Suara ribut dari luar membangunkan Priscilla dari tidurnya, terdengar suara dua lelaki tengah beradu mulut dengan Alexa. Priscilla enggan melihatnya tapi sepertinya Alexa benar-benar butuh bantuan.
"Ada apa ini?" Tanya Priscilla.
"Pergi gak lo atau mau gue panggil polisi?!" Bentak Alexa.
Dua lelaki itu pergi saat mendengar ancaman dari Alexa, Alexa nampak frustasi dan terduduk di depan pintu sambil memijit kepala dengan kedua tangannya.
"Kak ada apa sih?"
"Gak apa-apa, sorry udah bikin istirahat lo keganggu." sahut Alexa.
Melihat respon Alexa yang seperti itu Priscilla tidak mau bertanya lagi, ia merasa Alexa tidak ingin siapapun tau masalahnya.
Priscilla melihat jam yang terpajang di dinding, ia baru ingat kalau satu jam lagi akan pergi ke dokter kandungan untuk memeriksa kandungannya. Priscilla bergegas mandi lalu berdandan secant
"Pagi bumil cantik." Sapa Jay dengan intonasi nada ceria.Priscilla tercengang melihat penampilan Jay pagi ini, ia nampak rapih dengan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam. Kaki yang biasanya selalu menggunakan sepatu bots kini menggunakan sepasang sepatu pantofel mengkilap, piercing yang menghiasi tubuhnya juga kini sudah tidak ada."Ini beneran kak Jay kan?" Tanya Priscilla.Jay tertawa, ia tau kalau Priscilla pasti syok dengan penampilannya sekarang. Hari ini Jay mendapat panggilan kerja di sebuah perusahaan arsitektur, ia berusaha mati-matian berdandan serapih mungkin agar penampilannya terlihat sopan."Doain gue lolos interview ya?" Jay mengelus kepala Priscilla pelan."Pasti kak! Aku doain biar kakak lolos terus jadi arsitek terkenal ya." Sahutnya."Hey kamu jangan nakal ya, papa Jay berangkat kerja dulu." Jay tanpa sadar mengelu
Priscilla membalut luka di jarinya yang terkena pisau saat memasak, ia memasak beberapa makanan untuk Jay walaupun rasanya mungkin sedikit meragukan. Sudah hampir sore Jay belum juga kembali, semua masakan yang Priscilla sajikan juga sudah mulai hampir dingin.Menjelang maghrib Jay baru menampakkan batang hidungnya, ia tampak kusut dan lelah. Penampilannya yang tadi sangat rapih kini terlihat berantakan, bibirnya tersenyum saat melihat Priscilla yang tengah menunggunya di depan rumah."Maaf ya gue pulang telat.""Gak apa-apa kak, ayo masuk aku udah masak buat kakak."Priscilla menarik tangan Jay untuk masuk ke dalam rumah, tapi Jay justru menghentikan langkahnya dan melihat jari Priscilla yang terbalut plester."Tangan lo kenapa?""Kena pisau, gak apa kok kak cuma kegores sedikit aja."Jay menghela nafas kasar, "lain kali hati-hati, dan kalo bi
Jay meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, ternyata pekerjaan sebagai office boy cukup melelahkan juga baginya. Bis terakhir juga sudah lewat dari kantornya, terpaksa Jay berjalan kaki beberapa ratus meter ke pangkalan angkot."Jay!" Sapa Kalina yang baru keluar dari parkiran gedung."Lo jalan kaki Jay?""Iya, gue ketinggalan bis terakhir.""Ayo gue anter pulang." tawar Kalina.Jay terus menolaknya karena arah rumah mereka berbed, tapi Kalina terus memaksanya bahkan mengancam akan marah jika Jay terus menolak. Mau tidak mau Jay menurutinya, sepanjang jalan Kalina terus mengoceh dan bertanya banyak tentang Jay. Jay hanya menjawab ocehan Kalina seadanya karena ia sedang fokus menyetir, lagipula ia tidak suka terlalu banyak bicara apalagi bukan untuk membicarakan hal yang penting.Seperti biasanya, Priscilla dengan setianya menunggu Jay di depan rumah sambi
"Good morning Mama Icil,". Sapa Jay sambil memamerkan barang belanjaan di hadapan Priscilla."Morning too Papa Jay,""Ini buat kamu sama baby S,"Priscilla menerima bingkisan itu dengan senang hati, "Maaci Papa Jay, baby S seneng deh."Wajah Jay tersipu, ia tidak tahan melihat keimutan Priscilla. Kini dua pasangan muda itu tengah di mabuk asmara, kebahagiaan mereka memberikan energi positif untuk kandungan Priscilla."Aku berangkat dulu ya?"Priscilla tercengang, ia baru sadar sedari tadi Jay memanggilnya dengan sebutan aku kamu bukan lagi lo gue."Tumben panggilnya aku kamu, hehe." Cengir Priscilla, membuat Jay malu."Emm gak apa-apa dong, kan sebentar lagi mau jadi ayah. Masa ngomongnya masih kasar,""Amplas aja kak kalau kasar, biar halus." Priscilla tertawa.Sepertinya energi dan semangat J
