Share

Honestly, I'm Pregnant!
Honestly, I'm Pregnant!
Penulis: Nirv

Anggur

Lyora Joschellyn merupakan mahasiswa baru di Universitas Swasta ternama yang berlokasi di Jakarta. Universitas Utpala, atau biasa dikenal orang dengan sebutan kampus biru.

Gadis muda itu berambut panjang medium berwarna hitam kecoklatan dengan style layer soft bangs dan bentuk wajah hati membuat ia memiliki paras yang cantik.

Namun, jika dibandingkan dengan selebgram terkenal mungkin kecantikannya masih kalah. Tapi ini beda cerita, karena ia masuk di jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik. Yang mana, notabenenya populasi cewek di fakultas teknik tidak melebihi ⅓ dari total mahasiswa teknik. Wanita begitu langka di fakultas ini. Tak heran ia menjadi primadona fakultas.

Namun, bukan itu penyebab kenapa Lyora menjadi bunga fakultas teknik. melainkan, ia memiliki tubuh langsing dengan buah dada yang bulat, sedikit besar kencang. Ia sangat rutin berolahraga dan sesekali melakukan yoga untuk menjaga tubuhnya tetap indah.

Siapapun laki laki yang pertama kali melihat Lyora, pasti mereka tidak akan memalingkan pandangannya. Bahkan, kala itu, teman cewek se jurusannya pernah menembaknya secara terang terangan. Namun, Lyora masih normal. Sehingga ia menolak cewek itu dengan baik baik tanpa menyakiti hatinya.

Laki laki yang beruntung menjadi kekasih Lyora adalah Nathan. Laki laki tinggi ini begitu populer dikalangan jurusan Teknik Informatika, terutama di kalangan perempuan. Karena ia menjadi pivot dan menjadi ujung tombak tim basket jurusan TI.

Tak heran jika pasangan Lyora dan Nathan menjadi salah satu pasangan paling serasi di jurusan teknik informatika.

Nathan merupakan senior dua tingkat di atas Lyora, sedangkan Lyora sekarang masih berstatus Mahasiswa baru meskipun ia sudah menempuh kuliah satu semester di kampus biru ini.

Rambut pendek lurus berwarna hitam, berbadan tegap dan tinggi, merupakan sosok idaman bagi seorang wanita, itu lah fisik yang di miliki oleh Nathan.

Nathan memiliki paras wajah yang tampan, matanya agak sipit, namun itu tidak menandakan bahwa ia keturunan orang Korea. Meskipun nama panjangnya Nathan Jeju Soegirapadjra, yang mana ada 'Jeju' di nama tengahnya, tetapi ia sama sekali tidak memiliki setetes darah Hanguk Saram.

Nathan hanya meminjam nama 'Jeju'. karena, pada saat usia kandungan Nathan diperut ibunya berumur 8 bulan, Tiba - tiba kantung ketuban ibunya pecah, dan secara terpaksa ia dilahirkan secara prematur. Naasnya, Orang tua Nathan sedang menikmati liburan di pulau Jeju.

Mereka salah memperkirakan bahwa buah hati mereka akan lahir sebulan lagi, namun Tuhan berkata lain. Ternyata Nathan sangat terburu buru ingin menghirup udara segar dunia. Nathan ingin sekali cepat cepat untuk menjalani kehidupan baru nya setelah berbulan bulan ia berada di rahim ibunya.

Untuk mengenang tanah kelahiran Nathan, orang tuanya menyelipkan nama 'Jeju' di dalam nama lengkap Nathan. Beruntunglah, ia selamat hingga sekarang.

••••

Siang itu sangat terik. Saat itu jam istirahat makan siang telah tiba, Andro dan Gede baru saja selesai mengikuti mata kuliah Kalkulus 1.

"Hah ... Ternyata gua masih hidup" keluh Andro ketika pertama kali keluar dari ruang kelas. Ia perlahan menghempaskan nafasnya dalam dalam. Ia tampak lega setelah beberapa jam berjuang mati matian melawan sulitnya mata kuliah Kalkulus 1.

"Tenang Ndro, Dewa Pasti ngasih nyawa banyak kepada manusia yang butuh bimbingan kek lu" jawab Gede yang juga berada di samping Andro.

"Satire lu njing!" Andro ngegas.

"Haha, kalem bli." Gede mengelus lengan Andro agar ia tidak emosi.

"Tapi Ndro, gua juga heran, ini antara mata kuliahnya yang sulih dipelajari apa dosennya yang sulit dimengerti?" Tanya Gede. Karena ia juga merasa pusing setelah mengikuti kelas Kalkulus 1 itu.

