Share

Pertemuan Terencana

Sal sudah tinggal terpisah dari rumah orangtua.

Sal memilih untuk memiliki hunian sendiri. Saudara sepupunya yaitu Seth memilih apartemen sebagai tempat tinggalnya begitu pula Raya.

Sementara itu, Robert dan Roland masih tinggal di rumah orangtuanya karena mereka sering sekali terbang dan menyelam. 

Sal tidak suka tinggal di apartemen.

Dia lebih yakin untuk tinggal di hunian yang menyentuh tanah. 

Seperti biasanya Sal berolahraga pagi di taman dekat rumahnya bersama Ruby. 

Ruby adalah anjing pudel pemberian Seth saat ulang tahunnya. 

Sal tidak suka jenis anjing pudel karena sangat lambat untuk diajak berlari. 

Sal selalu menggendongnya saat berlari. 

Sal berlari sebanyak lima putaran lalu beristirahat di bangku taman. 

Di saat itu, Sal membiarkan  Ruby untuk berjalan di sekitarnya. 

Di kejauhan ada sosok yang mengamati Sal dari balik pohon. 

Dia berjalan mendekati Sal saat dilihatnya Sal seorang diri. 

Langkahnya terhenti karena dia melihat ada seseorang yang mendekati Sal. 

"Hello my sister," ucap Robert sambil mengecup keningnya 

"Jangan dekat-dekat. Aku bau," jawab Sal 

"Sejak kapan adikku peduli dengan hal itu. Kau tau brother dia banyak berubah," ucap Seth 

"Lagipula adikku sayang kami sudah terbiasa dengan bau," lanjut Roland. 

"Kalian datang ke sini sengaja yaa buat gangguan aku," ucap Sal dengan nada curiga 

"Tentu saja iya," jawab Seth sambil mengacak-acak rambut Sal 

Sal berusaha memperbaiki rambutnya. 

"Bener-bener nyebelin," ucap Sal kesal 

"Seharusnya adikku senang karena sekarang kau memiliki empat penjaga disini," rayu Robert 

"Empat ?" tanya Sal 

"Wahh wahh dia menghina pemberianmu," goda Robert sambil menatap Seth 

"Ohh maksudmu anjing pudel ini. Yang larinya lebih lambat dari nenek- nenek," sahut Sal 

"Jadi kau tidak suka dengan hadiahku," ucap Seth dengan kesedihan yang dibuat-buat. 

"Kakak juga memberikan anjing ini khan untuk mengerjaiku," balas Sal dongkol 

"Tepat sekali," lanjut Seth girang 

Sal tambah cemberut 

"Ehh jangan ngambek dong. Sudah gede," sindir Robert 

"Kalian ini berhenti menggodanya. Kita khan datang mau memberikan semangat untuknya supaya kontraknya dengan perusahaan Kondrata berjalan sukses," sahut Roland 

"Memang cuma kakaklah yang paling baik dan pengertian sedunia," puji Sal 

"Nahh inii suka banding-bandingkan," ucap Seth 

"Memang kenyataan," jawab Sal 

"Iya dehh. Kami salah. Semoga suksesnya. Nanti apapun hasilnya kita akan dinner bareng. Awas ga datang," ucap Robert. 

Sal akhirnya pulang diantar oleh ketiga kakak sepupunya naik mobil Seth. 

Sal hanya bisa geleng-geleng kepala lihat mobil pilihan kakaknya. 

Kakaknya sangat suka mobil dengan warna yang cerah dan kecil. 

Mobilnya adalah ferrari merah.

Semua pelari di taman setiap kali melewati parkiran mobil Seth pasti melihatnya. 

****

Sal langsung mandi setelah memberikan makan untuk Ruby. 

Sal langsung bergegas menggunakan pakaian dan sarapan seadanya dengan terburu-buru. 

Sal tidak ingin menampilkan kesan dia hanya bermain-main pada pertemuan kali ini. 