"Jay?" Panggil Kalina.Jay masih termenung di dalam gudang, pikirannya entah kemana."Lo kenapa? perasaan tadi baik-baik aja?"Jay masih terdiam, ia tidak menyahuti perkataan Kalina sama sekali. pikirannya masih jauh melayang ke memori puluhan tahun silam. Jay tidak menyangka akan bertemu Andrew disini, entah ini suatu kebetulan atau rencana Tuhan tapi Jay masih cukup syok untuk menerimanya."Minum dulu," tawa Kalina.Jay menerimanya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, tapi Kalina tidak mempermasalahkannya sebab Kalina paham kalau Jay saat ini sedang kalut."Kalau lo berkenan, lo boleh kok cerita ke gue tentang masalah lo Jay."Jay masih bungkam, tapi beberapa saat kemudian mulutnya mulai mampu berucap."Kal, kalau lo ketemu lagi sama orang yang udah sekian lama campakkin lo gimana reaksi lo?"Kalina mengetuk satu
Pagi ini hujan pertama turun sebagai pertanda datangnya musim hujan, disaat orang-orang sibuk menyelamatkan dirinya dari derasnya hujan Andrew justru malah bertingkah sok tampan di bawah derasnya hujan. Bukan tanpa alasan, hal ini ia lakukan karena ingin memikat perempuan lugu nan polos yang belum terjerat olehnya."Dasar gila." ucap seorang perempuan muda yang lewat di hadapan Andrew.Bukannya kesal Andrew justru tersenyum lebar karena usahanya berhasil memikat seorang perempuan, walaupun dengan kata hinaan. Andrew memperhatikannya dari balik payung yang ia kenakan, seorang perempuan dengan mata bulatnya nan indah namun tatapannya cukup tajam. Pakaiannya sederhana tidak seperti mahasiswi lainnya, juga wajahnya yang tanpa riasan membuat kecantikannya terpancar alami. Selama hidupnya belum pernah Andrew melihat perempuan secantik dia, Andrew merasa kali ini ia benar-benar jatuh cinta. Ternyata yang terpesona pada kec
Roni menatap heran Andrew, sedari tadi Andrew senyum-senyum sendiri seperti orang yang tidak waras membuat Roni merinding. Selama mengenal Andrew, Roni belum pernah melihat Andrew kasmaran sampai seperti ini. Biasanya kasmaran Andrew hanya bertahan beberapa jam saja atau paling lama satu hari, tapi sekarang sudah menginjak hari keduapun ia masih tetap begini."Bro, lo bener-bener suka ya sama itu perempuan?""Banget bro, dia perempuan pertama yang bisa ngambil seluruh hati gue.""Tapi pacar-pacar lo yang lain gimana?""Ya ambil aja buat lo, Ron." sahut Andrew dengan entengnya.Roni menggelengkan kepala, sahabatnya yang satu ini memang tidak punya perasaan kecuali untuk Rissa. Enteng sekali ia membuang pacar-pacarnya, dan Roni yakin setelah ini pasti ia akan diteror barisan para perempuan sakit hati. *****"Rissa!" panggil Andrew da
Setelah kejadian itu Andrew banyak diam, tapi semangatnya untuk cepat menyelesaikan pendidikannya masih tetap sama. Ia ingin membuktikan pada Ghani kalau ia benar-benar serius pada Rissa, ia akan berjuang di atas kakinya sendiri tanpa sepeserpun harta orangtuanya untuk bisa bersanding dengan Rissa. Karena hubungannya tidak direstui oleh Ghani, Andrew dan Rissa memutuskan untuk backstreet. Sejak malam itu juga Ghani mengirim Rissa tinggal di rumah adiknya, ia berharap Andrew tidak bisa menemukan Rissa disini. Tapi akal Andrew jauh lebih panjang dari perkiraan Ghani, hanya butuh satu hari ia dapat menemukan lokasi keberadaan Rissa. Parahnya lagi adik Ghani justru mendukung hubungan mereka dan lebih memilih mengkhianati kakaknya, karena Andrew selalu memanjakannya dengan uang tutup mulut yang tidak sedikit. "Kalian gak mau nikah siri aja? daripada pacaran backstreet gini kan, mungkin kalau sudah terlanjur menikah