Share

Terpaksa

#HDMS

Part 5 Terpaksa

Mas Fadil bersama temannya meninggalkan kami. Kali ini ketakutanku benar-benar terjadi. Dia membuat citraku buruk di hari pertama bekerja. Tak hanya itu, dia juga menjadikan bahan tontonan para pelanggan, ditambah akan ada sanksi dari bu Ajeng. Dasar, lelaki pembawa si*l. 

***

Dilain tempat kini aku dan kedua temanku sudah kembali ke tempat bekerja. Dimana kami akan di"sidang" langsung oleh bu Ajeng selaku pemilik rumah makan. 

"APA?! "

Ucap kami serentak. Ya, bu Ajeng memintaku, Dina dan juga Ida untuk meminta maaf kepada mas Fadil. Karena jika tidak kami akan di proses dengan pihak yang berwajib. Sebagai tuduhan kekerasan fisik yang dilakukan oleh Ida, terlebih ternyata di kantor itu terdapat CCTV yang dimana rekamannya akan menjadi penguat tuduhan mas Fadil. 

Sebenarnya setelah mendengar penjelasan kami, bu Ajeng memaafkan kami. Namun ia juga takut jika harus berurusan dengan polisi. Apalagi tak hanya kami yang akan dirugikan, namun juga nama baik warung makan usahanya. 

"Baik Bu, kita akan melakukan seperti yang ibu inginkan. "

Aku dan Dina seketika melonggo, keheranan dengan apa yang diucapkan Ida. Ida mengiyakan keinginan bu Ajeng. 

"Ida! " ucapku setelah kepergian bu Ajeng. 

Ingin rasanya ku cekeram dia, karena seenaknya mengiyakan tanpa bertanya. 

Aku terjongkok seraya menutupi wajahku dengan kedua telapak tanganku. "Ya Allah Ida ... " 

"Ratna bangun deh, nggak usah lebay, " balas Ida. 

"Kamu nggak tahu sih, ini masalah harga diriku Da.Hu hu hu, " berpura-pura menangis. 

Rasanya bui lebih nikmat daripada harus meminta maaf pada lelaki bermulut samp*h seperti mas Fadil. Bagaimana jadinya coba, aku harus minta pada orang yang sudah menceraikanku dan menghinaku habis-habisan, yang ada dia akan makin besar kepala dan akan menigira bahwa aku masih mengharapkannya  kembali. Hih! 

"Tenang gaes, aku ada cara untuk meminta maaf pada lelaki model dia itu. "

"Apa?" tanyaku penasaran seraya berdiri. 

"Jangan main-main kamu Da, ntar yang ada kita kena masalah lagi, kan kasihan tuh Ratna, " ucap Dina. 

"Tenang aja, ikutin aja rencanaku, lagian aku juga nggak sudi minta maaf sama lelaki model dia. Muka doang ganteng, tapi kelakuan kayak

tong kosong. Dasar samp*h masyarakat! "

Ida menarik aku dan Dina untuk lebih mendekatinya. Membisikkan rencana yang akan dia lakukan. Aku dan Dina hanya mengangguk tanda mengerti. 

"Gimana? " tanya Ida. 

"Sip! " jawabku bersamaan dengan Dina. 

Keren. Satu kata yang cocok untuk ide Ida. Pantaslah julukan kill*r disempatkan untuknya. Aku yakin, dengan ide yang diusulkannya, ini akan menjadi pelajaran untuk mas Fadil sekaligus hiburan untuk kami. 

Ini menjadikanku lebih bersemangat untuk membalas hinaan mas Fadil. Tak sudi aku menjatuhkan harga diri hanya untuk meminta maaf padanya. Its no no, tak semudah itu. Dia yang memulai, dia juga yang akan menerima akibatnya. 

#

Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Dimana kondisi warung makan tidak begitu ramai. Dan, aku bersama Dina dan Ida pun bergegas meninggalkan warung makan. 

Sesuai instruksi dari bu Ajeng, kami di beri waktu hingga pukul sebelas siang untuk menyelesaikan urusan dengan mas Fadil. 

Dengan menggunakan mobio milik warung, kamu berangkat menuju kantor mas Fadil. Hanya doa dan mental yang kuat kami siapkan sebaik mungkin. Karena menghadapi manusia bermulut samp*h haruslah membutuhkan tenaga ekstra. 

#

Setelah memarkirkan mobil, kami bertiga berdiri tepat di belakang mobil seraya melihat ke atas gedung yang dimana di depannya terdapat tulisan besar 'PT Garmen'. 

Kantor ini tidaklah terlalu besar, ya karena hanya sebuah kantor cabang. Kantor yang berlantaikan tiga atap, dan ruang mas Fadil berada di lantai atas, lantai tiga. 

"Kamu yakin? " tanya Dina. 

"Yakin! " balas Ida. 

Aku sendiri berharap-harap cemas. Semoga rencana Ida berhasil kali ini. Karena harga dirilah yang dipertaruhkan. 

Walaupun harus menurunkan sedikit ego untuk meluruskan rencana. Aku pun siap untuk beraksi. Mengajak mas Fadil sedikit bermain untuk memberinya sebuah balasan. 

Aku menghela nafas besar. "Yasudah ayo! " ajakku seraya berjalan menuju pintu utama. Lalu diikut Dina dan Ida. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status