Share

Into The Woods

Author: Wiselovehope
last update Last Updated: 2021-05-03 12:03:11

Malam itu, Rey membawakan kejutan lagi untuk Joy. Sebuah 'peti harta karun' yang besar sekali, ia letakkan di dalam pondok cinta mereka.

"Kamu nemu harta karun? Ini harta bajak lautkah?" polos Joy, tapi ia sebenarnya agak 'tahu' itu apa. Tadi siang sudah ada bocoran dari sang pangeran imut.

"Pesta Piyama, dan ini prop-nya." Rey menyeringai nakal. "Impianmu sejak kecil kan, tapi yang ini plus plus dan ada aku.."

"Rey juga ikutan?"

"Aku mah tetap jadi pangeran saja, atau kau mau aku jadi incubus?" seringai Rey tambah lebar, mata sipitnya berkilauan.

"Idih, seksi tapi serem. Aku lebih suka kau yang innocent."

"Tapi liar di ranjang. Joy has unleashed the beast within me." Rey pura-pura menerkam istrinya.

"Eh, jangan buru-buru ah, enggak lucu." Joy meleletkan lidah, menghindar, bersembunyi di balik peti.

"Yuk buruan kita buka, penasaran."

"Kuncinya ada di balik celanaku." goda Rey. "Ambilkan? Takut ya?"

"Uuuh, enggak lucu." Joy sejenak menatap ke arah situ, kelihatan ada sesuatu yang menonjol, uh, apa yah, Joy langsung tersipu-sipu. "Jangan dulu ah, to-the-point enggak seru sama sekali." Joy menolak keluar dari balik peti yang hampir sebesar kulkas itu.

"Ya sudah." gerak Rey, yang hanya mengenakan celana trunks selutut, diselipkannya tangan ke atas pangkal pahanya, lalu tadaa.. muncul sebuah kunci. "Yang menonjol itu ini lho.. " ledeknya senang, berhasil membuat Joy jengah lagi.

"Bukalah.."

OMG - Joy lagi-lagi merona, mudah betul mukanya memerah seperti udang rebus, tomat ataupun cabe!

Isinya segala macam lingerie seksi dari yang nyaris tembus pandang menerawang sampai yang terbuka, yang berenda-renda sampai yang berlubang di bagian tertentu. Warnanya dari pink, salem, magenta, merah, putih sampai hitam. Ada juga seragam-seragaman, dari kostum perawat, anak sekolah, sampai ibu guru. Yang sedikit nyeleneh, tentunya.

"Liar banget sih fantasi Rey. Malu ah, nanti apa kata orang," Joy sebetulnya segan, tapi tergelitik juga untuk mencobanya.

"Sama suami sendiri kok malu-malu kucing." Rey tergelak, tertawa dengan suara paling menggemaskan. "Bodoh amat apa kata orang. Kan aku aja yang boleh lihat kamu."

"Uhh, jadi teringat buku-buku seni di perpus kampus," Joy bernostalgia sedikit, saat pertama kali di umur paling-paling 17 atau 18 tahun saat masih polos banget sebagai freshwoman (bukan man ya. Mahasiswi baru.) Pertama kali boleh pinjam buku di perpustakaan FSRD, ketemu buku impor super tebal dan bersampul hard cover ala Ensiklopedi. Tapi isinya bukan pengetahuan umum biasa, melainkan segala pose nyeleneh dari model-model di studio, di atas ranjang, di kolam renang, dimana sebagian besar tanpa busana lengkap. Anehnya, walau bisa dibilang itu tak senonoh, kontroversial atau tak memenuhi aspek-aspek kesusilaan, pose-pose itu sangat artistik, profesional, memanja mata. Erotis, magis, tapi sama sekali tidak cheesy atau murahan. Dengan teknik pencahayaan dan filter yang luar biasa hingga menghasilkan foto yang nyaris bagai lukisan. Sangat banyak pose yang pasti sukses membakar birahi. Gadis berdada besar, pasangan yang sedang bercinta di tengah sorotan lampu studio, hingga model yang tergolek pasrah di ranjang tanpa sehelai benangpun.

