All Chapters of Hijrah di Bawah Tuntunan Gadis Malam yang Kusewa : Chapter 1 - Chapter 10
248 Chapters
1. Nikahi Aku, Om!
"Di mana barangnya?" tanya Alfaro pada tante Merry.Beberapa waktu lalu, tante Merry mengabarkan padanya, bahwa ada barang baru yang begitu menarik, sehingga malam ini ia datang menemuinya di tempat biasa."Ada di kamar biasa, sudah siap." Tante Merry menjawab dengan senyuman penuh makna."Berapa maharnya?""100 jeti," jawab tante Merry membuat Al terkesiap."Mahal amat? Biasanya nggak ada separuh dari itu. Benefitnya apa?" Al memprotes, bukan ia tak mampu membayar, kekayaannya bahkan tak akan habis dimakan tujuh turunan, hanya saja ia tak ingin dirugikan dengan membayar suatu hal yang tidak setimpal dengan apa yang akan didapatkannya.Tante Merry tersenyum miring, "Gua pastikan lu akan seneng ma ni barang, Bos. Kali ini barangnya eksklusif, bukan cuma sekedar masih segel, tapi bener-bener belum ada orang lain yang menyentuhnya. Bos orang pertama yang akan menikmatinya.'' Tante Merry menjelaskan benefit yang akan didapatkan pelanggan VIPnya itu dengan membayar seratus juta. Penjelas
Read more
2. Jangan Panggil Saya, Om!
"Nikahi Aku!" gadis dengan nama lengkap Addina Amalia Zahra itu mengatakan syaratnya dengan lantang dan tegas, sontak membuat Al tertawa."Hahaha, menikah?""Iya." jawab Dina mantap."Itu hal yang mustahil saya lakukan!" mimik wajah Alfaro berubah menjadi dingin setelah tawanya menggema ke seluruh penjuru ruangan."Kalau Om tidak bersedia, maka aku juga tak akan membiarkan Om menyentuhku!" jawab Dina berusaha tetap tenang.Alfaro memandang gadis di hadapannya sekali lagi, sejenak ia merasa heran dengan dirinya sendiri, bagaimana mungkin hanya dengan memandang wajah cantiknya membuat aliran darahnya berdesir hebat? Padahal seluruh tubuh gadis itu masih terbalut oleh busana yang dikenakannya. Ia merasakan suatu hal yang berbeda dari biasanya."Sial, kenapa gua begitu menginginkannya?" batin Al merutuki, andai saja ia tak terjerat oleh pesona gadis di hadapannya itu, sudah barang pasti ia meninggalkannya pergi dengan kembali mengambil alih uang seratus jutanya di tante Merry."Sebutkan a
Read more
3. Dina POV
"Jangan panggil saya Om!""Lalu?""Suka-suka kamu asal jangan Om," jawab Al asal."Eum, kalau gitu aku panggil siapa ya ...?" gumam Dina sembari mengetuk-ngetukkan telunjuknya di dagu. "Gimana kalau ... Oppa?" tanya gadis penggemar drakor itu berbinar. Ia jadi senyum-senyum sendiri membayangkan kedekatannya dengan Om-om di hadapannya akan seromantis drama Oppa-Oppa Korea yang biasa ditontonnya."Opa? Memangnya kau kira saya setua itu?" tanya Al dengan nada tinggi."Lho, kok tua sih, Om?" heran Dina."Opa gandengannya Oma, kan?" ucap Al polos mengundang tawa Dina. Dina tertawa sampai terpingkal-pingkal di depan lelaki dewasa yang hanya melihatnya dengan pandangan penuh tanya."Kamu menertawai saya?" tanya Al dengan pandangan menyalang."Aduh, maaf ya, Om. Habisnya Om lucu sih.'' Dina berusaha menghentikan tawanya, sedangkan Al hanya menggeleng-gelengkan kepala. " Bocah sableng," gumamnya menggerutu."Oppa itu panggilan untuk lelaki yang lebih tua dalam bahasa korea, Om. Tapi biasanya
