Hari kedua kepergian Julie diisi dengan sidang antara Leonard dan Nadine, Priscilla menatap kedua orang di hadapannya dengan tatapan muak. Priscilla masih ingat sekali ketika Leonard mengganggapnya sebagai makhluk rendahan saat ia ketahuan hamil, tapi ternyata Leonard jauh lebih rendah daripadanya. Leonard tega mengkhianati perempuan sebaik Julie, padahal selama ini Julie selalu baik dan tidak pernah bertingkah aneh-aneh di dalam rumah tangganya.
"Sila," panggil Leonard.
Sila mengangkat telapak tangannya, ia tidak tau harus bicara apa pada Leonard dan Nadine. Terlalu banyak kemarahan di dalam hatinya, sampai-sampai Priscilla sendiri bingung harus bagaimana meluapkan emosi dan rasa kecewanya.
"Papi akan menceraikan Nadine," ucap Leonard.
"Mas! Priscilla belum ngomong apa-apa loh, jangan asal ambil keputusan sendiri aja, siapa tau kan-" ucap Nadine, namun ucapannya dipotong oleh Priscilla.
"Siapa tau apa Nadine? siapa tau
Lama tidak bertemu kedua pasangan ini akhirnya bertemu kembali, namun bukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka melainkan untuk mengakhiri pernikahan. Sherin dan Stefan saling duduk berseberangan, mereka saling menatap tajam satu sama lain. Sepertinya pernikahan mereka memang sudah tidak bisa diselamatkan, Sherin sesungguhnya masih mencintai Stefan namun ia sudah tidak tahan lagi dengan tingkah lakunya."Jadi apa kalian yakin ingin berpisah?" tanya Yuda."Sherin sudah sangat yakin yah," jawabnya."Lalu kamu Stefan?""Saya juga ingin berpisah dari Sherin, saya gak bisa melanjutkan pernikahan ini." jawab Stefan santai."Apa kalian gak bisa bersabar dulu? umur pernikahan kalian masih seumur jagung, wajar kalau banyak cobaannya. Lagipula kami tidak mempermasalahkan mau kalian punya anak cepat atau lambat," Hilda mencoba membujuk Sherin dan Stefan."Maaf bu, tapi masalah antara aku dan Stefan bu
Kalina baru sampai di rumah sekitar pukul tujuh malam, saat melihat mobil Stefan terparkir di halaman rumahnya Kalina segera masuk ke dalam rumah karena ia tahu sang don juan pasti sudah menunggunya lama. Saat Kalina menengoknya ke dalam kamar ternyata Stefan masih tertidur pulas, wajahnya nampak lelah dengan berbagai dokumen terhampar di ranjang. Kalina memunguti dokumen-dokumen tersebut, setelah selesai Kalina langsung menuju ke dapur dan membuatkan makan malam untuk Stefan. Aroma masakan Kalina berhasil membuat Stefan terbangun dari tidurnya, ia segera beranjak lalu pergi ke dapur untuk bersiap makan malam. "Masak apa?" tanya Stefan, kedua tangannya ia lingkarkan di pinggang ramping milik Kalina. "Masak sup ikan, lo suka kan?" Mendengar kata sup ikan membuat Stefan jadi teringat akan Priscilla, belakangan ini Stefan selalu teringat akan Priscilla. "Gue masih ngantuk," ucap Stefan, Lalu membenamkan wajahnya di tengkuk Kalina.
Tibalah Priscilla di rumah mewah milik Ares, terlihat seperti istana tapi bagi Priscilla ini adalah penjara. Priscilla disambut beberapa asisten rumah tangga Ares, dan juga empat orang pengawal yang nantinya akan bertugas menjaga kamar Priscilla."Panggilkan Dokter Reyan dan Dokter Iriana untuk memeriksa keadaan Priscilla," titah Ares.Dean segera memenuhi perintah atasannya tersebut, tidak butuh waktu lama kedua dokter itu datang dengan tiga orang perawat untuk mendampingi mereka."Silahkan masuk," ucap Dean.Dokter Reyan dan Dokter Iriana terkejut melihat keadaan Priscilla, luka robek di sudut bibir dan lebam di pipi juga darah mengalir dari area intimnya namun Priscilla hanya diam menatap kosong ke depan."Dean, gadis ini kenapa?!" tanya Dokter Iriana, raut wajahnya nampak panik."Urusi saja dan jangan banyak bertanya," sahut Ares yang baru tiba di kamar Priscilla.Dean menggendong tubuh Pr
Pukul sebelas malam Priscilla terbangun dari tidurnya. Priscilla kira kejadian buruk yang menimpanya hanyalah mimpi, ternyata semua nyata dan membuat hatinya sakit mengingat kejadian itu lagi. Dua asisten rumah tangga Ares ikut terbangun mendengar tangisannya, mereka menawarkan makan untuk Priscilla namun ditolaknya."Aku mau pulang, tolong." Priscilla menangis terisak.Melihat tangisannya, dua orang di hadapannya ikut menangis dan menenangkan Priscilla."Kamu makan dulu ya? kamu belum makan sejak datang." bujuk Firda.Priscilla menggeleng, dan tangisannya malah semakin kencang. Ares yang terbiasa tidur dengan ketenangan akhirnya ikut terbangun juga, emosinya sudah di ujung kepala mendengar tangisan Priscilla. Ares membuka pintu kamar dan membantingnya, membuat ketiga orang di dalam kamar ketakutan."Priscilla," panggilnya.Priscilla tidak menyahutinya dan masih menangis tanpa suara, Ares mendekatinya dan
