justin secara tidak sadar berasumsi bahwa itu adalah kesalahan Hazel dan tidak bertanya lagi.Sekarang, setelah Hazel mengajukan pertanyaan ini kepadanya, sedikit keraguan muncul di dalam hatinya.Bertemu dengan tatapan penuh tanya Justin, mata Darra berkedip pelan, lalu menjelaskan, "Kak Justin, aku nggak mau merusak citra baik Kakak di dalam hatimu. Lagipula, masalah membuat ayah jatuh sakit karena emosinya terpancing bukanlah sesuatu yang perlu dibanggakan."Justin yang mendengar itu pun mengangguk pelan. "Ya. Yang kamu lakukan sudah benar. Darra, di dunia ini hanya kamu satu-satunya orang yang begitu lembut dan berhati baik.
Saat melihat makin banyak orang yang berkerumun di sekitar, Darra menggertakkan gigi penuh kebencian, lalu menutupi wajahnya agar tidak dikenali.Keputusannya salah karena memutuskan datang ke restoran ini untuk makan siang.Seharusnya dia tidak berurusan dengan si jalang Hazel!Itu salah Hazel. Kenapa dia mengatakannya keras-keras? Dia bisa merasakan dengan jelas bahwa sorot mata orang di sekitar menatapnya dengan aneh.Tatapan mereka diwarnai dengan penghinaan dan ejekan, seperti mereka melihat orang ketiga yang sudah merusak hubungan orang lain.Akan tetapi, kesalahan apa yang dia lakukan?Dalam suatu hubungan, yang tidak dicintailah yang menjadi orang ketiga.Justin mencintainya, jadi dialah yang seharusnya menikah dengan Justin.Hazel hanya memonopoli pernikahan karena bantuan Liana.Justin juga belum pernah dikelilingi oleh begitu banyak orang sebelumnya. Sekilas, rasa malu melintas di wajahnya yang tampan.Dia berteriak marah, "Hazel, masih mau membuat keributan? Memang benar ka
Hazel tidak menyadari ada dua orang pria yang keluar dari tembok pembatas di lantai atas setelah mereka pergi.Salah satu dari mereka mengenakan setelan jas yang rapi dan mengenakan kacamata. Penampilannya sangat rapi dan tertata.Yang satunya lagi mengenakan setelan santai berwarna putih. Bagian ritsleting depan setengah terbuka, memperlihatkan tulang selangka yang indah di dalamnya. Penampilannya ini memberikan kesan bebas.Rafael, yang mengenakan setelan santai berwarna putih, meletakkan lengannya di tubuh pria di sisinya. Dia tersenyum, lalu mengatakan, "Aku sempat khawatir kakak ipar akan ditindas. Tapi sepertinya Sergio nggak memilih orang yang salah."Namun, Hazel cukup waspada juga rupanya.Awalnya, mereka memperhatikan Hazel secara diam-diam sambil bersembunyi. Tidak disangka kalau mereka hampir ketahuan.Sepertinya Hazel masih belum tahu akan identitas mereka.Dalam beberapa tahun ini, Sergio juga menegaskan kalau beberapa dari mereka tidak diperbolehkan muncul di depan Hazel