"Pantas banyak cowok yang mau masuk FSRD," Joy juga jadi ketagihan. Tapi membaca buku-buku demikian membuatnya malu. Jadi ia selalu ngumpet di bilik-bilik bersekat dan tak pernah 'membaca' bareng teman-teman kuliahnya.

Kembali ke masa kini.

"Ayo, cepat Sayang, pakai satu yang mana saja." Rey juga pura-pura jadi host 'pesta piyama' ala pengantin baru mereka.

"Uhh," acak, Joy meraih satu. Ternyata sebuah kostum bustier putih yang sangat mewah, ketat menutup pinggul dan perut, penuh lace, tapi open bust. "Astaga. Berbahaya banget ini..." celetuknya.

"Oh yeah, super sexy." Mata sipit Rey berkilauan dalam remang. "Pakai sekarang juga, mendadak kok aku jadi haus."

"Oh no." Joy mendadak gemas.

"Tunggu dulu! " keduanya spontan menoleh ke arahmu, seakan tahu kisahnya sedang dituliskan dan ada yang lagi asyik baca, tegang sendiri.

Selanjutnya tentu saja mereka buru-buru menarik dan menutup rapi-rapi tirai pondok yang masih terbuka. Dan di dalam, kini hanya tampak siluet hitam sepasang pengantin baru yang kini asyik 'berpesta piyama' nan paling gerah, paling panas, paling bergairah yang baru pertama kali sepanjang perjalanan cinta mereka.

Keesokan harinya.

"Uhh, hutan ini dari jauh sepertinya kecil, padahal luas juga ya." keluh Joy.

"Rimbun, permai dan asri ya. Seperti di film-film hutan hujan ala Natzional Zeographic Channel." Rey asyik jeprat-jepret mengambil foto tumbuhan, bunga liar dan hewan-hewan kecil dengan kamera saku canggih andalannya.

Keduanya sedang menjelajah hutan Pulau Cinta, dimana ada juga danau berair terjun yang kemarin sudah mereka coba. Pohon-pohonnya tinggi besar, berbatang gemuk dan berdaun hijau rimbun. Tanahnya subur, berumput dan berbukit-bukit.

Tentu saja Joy dan Rey yang memakai sepasang 'seragam penjelajah couple-an' tak luput dari hinggapan nyamuk-nyamuk genit yang suka aroma tubuh penuh hormon cinta mereka, apalagi mereka belum mandi. Bolak-balik, mereka saling menepuk sambil sesekali jahil dengan mesranya.

"Aku dulu suka hiking. Naik gunung kecil rame-rame pecinta alam waktu SMU. Pergi pulang naik truk tronton, duduk di lantai truk rame-rame. Sekarang udah gak terbiasa, gampang capek, juga kapok ikut grup dengan senior galak pas diklat itu. Keluar deh." aku Joy, walau ia juga suka dengan alam liar dan selalu penasaran dengan aneka bunga dan jamur serta hewan kecil yang dijumpai.

"Hey, Rey, coba lihat itu, ada bunga langka, cantik, bagus banget, fotoin untuk aku dong.." Joy menepuk bahu Rey sambil menunjuk ke suatu arah.

"Mana, mana, ayo!" Rey yang sangat senang Joy mendukung hobinya itu buru-buru mengarahkan lensa.

"Ehhh.. tu, tunggu !!!" tanpa mereka sadari, mereka tak sengaja menginjak batu besar berlumut dan berduaan tercebur ke dalam sebuah rawa-rawa kecil berlumpur.

"Aih aih... maaf Rey," keduanya kini basah kuyup terkena 'coklat alam', Rey bersyukur kameranya anti air, dan mereka malah tertawa-tawa berdua, "Gapapa, sekarang dijamin gak ada nyamuk yang mau hinggapin kita," Rey memeluk mesra Joy yang basah kuyup seperti manusia coklat.

"Tapi, kita mesti mandi.." keluh Joy, "Lengket, ga betah, memangnya lulur coklat.."

"Yuk, bareng mandi saja di danau yang waktu itu, sambil cuci baju." Rey mengedipkan mata sipitnya, tentu saja dengan suara bas rendah yang paling bikin Joy gemas.

