Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (35)
"Kalau gitu, ayo sekarang kita turun untuk Dinner bersama mereka, dan mari kita buat mereka semakin menyesal," ajak Dina membuat Al memandangnya penuh tanya."Caranya?""Caranya dengan Aa' menunjukkan pada mereka, bahwa Aa' yang dulu mereka abaikan, kini baik-baik saja dan bisa hidup bahagia. Baik secara materi maupun secara ruhani. Tunjukkan bahwa saat ini Aa' memiliki hidup yang sempurna, dengan begitu mereka akan semakin menyesal sebab telah mengabaikan sebuah berlian yang berharga." Dina terus berusa mensupport suaminya.Al tertawa sumbang, "kamu hanya sedang berupaya membesarkan hati saya 'kan?" ucapnya."Betul, karena memang Aa' itu besar hati, dan Aa' harus sadar bahwa diri Aa' begitu mengagumkan, dan hidup Aa' begitu sempurna," jawab Dina mantap seraya memandang lekat suaminya.Al tersenyum tipis. "Kamu ya ....""Kenapa aku, A'?" sahut Dina dengan nada menggoda.Ada banyak hidangan yang disajikan malam ini, acara perkenalan keluarga ini memang dibuat non formal, Oma Rose menyiapkan sebuah pesta kecil-kecilan untuk momment kebersamaan keluarganya.Dan di antara banyaknya hidangan yang tersaji, Kue lapis yang berwara-warni lah menarik perhatian Al dan Dina."Aa' mau kue lapis?" Dina menawari suaminya."Boleh."Dina lalu mengambil dua buah kue lapis untuk dirinya dan suaminya."Enak, A'?" "Enak.""Aa' tahu nggak? kue lapis ini salah satu makanan yang selalu hadir di acara pernikahan atau acara tahapan-tahapan pesta pernikahan lho!" ucap Dina seraya menikmati kue lapisnya."Nggak, saya baru tahu, karena nggak pernah menghafal nama-nama kue di acara pernikahan," jawab Al polos."Kue lapis ini selalu hadir di acara pernikahan, karena dia punya filosofi tersendiri," jelas Dina membuat Al menoleh memandangnya."Miss folosofi mulai beraksi ya," sindirnya.
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (36)Al dan Dina saling berpandangan sesaat, kemudian Dina segera merespon sapaan mereka,"Hai, silakan," jawab Dina ramah.Mereka lalu berhamburan memutari meja yang berisikan hidangan, menyerbu beberapa makanan untuk dinikmatinya."Btw, istri lo masih muda ya, Al?" tanya seseorang yang posisinya paling dekat dengan Dina."Hem." Al menjawab malas."Masih sekolah, Din? Apa udah kerja?" tanya yang lain lagi."Masih kuliah," jawab Dina apa adanya."Masih kuliah kok udah nikah? Sama om-om lagi, butuh uang ya lo?" celetuk seseorang yang berada tepat di seberang Dina, membuat semuanya tertawa.Tanpa banyak bicara, Al segera menarik tangan Dina untuk diajaknya pergi, namun Dina menolak dengan memberi kode menggunakan matanya.Dina hanya tersenyum mendengar ocehan sepeupu-sepupu Al."Sorry, aku bukan type cewek yang nikah buat nyari harta kaya kalian, kalau aku
"Belum izin aja kamu? Lusa acara resepsi kita, saya nggak mau kamu kelelahan," ucap Al perhatian. "Iya, A', besok rencananya masuk hanya setengah hari, sekalian mau bagi-bagi undangan ke teman-teman. Aa' juga besok masih kerja 'kan? Aa' juga nggak boleh kelelahan, bukan hanya Dina," sahut Dina balas memberi perhatian."Besok hari terakhir saya kerja sebelum saya cuti untuk seminggu kedepan, jadi saya harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik," jelas Al membuat Dina bertanya."Seminggu ke depan, A'?""Iya.""Kok panjang Aa' cutinya? Mau ajak aku bulan madu ya?" tebak Dina dengan nada manja khasnya."Iya.""Serius, A'?" sahut Dina tak menyangka."Serius. Dan kali ini hanya berdua, tidak dengan Vio," jawab Al sembari menahan tawa mengingat kejadian beberapa waktu lalu."Ya ampun, Dina seneng banget, A'," ucap Dina berbinar membuat Al tersenyum."Memangnya kita mau bulan madu ke mana, A'?"
