Share

Hamil? Jangan Deh

"Nggak usah seret-seret, Bi! Aku bisa jalan sendiri!" Dia menyentak kasar tangannya membuat tubuhku terayun, untung tidak sampai jatuh ke lantai, kalau tidak pasti si jalang itu sudah tertawa ngakak melihat aku terjatuh.

"Mas, kayaknya benar kata orang-orang kampung soal kamu. Kamu yang mata keranjang rupanya," bentakku ketika sudah berada di dalam rumah.

"Kamu jangan asal nuduh, Bi. Lagian apa salahnya ngobrol berdua, dia lagi bete abis putus dari pacarnya, Mas lagi bete abis berantem sama kamu. Terus kami cuma sekedar ngobrol biasa, lantas di mana salahnya?" jawab Mas Agung seenak jidat, tidak ada rasa bersalahnya sedikitpun.

"Apa? Coba ulangi lagi, Mas? Kamu masih nanya di mana salahnya? Lama-lama aku bisa stres berat hidup sama kamu, mending kita cerai aja, aku udah nggak kuat."

"Nggak, Sayang. Jangan dikit-dikit ngomong cerai. Dikit-dikit cerai. Semuanya ada solusi, nggak perlu kayak gini juga."

Aku berjalan cepat masuk ke dalam kamar, menutup pintu, lalu menguncinya. Sungguh tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status