Share

Hear Me
Hear Me
Penulis: Weni Anzari

01; Dharmawangsa Group

DHARMAWANGSA GROUP.

Jeff kontan mengendorkan dasi yang terikat dileher nya, saat kedua matanya tanpa sengaja membaca plang nama tersebut, ketika mobil yang dia kendarai melewati kantor pusat dari perusahaan itu. Napasnya tersenggal, dan refleks, satu tangan nya langsung mencengkeram stir dengan kuat, diikuti kedua mata yang juga menatap tajam ke arah kantor besar nan tinggi itu, meskipun hanya sekilas.

Well, Dharmawangsa Group adalah sebuah perusahaan waralaba ritel, yang memiliki minimarket hampir di seluruh Indonesia dengan nama Dharma Mart, minimarket yang menjadi favorit sebagian warga negara, karena mudah ditemui dimana pun ketika bepergian. 

Iya, Jeff tahu kalau Dharmawangsa Group memang perusahaan yang sebesar itu. Hanya saja, dia benci mengakuinya.

Dia benci karena orang yang ada di balik kesuksesan perusahaan itu, adalah sosok yang tidak bertanggung jawab terhadap sesuatu yang beresiko yang sudah dia lakukan. 

Pikiran Jeff seketika ditarik mundur ke belakang, saat usianya masih empat tahun. Dia ingat betul, saat itu Ibu nya membawa dia ke sebuah rumah besar bak istana yang memiliki pagar menjulang tinggi, dilengkapi security dimana-mana. 

Jeff kecil mendongak, menatap Ibu nya yang menggandeng tangan mungil nya. 

"Mama, kita mau kemana?" Tanya Jeff dengan polosnya. Wajah Mama nya yang sempat tegang, kontan melembut saat kedua matanya bertemu dengan manik cokelat Jeff. 

"Kamu mau ketemu Papa kan?" Jeff langsung berbinar seraya mengangguk semangat, membuat Ibu nya tersenyum tenang sambil membelai rambut tebal Jeff yang saat itu dipotong batok.

"Iya udah, kita masuk. Ini rumah Papa kamu, sayang." 

"Uwah... Jadi selama ini Papa tinggal satu kota sama kita?" Ibu Jeff hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan anak nya. 

"Tapi kenapa Papa enggak pernah datang ke rumah kita, Ma?" 

"Karena... Papa sibuk. Papa sibuk sama pekerjaan nya di kantor. Jadi, harus kita yang datang ke rumah Papa."

"Tapi, Ma, kata Kevin teman aku, keluarga itu tinggal nya di rumah yang sama. Terus kenapa Papa punya rumah sendiri disini, sedangkan rumah kita di sana. Kita kan keluarga. Harusnya tinggal di rumah yang sama kan, Ma?" Bukan sebuah kalimat yang Jeff dapat sebagai jawaban saat itu, tetapi hanya senyuman Mama yang nampak palsu di wajah cantik nya. 

"Ayo kita masuk sayang." Jeff hanya mengangguk tanpa banyak bertanya lagi. Karena dia benar-benar senang, penantian nya untuk bertemu dengan sosok Papa yang sering Mama ceritakan, akhirnya terjawab hari ini. 

Sampai akhirnya ketika Jeff dan Ibu nya hendak masuk ke dalam, seorang security mencegat mereka. 

"Ada keperluan apa Ibu kemari?" Tanya security itu. 

"Saya mau bertemu dengan Praseno Dharmawangsa." 

"Ada keperluan?"

"Keperluan pribadi." 

"Bisa tolong jelaskan keperluan pribadi nya apa?"

"Tidak. Saya hanya ingin bertemu dengan beliau." 

"Begini Ibu, Pak Pras itu tidak menemui sembarang orang---"

"Kami bukan sembarang orang. Jadi tolong, Bapak panggil Praseno Dharmawangsa sekarang."

"Loh, Ibu kok nyolot." 

"Saya hanya ingin bertemu dengan beliau. Sudah, itu saja. Bapak jangan memperumit dong." 

"Saya hanya menjalankan tugas." 

"Oke. Kalau begitu panggil Pras kemari. Saya tahu dia ada di rumah."

"Nggak bisa---"

"Sekarang. Kalau dia tidak mau keluar, katakan pada Pras, kalau saya akan meminta pertanggung jawaban melalui media." Saat itu Jeff masih terlalu kecil untuk mengerti semuanya, sehingga yang dia lakukan hanya diam sambil menunggu sosok Papa yang sangat ingin dia temui datang. 

Sementara Tamara, wanita cantik yang merupakan Ibu Jeff, terlihat sekali kalau dia sedang menahan api dalam diri nya supaya tidak bertambah besar. Dan karena nya, security tadi segera bergegas ke dalam untuk menyampaikan pesan pada majikan nya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status