Read more
4. Alhamdulillah, Sah!
"Jadi kita mau langsung pulang atau gimana, Pak?" tanya Sopir pribadi Al setelah melihat tuannya selesai dengan aktifitas teleponnya. Sedari tadi ia sibuk menghubungi banyak orang untuk membantunya mempersiapkan acara pernikahan esok."Sebentar." Al meminta tenggang waktu untuk menjawab."Din," panggil Al membuyarkan lamunan Dina yang sedari tadi hanya terdiam memikirkan ucapan tante Merry tentang Al yang membeli dirinya seharga Bar miliknya.Ia menerka-nerka, berapakah harga Bar terbesar se-Surabaya itu jika dirupiahkan? Sanggupkah ia mengembalikan jumlah itu pada Al?"Ya, Om?" sahut Dina yang belum sepenuhnya sadar.Al menoleh dengan pandangan menyalang."Ah, maksudnya, Oppa Al," lanjutnya dengan senyuman bersalah."Nggak ada panggilan yang lebih enak didengar apa?" protes Al."Aku masih memikirkannya, Oppa, memangnya ada apa?" jawab Dina."Di mana kamu tinggal sebelumnya?" Al bertanya tanpa basa-basi."Kenapa Oppa tanya begitu? Oppa mau kembalikan aku ke tempat asalku?" tanya Dina
Read more
5. Sentuhan Om Bujang
Shodaqallahul'adziim ...Dina segera mengakhiri bacaan Al Qur'annya saat mendapati suaminya telah datang dari mengantar Oma. "Aa' sudah datang?" tanyanya sembari berdiri mendekat ke arah Al. Dina segera meraih tangan Al dan menciumnya saat ia telah berada di hadapan suaminya.Perlakuan Dina membuat Al menegang, ia tak menyangka bahwa gadis yang dinikahinya atas dasar simbosis mutualisme itu akan bersikap begitu manis padanya."Kamu nggak perlu melakukan itu pada saya, Din," ucap Al sembari menarik pelan punggung tangan yang baru saja dikecup penuh hormat oleh istrinya."Memangnya kenapa?''"Karena kamu tahu sendiri apa alasan saya menikahi kamu, jadi nggak perlu terlalu bersikap seperti suami istri pada umumnya," jawab Al dingin.Dina tersenyum, "Apapun alasan Aa' menikahi aku, tetap kenyataannya saat ini Aa' adalah suami aku. Aku tetap harus memperlakukan Aa' sebagaimana mestinya, karena ini merupakan kesempatan untuk aku mendapatkan pahala dalam pernikahanku," jelas Dina membuat A
Read more
6. Nikmat Pernikahan
"Cantik," puji Al dengan pandangan dan senyuman penuh makna."Astaggaaaahh, bisa copot ini jantung kalau dibiarin gini terus," batin Dina tak mampu lagi menahan gejolak di hatinya."Bentar A'," ucap Dina membuat fokus Al buyar."Kenapa, Din?""Dina deg-degan A'," ucap Dina sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Membuat Al menahan tawa melihat tingkah polos istrinya."Gadis ini masih sangat polos dan lugu, sebenarnya apa yang terjadi padanya, mengapa ia bisa berada di tempat tante Merry?" batin Al mulai bertanya-tanya."Lucu ya, kamu," ucap Al sembari mengacak rambut Dina asal. Pandangannya yang sempat menggelap kini berubah menghangat. Dina dengan segala kepolosannya justru mewarnai malam yang sangat dinantikannya.Biasanya, ia hanya melewati malam dengan peluh kenikmatan, menuntaskan hasratnya dengan ketergesa-gesaan, sekedar untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya, tanpa merasakan adanya suatu yang dapat menyentuh hatinya.Tapi malam ini, berkali-kali ia merasakan desiran asing
Read more
7. Ketagihan