"Aku sudah tahu, kita saling membersihkan lagi," Joy kesal banget, tapi ia diam-diam senang juga "memandikan bayi besar" yang innocent itu. "Asal jangan curang, maunya aku melulu yang 'manjain' kamu."

Keduanya berkejaran ke arah danau yang sudah tak terlalu jauh lagi dari rawa-rawa tadi, melepaskan pakaian kotor mereka, lalu buru-buru menceburkan diri ke air jernih dingin yang sudah menunggu mereka. Joy pura-pura lari dalam air, tak mau berdekatan dengan Rey, sementara Rey dengan liarnya mencoba menangkap pengantinnya.

"Uhh, awas kamu." Joy kesal sekali, tapi pelukan Rey dari belakang selalu berhasil menenggelamkannya dalam sensasi memabukkan, perpaduan antara cinta, gemas dan sembilu pedih intimasi nan memabukkan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   The Sandy Beach and The Fresh Water (2)

    Danau air tawar alami berair jernih dengan beberapa air terjun kecil itu masih seperti dulu. Karena dalamnya air hanya setinggi dada orang dewasa, masih sangat nyaman untuk berenang. Sesekali beberapa ikan kecil berenang lewat. Beberapa angsa putih di kejauhan berenang bebas sambil bercengkrama. Joy dan Rey datang mendekat. Joy dalam gendongan suaminya tampak gemas tak sabaran. "Sekarang giliranmu jadi Little Mermaid! Tentunya mesti seperti putri duyung aslinya ya!" "Apa 'sih maksudmu?" Tanya Joy yang memang senang berlagak bodoh. "Ya gak usah pake ditutup-tutupi cangkang kerang dobel segala, karena di laut dan di pulau ini gak ada yang bakal lihat!" Diceburkannya Joy ke air. Joy menjerit girang, air itu rasanya segar sekali di kulitnya yang gerah. "Ada yang lihat, Merman!" Balas Joy, berenang-renang sebentar di bawah, menyelam di dekat kedua kaki Rey. Lalu ide jahilnya timbul. "Merman 'sih aman karena atasnya gak perlu ditutup

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   The Sandy Beach and The Fresh Water (1)

    Penampilan Pangeran Rey yang dahulu dan yang sekarang tak jauh berbeda, usia tak menjadikannya bertambah tua. Namun jangan salah, ia juga tak bertambah matang seperti mangga yang semakin tua semakin bonyok atau kemanisan! Ia tetap 'Si Baby Face yang innocent' seperti dulu, hanya sekarang semakin bertambah dewasa saja!Setelah menjadi seorang ayah muda, malah pesonanya semakin bertambah. Joy si Tomboy semakin heran mengapa suaminya (yang lebih sering ia sebut sebagai mantan pacar) tidak sedikitpun berbeda dengan saat mereka pertama bertemu!Adakah orang yang sungguh-sungguh bisa awet muda seakan dibekukan waktu? Mungkin bila betulan ada 'vampir hidup' Pangeran Rey bisa jadi termasuk salah satunya!Seperti saat mereka berada kembali di pulau itu, pulau yang disebut Pulau Cinta. Tempat di mana mentari selalu bersinar dan bulan selalu berpendar.Kini di tempat yang tak terjamah waktu ini mereka kembali berada. Joy selalu merasa gembira sekaligus bingung

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Honey 2 Once More

    Perhatian : Kisah ini adalah bagian mandiri tapi tak terpisahkan dari serial 'The Prince & I : Sang Pangeran & Aku Season 3'. Apabila Anda ingin mendalami kisah dan karakter Rey dan Joy, mereka bisa ditemui di serial tersebut.Tak butuh waktu terlalu lama bagi Rey dan Joy di dalam kapal pesiar sewaan mereka menempuh perjalanan membelah laut biru Evernesia menuju pulau terpencil di tengah lautan tempat mereka mengucapkan janji suci pernikahan, merangkaikan dua hati menjadi satu.Bukan mengikatkan, karena baik Rey maupun Joy sama-sama bukan tipe pasangan yang mengekang kebebasan masing-masing, tentunya mereka masih saling setia ya. Tapi mereka memang tak suka istilah terikat alias tie the knot. Karena mengikat itu artinya bisa jadi karena khawatir akan hilang, pula tersirat ada sense of worriness di sini, ibarat hewan peliharaan berkaki empat yang diikat di sebuah tonggak karena pemiliknya takut akan kabur, hilang atau dicuri orang.Dua jam perjalanan dan

