Share

Stroberi

Hari ini langit Bogor tidak menunjukkan warna jingga sama sekali meskipun hampir menjelang malam. Hanya ada warna abu abu awan tebal yang menyelimuti atap bumi di sepanjang jalan.

Rintik - rintik hujan membasahi kaca depan mobil Expander Cross berwarna merah itu. Ke kiri, ke kanan, ke kiri lagi, begitu saja seterusnya wiper kaca depan mobil itu bergerak. Memang sudah menjadi tugas wiper untuk mengusap air yang Mulai membanjiri kaca depan mobil.

Entah sudah berapa lama Lyora memandangi gerakan konsisten dari wiper itu. Seakan membuat gadis bermata coklat itu terhipnotis. Rasa kantuk mulai menguasai seluruh tubuhnya. Kelopak matanya perlahan mulai sayup.

"Cit..."

Terdengar suara rem berdecit hingga menusuk telinga. Pria berkaos putih yang mengemudikan mobil mendadak menginjakkan pedal remnya. Sontak membuat badan Lyora terhentak ke depan, tak hanya Lyora, lima orang yang duduk di jok belakang juga ikut terhentak ke depan.

"Woy, ada apa Nat?"

Andro yang duduk tepat dibelakang Nathan menepuk punggung Nathan. Andro merasa panik karena tiba tiba Nathan mengentikan mobil.

Nathan tak menghiraukan pertanyaan Andro, Ia menarik tuas rem tangan dan menatap wajah Lyora.

"Buk, kamu suka anggur apa stroberi?" Tanya Nathan.

Sekilas Lyora memandang balik tatapan Nathan, namun perlahan ia memalingkan pandangannya ke bawah. Ia tidak segera menjawab pertanyaan Nathan, ia hanya terdiam, bahkan ia merasa gugup dan sangat malu.

Bagaimana tidak, disela sela Nathan menanyakan buah apa yang disukai Lyora, ia juga mengelus - élus lembut paha Lyora hingga rok nya sedikit terangkat keatas.

Andro, Putra dan Gede yang berada tepat dibelakang mereka berdua pun secara tidak sengaja melihat keindahan paha mulus Lyora. mereka menyaksikan sebuah 'pemandangan' gratis.

Lyora berusaha menahan tangan Nathan agar tidak bergerak semakin liar.

"Ehm... Sss... stroberi"

Jawab Lyora dengan suara terbata bata, meskipun sebenarnya ia lebih menyukai apel. Ia malah menjawab stroberi. Saat itu, stroberi lah yang hanya terlintas isi kepalanya. Tak ada waktu bagi Lyora untuk memilih. Karena ia hanya fokus untuk mencegah agar rok nya tidak terangkat lebih keatas lagi.

Nathan hanya tersenyum melihat tingkah malu Lyora. Lalu Nathan mencium manja pipi Lyora.

"Deg..deg..."

Jantung Lyora berdetak semakin kencang, bagaimana tidak, diumur yang ke 20 ini, ia baru pertama kali dicium pacarnya tepat dihadapan teman temannya. Sangat memalukan.

Setelah mencium pacarnya secara terang - terangan, pria tampan berambut hitam pendek itu segera membuka pintu mobil dan beranjak keluar.

"Resek banget lu Nat, lu mau kemana sih?!" Ujar Andro.

Andro begitu kesal setelah melihat kemesraan yang ditunjukan Nathan dan Lyora. Andro yang sudah lama jomblo pasti menggigit jari setelah melihat itu.

"Beli buah !"

Jawab Nathan dengan nada sedikit ngegas sembari menggeblakan pintu mobil. Akhirnya Nathan mengitari mobilnya dan melangkah kan kaki ke toko pinggir jalan.

"Ish...sebel" tiba - tiba putra melengos sambil menggerutu. Wajahnya yang imut berubah menjadi kecut sembari menyilangkan kedua tangannya.

"Lu kenapa sih put?" Tanya Andro.

"Tau ah... Pokoknya sebel" jawab pria yang memakai kemeja putih dibalut dengan sweater merah maroon itu. Seakan hati putra tersayat melihat cowok idamannya mencium wanita tepat didepan matanya. Ia begitu cemburu.

"Yaelah Put... Put... Lu masih aja ngincer Nathan, dia masih normal" ucap Andro kepada putra. Melihat gelagat Putra, Andro sudah mengetahui bahwa Putra terlihat begitu cemburu.

Lyora sedikit tertawa kecil mendengar percakapan antara Andro dan Putra. Perlahan membuat detak jantungnya kembali tenang.