"Dua - duanya njing!. Tau ah pusing gua" jawab Andro yang terlihat begitu kesal.

Akhirnya mereka berdua pun bergegas pergi ke kantin untuk makan siang.

Sebelum mereka pergi, pria berambut hitam kurus agak kecil berlari menghampiri mereka berdua dari belakang.

"Tunggu..."

Teriak lantang pria kurus itu sembari meletakkan kembali strap tas yang melorot.

Namun Andro tak mengindahkan seruan Puput, hanya Gede yang mendengar Puput, Gede pun menengok kebelakang. Beberapa detik kemudian Gede menyadari bahwa Puput akan menggandeng tangan Andro seperti biasanya.

Sebelum Puput menggandeng tangan Andro, Gede terlebih dahulu menghentikan Puput. Gede menarik badan Puput. Lantas Puput pun bingung.

"Ada apa?" Tanya Puput dengan berbisik bisik kepada gede. Ia merasa penasaran.

Tiba tiba Gede melambaikan telapak tangannya, lalu ia mengangkat jari telunjuknya dan menggesek gesekkan jari telunjuk secara vertikal di kening nya. Seakan Ia memberikan sebuah kode kepada Puput agar tidak mengganggu Andro saat ini.

Puput semakin penasaran. Ia kembali memastikan.

"Kenapa?" Ucap Puput kepada Gede. Bahkan Puput tidak mengeluarkan suara sama sekali, yang terlihat hanya kecapan mulutnya.

Gede menjawab dengan kecapan juga. "Stresss ..."

Mendengar itu, Puput pun menutup mulut dengan tangannya dan tertawa kecil.

Akhirnya mereka berdua mengikuti Andro yang berada didepan menuju ke kantin kampus.

Beberapa menit kemudian, sampailah Meraka di lantai lantai dua. Tembok kantin yang putih, lantai bersih dan makanan yang dijual pun enak. memang, suasana kantin begitu pengap, namun itu bisa dimaklumi, karena begitu banyak mahasiswa dari berbagai fakultas berkumpul menjadi satu di kantin itu untuk membeli makan.

Mereka bertiga duduk di meja makan yang berkapasitas 6 orang. Meja itu terbuat dari kaca, bahkan sepatu mereka terlihat jika dilihat dari atas meja.

"Lu mau pesan apa Ndro?" Tanya Gede.

"Bubur Ayam" jawab Andro dengan singkat.

"Ha? Bwhahaha, tampang lu kek singa makanannya bubur" ejek Gede.

"Bawel lu!, Perut gua mual anjing" jawab Andro yang masih merasa pusing.

"Dasar bayi!" Gede kembali mengejek pria yang berambut pirang itu.

"Berisik lu!, kalau gak suka bubur lu pesan yang lain aja ngentot!" Andro terlihat begitu sangat sensi hari ini.

Karena Gede masih bingung mau makan apa, ia pun ikut pesan bubur ayam seperti Andro.

Tiba tiba Gede menatap Puput sembari mengangkat telunjuknya ke arah penjual bubur ayam.

"Put... Sono beli bubur ayam tiga".

"Tapi aku ingin makan yang manis manis" jawab Puput.

Seketika Gede mengangkat tubuh puput agar mau berdiri dan segara memesankan bubur.

"Buruan sono, gak usah bawel" Gede mendorong badan Puput.

Puput pun tak bisa menolak, ia selalu menjadi kacung Andro maupun Gede. Ia dengan berat hati pergi ke lapak makanan untuk memesankan 3 bubur makanan. Meskipun Puput sebenarnya tidak ingin makan bubur. Tapi mau bagaimana lagi, ia tak bisa menolaknya.

Beberapa menit kemudian tiga piring bubur ayam sudah dihidangkan dimeja mereka.

Gede mengambil garpu dan sendok, sebelum ia mengaduk buburnya, tiba tiba ia berkata. "Eh, kalian tim diaduk atau enggak?"

Dengan wajah yang cemberut, Puput menjawab "aku nggak suka bubur". Puput terus mengaduk aduk buburnya dengan kesal, ia sama sekali tidak bergairah untuk makan. Selera makannya telah hilang.

"Gua enggak" kata Andro. Karena ia ketika makan bubur ayam tidak pernah diaduk, ia merasa eneg ketika melihat bubur diaduk.

Beberapa detik kemudian, Pria menepuk pundak Andro dari belakang.

"Kalau aku Tim diaduk". Pria itu ikut nimbrung dalam percakapan mereka.

Andro menengok kebelakang dengan wajah datar, Ia melihat tiga orang sudah berdiri dibelakangnya dengan membawa makanan masing - masing di tangannya. Ternyata yang menepuk pundaknya adalah pria yang ia kenal, teman satu klub basketnya.