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Extra Chapter : The Art Class

    Saat Joy masih kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain yang terkenal santai tapi heboh itu, tentu saja yang namanya anak seni tak seformal anak-anak kampus seberang yang elit seperti di mal-mal. Jika anak-anak Fakultas Ekonomi terkenal necis, tukang dandan dan kostumnya cantik bin seksi-seksi, bawa mobil ke kampus dan juga hobi nongkie di sudut-sudut mal, anak-anak Fakultas Hukum terkenal tukang demo dan debat kusir, maka anak-anak FSRD terkenal... apanya ya?Mungkin yang pertama kali dicitrakan orang-orang awam adalah selalu datang terlambat di kelas, sandal jepit butut, t-shirt dan rambut gondrong. Santai abis dan tak banyak ambil pusing. Mereka bergeletakan di mana saja, kadang bahkan cuek menggambar atau menyelesaikan tugas di lantai kampus yang tak pernah dipel. Atau berkumpul di kantin rame-rame sambil merokok. Tapi Joy tak begitu suka berkumpul dengan cowok-cowok perokok itu. Ia lebih banyak main ke perpustakaan dan diam-diam menemukan banyak buku menarik. Buku impor y

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Extra Chapter : Innocent Scribbles

    Joy sejak masih muda sekali alias masih bocah ingusan juga sudah menunjukkan bakat sebagai cewek kreatif. Bukan karena gen turunan ortu, atau jenius bin hebat bagaimana, hanya karena bakat alias talenta dari sananya, dimana semua orang pasti memiliki juga, entah sama ataupun berbeda.Joy si gadis polos tipe pembelajar visual dan penikmat kata-kata tentu saja menyukai segala macam buku cerita, mulai dari dongeng-dongeng dunia, fabel, mitologi Yunani-Romawi, hingga ensiklopedi berat dan referensi apalagi Kitab Suci pun dilalapnya habis. Makanya sejak kelas 2 SD matanya jadi minus tinggi gegara sering duduk di tempat gelap sambil membaca atau sambil tiduran. Padahal belum jamannya internet, gawai dan sabak tulis digital.Joy kecil si tukang corat-coret juga sering mencoret tembok putih di sekeliling rumahnya dengan pensil, spidol, cat air maupun krayon. Semua dinding termasuk kamar tidur pun tak luput dari aksinya. Papa sudah sering mengecat ulang, tapi selalu putri kecil

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Extra Chapter : The Pandora Boxes

    "Sebuah imajinasi takkan pernah bisa seratus persen sama dengan kenyataan." Itulah pesan moral yang didapat Pangeran Muda Rey si ABG 12-an tahun saat akhirnya diam-diam berhasil pulang, atau lebih tepatnya melarikan diri, dari petualangan kecil-nya di klub mewah bersama teman-teman-nya. Melihat langsung tubuh-tubuh indah nan nyaris polos milik wanita dewasa menakutkannya. Tak perduli seberapapun cantik atau seksi. Tak ada yang ia rasa nikmat, malah muncul rasa aneh antara geli, jijik atau juga ingin memalingkan muka. Tapi sedikit terbetik pula rasa ingin tahu seorang bocah laki-laki. Seorang kanak-kanak polos yang sedang akil-balik. Mengapa dua benda membulat yang ada di bagian depan tubuh wanita itu begitu menarik? Ada belahan di depan yang tertutupi begitu hendak mencapai tengah. Membuat mata lelaki muda yang sipit itu kecewa. Kok ujungnya tak boleh kelihatan? Apakah yang membuat sebegitu rahasianya bentuk wanita di sana? Seperti kotak Pandora. Bagaikan pet

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status