Niko memasuki ruang kerja Leonard, dengan membawa beberapa dokumen juga fasilitas yang Leonard berikan dulu. Niko berniat mundur dari perusahaan Leonard, ia sudah tidak bisa lagi bekerja untuk Leonard."Untuk apa kamu membawa semua fasilitas yang saya berikan? saya tidak berniat memecat kamu," tanya Leonard."Saya ingin mengundurkan diri, dan ini semua barang milik Bapak.""Kamu yakin ingin mundur dari perusahaan saya?"Niko mengangguk, Leonard tidak bisa memaksa Niko jika ia ingin pergi dari perusahaannya. Niko tidak membawa apapun yang bukan haknya untuk pergi dari sini, bahkan rumah yang memang menjadi miliknya tidak ia ambil."Saya sudah keluar dari perusahaan Pak Leonard," ucap Niko pada seseorang di telepon.*****Pukul sebelas siang Priscilla baru terbangun, kepalanya terasa sakit karena terus menangis semalaman. Matanya terlihat sangat sembab, membuat pandangan matanya terasa tidak nyaman.
"Dimana Ares?" tanya Damian yang baru tiba dari Boston."Tuan Ares ada di kamarnya, biar saya panggilkan." jawab Nini."Tidak usah, biar saya yang ke atas langsung menemuinya."Nini panik melihat Damian pergi menemui Ares di kamarnya, pasalnya saat ini Ares tengah bersama perempuan di dalam kamar dan pastinya mereka tengah melakukan hal yang tidak-tidak. Damian meminta kunci cadangan pada bodyguard yang sedang lewat di depan kamar Ares, awalnya bodyguard tersebut agak ragu untuk memberikan kunci kamar Ares namun karena Damian mengancamnya mau tidak mau ia memberikannya. Saat Damian membuka pintu kamar Ares pemandangan yang tidak mengenakkan langsung terlihat jelas di depan matanya, Ares tengah bercinta dengan seorang perempuan dan kini mereka sedang tidak mengenakan sehelai pakaian pun. Perempuan itu panik, dan segera mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya."Papah! bisa gak sih ketuk pintu dulu!" bentak Ares."Turun ke ba
Selama ada Damian dan Helena dirumah, sikap Ares tidak kasar seperti kemarin. Rumah ini besar dan banyak penghuninya, tapi Priscilla merasa kesepian. Priscilla merasa jenuh berada di kamar besar ini, meskipun ada Firda dan Dini yang menemaninya.Esok adalah hari pertunangannya dengan Ares, Damian dan Helena sibuk mempersiapkan yang terbaik bahkan sampai memanggil musisi terkenal untuk mengisi acara pertunangan nanti. Leonard juga datang untuk membantu Damian mempersiapkan semuanya, mereka saling berbincang seru di ruang tamu tapi sayangnya Leonard tidak sama sekali menjenguk Priscilla. Leonard tidak mengizinkan Priscilla keluar dari kamarnya, ia takut Priscilla akan kabur lagi terlebih sekarang keadaan orang-orang sedang sibuk. Leonard takut Priscilla akan memanfaatkan keadaan dan pergi dari rumah Ares, karena ia tau kalau Jay sekarang sudah bebas. Leonard masih belum tau siapa yang sudah membebaskannya, yang ia tahu hanya kerabat Jay yang menjamin kebebasannya.
Pencabutan saham yang dilakukan Andrew membuat Leonard agak putus asa, pasalnya Damian tidak dapat membantunya untuk menutupi seluruh kekurangan yang ia butuhkan."Kemana lagi aku harus mencari investor untuk menutupi kekurangannya?" gumam Leonard.Leonard akui, Yona masih kalah jauh keahliannya dari Nadine. Meskipun tingkah Nadine menyebalkan, tapi Nadine selalu berhasilnya menarik pengusaha lain untuk bekerja sama dengan perusahaannya. Andai waktu itu Leonard tidak gegabah memecat Nadine, mungkin sekarang ia tidak perlu kerepotan seperti ini.Malam ini pertunangan Ares dan Priscilla akan diselenggarakan, akan banyak pengusaha yang datang ke acara pertunangan. Leonard berharap ia bisa mendapatkan investor lewat pertunangan Priscilla.****Di rumah Ares kini sudah ramai orang berdatangan, mulai dari pegawai butik yang mengantarkan gaun hingga bagian katering datang untuk membawa tester makanan. Ada banyak jenis makanan yang