"Eh, Elu Nat"

Seketika, Nathan meletakkan makanannya di meja, dan duduk tepat disebelah kiri Andro. Lalu ia menatap Andro.

"Kami boleh duduk sini?"

Melihat Nathan duduk semeja dengannya, Puput merasa salting sendiri. Seolah Nathan adalah moodbuster baginya.

Puput yang duduk disebelah kanan Andro tiba tiba menarik narik pelan kemeja Andro.

Merasa risih atas tarikan Puput, Andro menoleh ke arah Puput.

"Apaan sih lu Put ?"

"Biarin Nathan duduk, please" ucap Puput dengan pelan, wajahnya sungguh memelas. Ia berusaha memohon agar Andro mau mengijinkan moodbuster nya itu duduk semeja dengannya.

"Boleh gak?" Tanya Nathan yang berusaha memastikan. Memang saat itu meja makan kantin sudah penuh, tidak ada meja kosong yang terlihat.

"Serah lu dah" jawab Andro dengan wajah datarnya. Ia pun mengijinkan Nathan dan kedua temannya untuk duduk semeja dengannya.

"Makasih, ganteng" ucap Jena yang sembari duduk dan ikut bergabung dalam satu meja. Disusul dengan Axel yang juga ikut duduk dengan mereka.

Akhirnya mereka pun menyantap makan siang masing masing.

Beberapa menit pun berlalu, mereka telah menyantap semua makan siang mereka. Namun terlihat sisa makanan dipiting Andro. Ia tak menghabiskan makanan itu.

Andro mengeluarkan rokok dikantong. Tanpa rasa bersalah ia menyulut rokoknya. Padahal saat itu, Puput masih belum menghabiskan buburnya. Untung saja semua orang di meja itu kecuali Puput sudah menghabiskan makanan mereka.

"Fuu..."

Andro menghembuskan asap rokok itu ke arah Gede. Lalu Ia mengangkat satu kakinya dan menengadahkan kepala ke atas, Ia sembari menghayal.

"Kangen Arak, Kangen Amer".

Tanpa sadar Gede menanggapi hanyalah Andro, bahkan ia menambahkan khayalan Andro. Ia berkata "bener juga, minum Amer di puncak sepertinya nikmat".

"Eh de, kiriman paketan tiap bulan dari ibu lu udah Sampek belum?" Tanya Andro.

"Belum, kenapa emangnya?" Jawab Gede penasaran.

"Mending lu suruh ibu lu sekalian maketin arak Bali juga, gua ngidam Arak Bali anjir" kata Andro.

"Gua juga kangen Arak Ndro, ntar deh ku telpon emak" jawab Gede yang terlihat ngiler membayangkan arak.

Memang setiap bulan, emak Gede selalu ngirimin paketan makanan ringan atau jajan jajanan dari Bali agar Gede tidak homesick.

Tiba tiba Nathan memotong percakapan mereka, ia berkata "eh ngomongin soal puncak, kebenaran nih, kami nanti malam juga berencana nginep di Villa, kalian mau ikut gak? Kami kekurangan orang juga"

"Mau......"

Tanpa sadar, Puput menjawab ajakan Nathan, bagaimana tidak, kapan lagi si Nathan, pria yang ia dambakan mengajak nya nginep ke Villa.

Namun, Andro dan Gede sedikit bimbang, mereka mulai saling menatap satu sama lain, bahkan Gede sedikit menganggukkan kepalanya keatas, seakan ia menunggu jawaban Andro. Karena, Jika Andro ikut, Gede pun juga Ikut.

Andro pun masih memikirkan jawaban, ia masih bimbang karena akhir bulan ini, ia sedikit bokek.

Melihat keraguan Andro, Nathan pun merangkul Andro. Sembari berkata "gimana Ndro?"

"Ehm ... Enggak dulu deh, angkut aja tuh Puput, gua skip". Tolak Andro.

"Yakin?, Gua traktir anggur merah dua krat deh" Nathan berusaha membujuk Andro dengan sogokan minuman.

"Gua ikut!" . Serentak Andro dan Gede berkata secara bersamaan.

Mendengar mereka berdua berkata kompak, Jena, Axel dan Nathan pun tertawa.

"Huh dasar, urusan mabok aja kalian nomer satu" omel Puput, tapi ia merasa sumringah sekarang. Karena akhirnya Andro dan Gede juga mau ikut.

"Kutunggu kalian di depan kampus jam 2" ucap Nathan yang sembari berdiri dan pergi meninggalkan meja mereka, diikuti dengan Axel dan Jena.

_________

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status