"Oh, jadi gitu alasannya. Kalau bekas Aa' sendiri bagaimana?'' tanya Dina to the point membuat Al memandangnya penuh makna." Tergantung." Al menjawab setelah berpikir beberapa saat."Tergantung apa, A'?""Tergantung apa kata nanti, bakal ketagihan atau nggak," jawab Al asal. Dina tersipu mendengar jawaban suaminya."Dina berharap Aa' selalu ketagihan," ungkapnya malu-malu, yang hanya dibalas dengan pandangan lekat oleh Al."A' boleh aku tanya satu hal lagi?" "Boleh.""Apa benar Aa' membeliku dari tante Merry?""Ya," jawab Al singkat."Kenapa Aa' lakukan itu?" tanya Dina penasaran."Lantas saya harus bagaimana? Saya tidak bisa membawa kamu begitu saja dari tempat itu. Ibarat kata kalau si Merry itu pedagang, maka kamu adalah barang dagangannya. Mana mungkin saya bisa membawa barang dagangannya cuma-cuma?" jelas Al panjang.Dina tertegun, karena apa yang suaminya katakan memanglah benar dan masuk akal. Tapi, ia tak menyangka bahwa suaminya harus membayar semahal itu untuk membawanya
Read more
8. Tidak Ingin Punya Anak
"Ke rumah sakit? Mau ngapain A'?""Saya mau ajak kamu ke dokter kandungan," jawab Al singkat.Dina menahan tawa, "Ngapain ke dokter kandungan A'? Kan aku nggak hamil? nggak mungkin, kan, A' bikin se3malem paginya langsung jadi, emang adonan donat?" lawak Dina di sertai tawanya merasa aneh dengan suaminya."Kita ke dokter kandungan mau konsultasi KB untuk kamu.'' Al menyampaikan rencananya dengan lugas, membuat Dina seketika menghentikan tawanya."KB, A'? Aa' ingin aku KB?" tanya Dina tak memahami maksud keinginan suaminya."Iya.""Tapi kenapa A'? Aa' pengen kita pacaran dulu ya?'' goda Dina dengan gaya riang khasnya."Saya tidak ingin punya anak!" jawab Al datar."Deg!"Bagai disayat belati, mendengar itu Dina hanya terdiam, tak lagi berucap sepatah katapun. Rasanya begitu sakit mendengar ucapan suaminya yang tak ingin memiliki anak darinya."Ya sudah, kamu siap-siap, saya tunggu di depan," lanjut Al lagi yang tak menyadari perubahan sikap Dina."Iya A'." Al berlalu meninggalkan Dina
Read more
9. Cemburu
"Siapa lelaki itu? Kenapa Dina kelihatan happy banget ngobrol sama dia?" batinnya bertanya-tanya."Supri!" panggil Al pada sopir pribadinya dengan pandangan masih melekat pada istrinya yang tengah asyik bercengkrama dengan lelaki lain."Ya, Pak?""Kamu lihat lelaki yang bersama istri saya itu, perhatikan wajahnya baik-baik!" titah lelaki dengan mata elang itu penuh emosi."Sudah?""Sudah, Pak.""Setelah kamu antar saya ke kantor, segera kamu kembali ke sini. Saya ingin kamu pantau terus gerak-gerik Dina, siapa saja orang-orang yang dekat dengannya. Cari tahu siapa lelaki itu, lalu informasikan pada saya!" Al kembali memberi perintah pada Supri."Siap, Pak.""Jangan lupa ganti baju kamu, ya, jangan pakai baju sopir, karena Dina akan mengenali. Belilah kaos dan celana juga topi seperti yang kebanyakan mahasiswa itu kenakan, untuk penyamaran kamu selama penyelidikan,"Al memperingati lagi."Baik, Pak!''Kemudian Al tampak mengutak-atik ponsel di tanganya,"Sudah saya transfer 1 juta untuk
Read more
10. Kamu Hanya Milik Saya
"Lu apaan sih, Al? Main lempar bolpoin sembarangan!" keluh Reno–asisten pribadi Al sembari menggosok-gosok keningnya.Reno merupakan sahabat karib Al saat kuliah di Amerika, dia sosok yang cerdas juga mumpuni di bidang arsitektur, sehingga Al merekrutnya sebagai tangan kanannya di perusahaan propertinya."Ren? Sejak kapan lu di sana?" tanya Al yang baru menyadari kehadiran Reno."Sejak lu kesambet terus main lempar bolpoin sembarangan," sindir Reno sembari berjalan dan duduk di hadapan Al."Sorry, sorry, Bro. Gue nggak sengaja," sesal Al."Kesambet apa sih Lu, Al? Emosian aja? Ada masalah lu?" tanya Reno tetap perhatian."Nggak pa-pa, nothing problem. Lu ada perlu apa datang kemari? Kita nggak ada meeting kan hari ini?" tanya Al berusaha mengalihkan pembicaraan."Gua emang sengaja datang kemari buat nengokin keadaan, Lu. Si Alice cerita katanya lu lagi banyak pikiran, ampe nggak fokus kerja. Kenapa sih? Nggak biasanya deh seorang Alfaro yang terkenal workaholic ini sampai nggak fokus
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status