Share

Pesan Terakhir

Kenan tak habis pikir, apa yang membuat Mak Rusli bersikeras memintanya pulang ke Padang? Hal penting apa yang tak bisa dibicarakan lewat telepon? Bahkan, Kakak mamanya itu mengatakan, apa yang hendak disampaikan perihal hidup dan mati.

"Ngelamun apa?" Hasna meletakkan secangkir kopi panas ke meja makan.

Kenan tak menjawab. Dia malah memperhatikan Hasna yang sudah berpakaian rapi, harus turun ke dapur membuatkan sarapan untuknya. Menggunakan celemek merah, dan sandal rumahan, wanita itu justru terlihat sangat cekatan. Tangannya lincah menggoreng telur mata sapi di atas kompor, sementara matanya juga awas memperhatikan toaster, menjaga agar roti tak gosong.

"Kamu enggak takut bau asep?" Kenan akhirnya tak tahan untuk bertanya.

Hasna menoleh sebentar sembari melempar senyum. "Enggaklah. Kalau udah bawaannya cantik, pasti wangi aja kecium di hidung."

Kenan tertawa pelan. Istrinya itu tidak saja aneh, tapi juga menderita sindrom narsis akut.

"Siapa bilang kamu cantik? Menurutku enggak sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status