Share

Part 13 Tak Usah Kenal Kami

Uang lima ribu dari mas Jaka, kulempar ke wajahnya. Jika kami tak diakui sebagai saudara, tak masalah. Tapi ia menghina kami. Tentu aku tak bisa diam, toh hidupku tak tergantung dia. Jika diam dihina bukan solusinya. Ia mempermalukan kami, justru aku balik mempermalukannya. Apa yang ia tanam itulah yang kupetik dan dikembalikan.

"Ka-kamu?" Matanya membulat seiring ucapan gugup. Tepatnya mungkin tak percaya jika aku berani melempar wajahnya dengan uang lima ribu itu. Seketika wajahnya merah seperti malu atau amarah.

"Kenapa? Malu mengakui Suamiku adik kandungmu?"

"Hah? Jadi adikmu, Bro?" ucap temannya seakan terkejut.

"Parah lu, Bro ...."

"Tapi kok?"

Semua temannya berucap seakan tak percaya dengan yang kukatakan. Atau lebih tepatnya sanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status