Share

Healthy Relationship With You
Healthy Relationship With You
Author: asteroid

Tetangga baru

Di teras rumah nya Tamara termenung, memikirkan apa yang baru saja diakukannya hari ini. Angin sore menerpa wajahnya yang kata orang cantik seperti buah persik. Rumah bergaya Eropa minimalis di depan rumahnya terlihat ramai, rupanya ada keluarga baru yang menempati rumah itu. Dengan mata besar lentiknya ia melihat seorang laki laki berperawakan tinggi, dengan dadanya yang bidang sedang kesulitan membawa peralatan seni nya. Disamping itu ada seorang remaja laki laki ikut membantu membawa barang barang lainnya. Melihat situasinya, tangannya gatal ingin membantu . Ia pun bangun dari singgasana nya di teras dan langsung membantu laki laki itu.

“Lo baru pindah kesini ya? Sini gue bantu.”

“Eh?” dengan cekatan tamara membantu laki laki itu.

"Ini taruh dimana?"

"Disitu aja." Menunjuk area ruang tamu.

Tamara melangkahkan kakinya masuk. Baru kali ini ia masuk ke rumah itu, padahal ia sudah lama tinggal di lingkungan ini. Dilihatnya, dengan mata telanjang betapa menakjubkan desain rumah ini. Semua serba putih yang menegaskan nuansa klasik gaya Eropa. Terdapat banyak sekali ornamen pelengkap yang menimbulkan kesan mewah. Walaupun rumah ia bagus, tapi dibanding ini tiga kali lipat lebih bagus.

"Wah!" Gumamnya, sembari memutar badan melihat sekelilingnya. Gadis cantik itu sangat mengagumi rumah ini. Sampai sampai ia tidak mendengar si empunya rumah memanggil. Setelah sadar ia bergegas menghampiri asal suara itu. Tibalah ia di sebuah taman kecil, yang didepannya terlihat seorang Dewa cupid yang menembakan panah dari tangannya alih alih air mancur. Di sampingnya terlihat bangunan kecil seperti kuil pemujaan khas Yunani kuno. yang isinya sebuah tempat untuk bersantai. Dari luar memang tidak terlihat adanya halaman yang luas ini. Ketika masuk kedalam matamu akan disuguhi beberapa pemandangan yang menyejukkan mata.

Tak terasa sudah satu jam lebih ia membantu tetangga nya. Kini tinggalah ia menikmati secangkir kopi yang disediakan laki laki itu. Ia menghirup aroma dari kopi dan menyesapnya perlahan. Damai, itulah yang sedang ia rasakan. Setidaknya kopi bisa mengalihkan beban pikirannya walaupun hanya sementara. Pria itu menatap gadis berwajah suntuk di sampingnya dan bergumam tanpa sadar.

“Cantik." Tamara mengejapkan mata perlahan. Gadis itu menoleh ke arah suara yang muncul.

(Ini ga salah denger kan gue?) batinnya meragukan.

"Hah? Apa yang lo bilang barusan?"

"Eh?! Apa? Oh engga engga. Itu langitnya cantik. Btw suka kopi kah?” Pria itu gelagapan menjawab.

“Iya cantik banget. Baru sadar gue. Eh iya nih, gatau kenapa kopi panas efek nenanginnya emang juara. “ ujarnya sambil menyesap kembali kopi nya perlahan.

"Muka lo suntuk banget? Ada masalah kah? "

"Oh ga ada apa apa kok, emang keliatan banget ya?" Laki laki itu mengangguk meng-iyakan. Balas Tamara dengan tersenyum. Atmosfir canggung telah mendominasi keduanya.

"Tadi itu ade lo?" Tamara mencoba mencairkan suasana. Karena hanya ada suara bising nya jalan dengan suara burung yang seksekali berkicau.

"Iya gue pindah kesini sama ade dan Ayah. Tapi beliau sibuk sama urusan kerjaan. Jadi yang lo liat hari ini cuma ade gue deh."

Lagi. Keduanya kembali diam sambil menikmati kopinya masing masing. Karena matahari mulai tenggelam, Tamara akhirnya pamit pulang.

“Gue pulang dulu ya, makasih banget buat kopinya. Rumah gue ada di depan situ, kalo ada apa apa hubungin gue aja ya. Bye.” Tamara cepat cepat berlari karna hari sudah gelap.

“EH NAMA LO SIAPA?” teriak laki laki itu. Karna sudah terlalu jauh suaranya teredam oleh bisingnya jalan.