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (37)"Dina turun dulu ya, A'," pamit Dina seraya mencium tangan suaminya."Iya," jawab Al singkat, kemudian Dina segera bersiap turun dari mobil suaminya. Baru saja tangannya hendak membuka pintu, suaminya kembali memanggil."Din ....""Ya, A'?"Dina menoleh, kemudian Al meraih kepalanya dan, Cup!Sebuah kecupan singkat mendarat di pucuk kepala Dina, membuat wanita 20 tahun itu blushing seketika."Hati-hati," pesan Al lagi."Iya, A'," jawab Dina sembari tersenyum salah tingkah.Seperti biasa, Al melarang Supri melajukan mobilnya sebelum Dina benar- enar tak lagi terlihat punggungnya."Kamu kenapa senyam-senyum, Pri?" tanya Al heran melihat sopir pribadinya tengah senyam-senyum sendiri seperti orang sedang kasmaran."Ah, nggak apa-apa, Pak. Hanya saya merasa bahagia saja melihat Bapak dan Mbak Dina bisa harmonis seperti itu," jawab Su
CINTA SATU MALAM - PESONA OM BUJANG LAPUK 37 BSedangkan di sisi lain, Al yang sedang menyampaikan hal-hal apa saja yang harus Reno kerjakan selama dia cuti, merasa sulit mendapatkan fokusnya. Pikirannya dipenuhi dengan Dina dan Dina.Sampai pagi berganti siang, pekerjaannya tak kunjung selesai. Beberapa kali ia berhenti menjelaskan hanya sekedar untuk kirim chat ke bocah tengnya, memastikan istrinya itu baik-baik saja di sana."Lo kenapa sih, Bro, dari tadi nggak fokus aja?"tanya Reno heran melihat Al yang terus gelisah mengecek ponselnya."Gue kepikiran Dina," jawab Al singkat."Astaga, si om-om bucin ini, nggak bisa ya sebentar aja lupain istrinya? Please deh, ini jam kerja, Bro! Secinta itu lo sama Dina?" ujar Reno yang malah meledek Al."Lo kalau nggak ada niat ngasih solusi mendingan diem!" jawab Al ketus, merasa ini bukan saatnya bermain-main. Dari dalam lubuk hati yang terdalam ia benar-benar tengah mencemaskan istrinya.
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (38)"Ren! Cepat sedikit dong!" titah Al pada Reno untuk mempercepat laju mobilnya. Sahabat Al itu melarangnya untuk mengemudikan mobil sendiri sebab khawatir membahayakan, karena kondisinya yang sedang kacau dan tak fokus akibat kabar hilangnya Dina.Al dan Reno segera menuju kampus Dina untuk mencarinya langsung setelah Supri mengabarkan gagal menemukannya.Sepanjang perjalanan Al terus mencoba menghubungi nomor Dina, namun nihil, bocah tengil itu tak kunjung mengangkatnya."Please, Din! Angkat telepon saya! Jangan ngerjain saya seperti ini, Din!" gumam Al pelan namun terdengar oleh Reno.Sahabat Al itu menoleh memandanginya, sejak Supri mengabarkan Dina tak ditemukan di kampusnya, Reno tak lagi banyak bicara, ia hanya diam dan membiarkan Alfaro meluapkan emosinya."Entah apa yang sudah Dina lakuin ke Lo, Al. Tapi yang jelas, gua bisa melihat ada cinta yang begitu besar di hati lo untu
Al segera mengankat telepon dari istrinya.[Hallo, A' ....][Din, kamu di mana?][A' ... Tolong Dina, A' ....] suara Dina terdengar tercekat.[Din, kamu kenapa, Din? Addina?] Al mulai cemas.[Hallo, Tuan!][Siapa kamu? Mana istri saya, jangan sentuh dia! Atau kau akan menyesal!][Tuan tenang saja, istri tuan akan aman untuk satu jam kedepan.][Nggak usah basa-basi, Lo mau berapa?][Wah ... Wah ... Wah ... Gua paling demen nih yang to the point gini. Oke, nggak banyak-banyak, 1 M aja. ][Oke, cepat share lock. Gua meluncur sekarang juga.][Oke, Tuan. Tapi ingat, jangan berani-berani membawa polisi ataupun rombongan. Datanglah sendiri dengan membawa 1 M untuk kami, kalau tidak .... Aaaaaaarrrrrrggghh!]Terdengar suara Dina menjerit kesakitan.[Dina! Hei, bang*s*t lo! Berani Lo sentuh ujung jari istri gua, habis Lo!][Oke, kami tunggu kedatangan Anda, Tuan. See
Cinta Satu Malam - Pesona Om Bujang Lapuk (39)Setelah beberapa saat saling memandang, akhirnya Alfaro bergegas maju mendekati Dina, namun dengan cepat seseorang yang tadi menyambutnya kini menghalau langkahnya."Eeiiiittss, santai, Tuan! Jangan terburu-buru! Anda belum bisa menyentuhnya sebelum persyaratan yang saya minta beralih ke tangan," ucapnya menagih uang 1 M yang Al janjikan.Al menatap tajam dua lelaki yang sama-sama menggunakan masker, menandai mata mereka sedetail mungkin, kemudian dengan cepat menyerahkan tas hitam yang berisikan uang 1 M.Tampak Dina yang tengah dibekap semakin memberontak, istri Alfaro itu menggeleng-gelengkan kepala cepat, pertanda ia tak mengizinkan suaminya menyerahkan tas hitam itu pada mereka yang sudah menyekapnya."Diam!" bentak seseorang yang membekap mulut Dina, membuat rahang Alfaro mengeras menahan emosinya.Sedangkan seseorang yang berada di depan Al memandang tas hitam di tangan Al de