Memang Andro dan Putra sudah berteman sejak kelas satu STM, bahkan setelah lulus pun mereka berdua kuliah di tempat yang sama. Tak heran Andro mengetahui seluk beluk kehidupan Putra.

Sejak kecil, Putra tidak mempunyai teman lelaki sebaya di komplek perumahannya, sehingga ia sering menghabiskan masa kecilnya dengan bermain bersama gadis gadis kecil di kompleknya. Pria berbibir kecil dan merah merona ini hanya memiliki sedikit teman laki laki. Bahkan hanya bisa di hitung dengan jari. Tak khayal jika dia sedang mengobrol dengan laki - laki pasti merasa canggung.

Pria kurus berambut hitam lurus berponi itu bernama lengkap Putra Palti. Meskipun namanya bermakna laki laki, namun ia memiliki sifat layaknya putri. Ia begitu feminim. Sangat berbanding terbalik. Sehingga ia sering dipanggil dengan Puput. Teman - temannya merasa aneh jika memanggil Puput dengan nama Putra.

Karena Nathan begitu lama tak kunjung kembali, Gede, yang duduk di jok baris dua tepat dibelakang Lyora dengan iseng melihat kearah luar kaca. Pria berkacamata itu sedikit mengusap embun kaca dari dalam.

Gede melihat - lihat bangunan sekitar, beberapa saat kemudian pria agak chubby itu merasa bingung, ia sama sekali tidak melihat lapak buah. Yang ia lihat hanyalah deretan conter dan toko servis HP di sepanjang jalan.

Namun, ketika Gede menengok agak ke belakang, ia mendapati Nathan berada di sebuah toko yang memiliki tembok kaca itu. Ia mengamati lebih detail toko itu. Ia membaca sebuah plang yang tak jauh dari toko itu.

"Apotek Al - Barokah..."

Gede merasa bingung, bagaimana mungkin membeli buah di apotek?.

Dia berfikir apakah ini adalah trobosan baru apotek untuk mengembangkan bisnisnya?. Merasa tak memiliki jawaban yang pasti, Gede menanyakan hal itu kepada Andro.

"Ndro, apakah apotek sekarang jual buah?"

"Huh? Sejak kapan Apotek jual buah?" Andro bertanya balik, karena pertanyaan Dion terdengar aneh.

"Lah, tuh liat si Nathan". Dion menunjukan tangannya kearah Nathan.

Andro pun menjadi penasaran, ia segera mendekati kaca dan melihat kearah Nathan. Andro juga kebingungan melihat Nathan berada di Apotek, karena Nathan pamitnya beli buah, eh dia nyasar di Apotek.

Beberapa detik kemudian, Andro mulai mengerti apa yang ada di dalam is otak Nathan. Karena ia memang sepemikiran dengan Nathan.

"Bwahaha... si Nathan Bangsat, Dia ma beli Durex rasa - rasa" Andro tertawa sangat lepas.

Lyora pun mengerutkan dahi nya setelah mendengar ucapan Andro. Lalu ia segera membuka kaca mobil untuk memastikan kebenarannya. Ternyata memang benar, Nathan berada didalam Apotek. Bahkan ia terlihat seperti mengeluarkan KTP dari dalam dompetnya. Hal ini membuat Lyora semakin yakin dengan ucapan Andro. Lyora cukup kesal.

Beberapa menit kemudian, Nathan sudah menyelesaikan urusannya di apotek. Ia kembali berjalan ke mobil dan membuka pintu mobil sebelah kanan. Sebelum Nathan duduk di kursi kemudinya, Lyora tiba tiba menengadahkan tangannya ke arah Nathan.

"Bun... Mana buah nya?" Tanya Lyora dengan wajah yang begitu kesal.

Dengan baju yang sedikit basah, Nathan hanya membalas dengan Senyuman yang menjengkelkan. Lalu ia merogoh saku celananya. Ia mengambil sebuah kondom rasa stroberi dan meletakkan itu di atas telapak tangan Lyora.

"Ini, kamu suka yang stroberi kan buk"

Wajah mengesalkan Nathan membuat Lyora begitu gemas, Lyora mencubit manja kedua pipi Nathan sembari berkata .

"Ih... Kamu kok ngeselin sih Bun"

Dengan rasa malu dan kesal, Lyora segera menyembunyikan kondom rasa stroberi itu kedalam tas nya.

Andro dan Gede hanya tertawa kecil sembari menutup mulut mereka dengan tangan. Namun, berbeda dengan Putra, ia terlihat begitu eneg melihat kemesraan Lyora dan Nathan. Dengan kesal, Putra menutupi matanya dengan Beanie yang ia kenakan.

Akhirnya beberapa menit kemudian mereka melanjutkan perjalanan merek ke arah puncak.

___________

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status