“Aduh anjir mimpi apa gue disamperin cewek cantik begitu. Mana gue gatau namanya. Kapan kapan gua harus kerumahnya.” Setelah itu ia pun melenggang masuk dengan perasaan penasaran yang mengikutinya.

****************

Sampai dirumah, Tamara kembali memikirkan masalah yang sudah terjadi hari ini. Tamara baru tau pacarnya sedang marah karena hal kecil yang dilakukannya.

"Dia tau ga sih gue selalu overthinking? ah gatau lah kayanya mandi ide yang bagus." Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan pikirannya yang suntuk. 

"Duh gue lupa nanya namanya lagi, kenapa tadi ga kenalan. Terus juga kenapa tadi gue sangat amat percaya diri sih? kaya bukan gue. ya ampun Tam, Tam." Sembari menuang shampoo ke tangannya ia tertawa, menertawakan kebodohannya sendiri. Setelah mandi ia kembali ke kamar dan mencari ponselnya yang ia lupa letakkan dimana. 

"Selain bego urusan cinta, ternyata ceroboh juga ya lo Ra. Aduh cape banget jadi Tamara, dahlah besok jadi batu aja." Ujarnya sambil merusak kamarnya yang rapih itu. Cukup lama ia sibuk sendiri dengan ponsel yang belum ditemukannya itu.  

"Akhirnya ketemu!" ternyata Ponselnya terletak dibawah tempat tidurnya. Ia baru sadar tadi ia melempar ponselnya karena terlalu kesal. Di buka ponsel cokelat muda nya

15 panggilan tak terjawab from my bf <3

"Kenapasih gue gabisa lepasin dia?!" Tamara sangan mencintai sekaligus membenci pacarnya, mengingat hal sepele yang ia lakukan tapi oleh pacarnya dibalas dengan rentetan makian. Ponsel di tangannya berbunyi sekali lagi.

"Halo?" Suara bariton terdengar di seberang sana. 

"Kemana aja kamu? Daritadi aku telepon tapi kok ga kamu angkat? Lagi ngapain sih kamu? Aku khawatir sayang." Suara yang tadinya meninggi perlahan memunculkan kekhawatiran. Tamara hanya mengigitkan bibir bawahnya, awalnya ia takut. Perlahan ia mulai merasa pacarnya itu sudah kembali seperti biasanya.

"Halo Tamara? kamu masih disana kan? Tolong jawab aku." Ia tersadar dari lamunannya.

"Eh iya aku masih disini. Tadi ada keluarga yang baru pindahan depan rumah aku, terus aku bantuin deh. Kamu tau kan? Rumah ala ala Eropa itu loh. Eh Ga, kamu tau ga? ternyata dalam rumahnya tuh bagus bangett sumpah! Ini kali pertama aku masuk ke rumah itu btw. Terus juga aku ketemu temen baru, tapi lupa nanyain namanya." 

"Oh anaknya cowok atau cewek?" Tanya nya dengan nada menginterogasi.

(Hah?! responnya gitu doang? buset dah, pengen gue sentil ginjalnya)

"Cowok. Kenapa emang?"

"Pokoknya kamu jangan deket deket sama dia, jangan nyapa juga. Awas aja kamu berani deket deket atau tebar pesona, aku tau yaa. Jujur aku ngak suka." Karena takut tambah panjang jika dirinya membatah, maka ia segera menuruti perintah kekasihnya itu.

"Iya engga kok." Terdengar suara dentuman musik seperti di sebuah Bar.

"Arga? Kamu lagi dimana kok rame banget?" Tanyanya dengan hati hati.

"Hah? Apaan deh orang aku lagi konser di rumah. Yaudah aku tutup dulu, jangan tidur kemaleman ya Cantik. Night sweetheart." (Tuh kan kayanya dia boong lagi.) Tak lama bunyi tutt, ternyata suara telepon sudah diputuskan sepihak. Tamara melamun memikirkannya, ia memang pemikir yang sangat suka memikirkan apa yang tak perlu dipikirkan. 

"Iya night too" //huft//

Gadis itu lemas seketika. Ia terlihat sesekali menghela nafas kasar. Setelahnya ia naik ke atas tempat tidur untuk menjemput alam mimpinya. Ia harus bersiap besok untuk pergi ke kampus. Karena ada kelas pagi. Tak lama Tamara terpejam menikmati mimpinya. 

***

Terkadang tidur adalah suatu hal yang mengasyikan saat dilakukan ketika sedang tertimpa masalah. Karena dalam dunia mimpi, khayalan apapun menjadi milik kita. kita bebas mengaturnya, tanpa memikirkan perasaan orang lain. itulah kenapa banyak orang yang hanya berani bermimpi dan takut menghadapi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status