Perusahaan Kondrata merupakan perusahaan yang cukup besar dan berpengaruh. 

Sal langsung memacu sedan hitamnya. 

Sal memarkirkan mobilnya di sebelah mobil ayahnya. 

Sal langsung menemui asistennya. 

"Apakah aku terlambat ?" tanya Sal 

"Tidak bos. Bos besar sedang menunggu anda di ruangannya," jawab asisten Sal 

"Semua berkas sudah disiapkan ?" tanya Sal

"Sudah bos," jawab asisten Sal 

"Bagus," ucap Sal 

Sal mengetuk pintu ruangan ayahnya. 

Sal melihat ayahnya duduk di balik meja kerjanya. 

Ayahnya melihat ke arah jam tangannya. 

"Tepat waktu," ucap ayahnya Sal 

Sal langsung mendekatinya dan mengecuo pipinya.

"Bukankah pertemuannya di luar ?" tanya Sal 

"Iya. Tapi hanya kau yang akan pergi," jawab ayahnya Sal

Sal memandang ayahnya dengan heran.

Ayahnya tidak pernah meninggalkan pekerjaan penting begitu saja. 

"Ayah harus melakukan pemantau di lapangan. Klien kita akan datang ke sana," ucap ayahnya Sal 

"Oke ayah. Doakan aku," jawab Sal 

"Iya," ucap ayahnya Sal sambil tersenyum padanya. 

Sal langsung undur diri dan menemui asistennya. 

"Semua berkas sudah dibawa ?" tanya Sal 

"Iya bos," jawab asisten Sal 

"Oke. Kita akan bertemu klien baru di hotel Serena," ucap Sal 

"Bos besar tidak ikut ?" tanya asisten Sal 

"Tidak. Klien utama kita mau ke lapangan," jawab Sal 

****

Sal mengendarai mobilnya sementara asistennya duduk di sampingnya.

Asistennya sebenarnya tidak suka dengan pengaturan Sal menyuruhnya hanya duduk manis di sebelah pengemudi. 

Sal tidak suka jika mobilnya dikendarai orang lain selain dirinya dan dia tidak suka naik mobil orang lain kecuali mobil keluarganya. 

Mereka sudah sampai di hotel Serena.

Mereka bertemu di restoran hotel. 

Sal  sudah mendapatkan info dari resepsionis hotel jika pemilik perusahaan Kondrata belum tiba. 

Sal langsung menuju ke restoran hotel dan menunggu mereka di situ. 

Sekitar sepuluh menit kemudian Sal mendapatkan informasi jika pemilik perusahaan Kondrata sudah tiba dari resepsionis hotel. 

Sal menatap berkasnya sekali lagi dan mengecek siapa tau ada hal yang salah atau kurang. 

Saat dilihatnya asisten berdiri, Sal pun ikut berdiri. 

Sal sangat terkejut karena laki-laki yang ada di depannya adalah laki-laki yang ditemuinya di ressort. 

"Halo, apa kabar ?" tanya Alder 

"Tentu saja baik. Anda adalah...," pancing Sal 

"Ohh saya belum memperkenalkan diri. Nama saya adalah Alder Kondrata. Saya adalah anak tunggal dari keluarga Kondrata," jawab Alder 

"Saya adalah Salena Demian sama seperti anda saya adalah anak satu-satunya dari ayah saya," ucap Sal 

Alder mengulurkan tangannya dengan terpaksa Sal menerima ulurannya. 

Alder langsung mengecup punggung telapak tangan Sal. 

"Silahkan duduk," ujar Sal 

Mereka berempat akhirnya duduk. 

Sal  berusaha bersikap profesional dengan menjelaskan bentuk kerjasamanya. 

Tentu saja kerjasama yang bisa meningkat profit bagi kedua perusahaan. 

Sal sudah hampir pasrah saat melihat Alder terlihat tidak tertarik dengan penjelasannya. 

Alder hanya memberikan tatapan kosong. 

Sal akhirnya menanyakan.

"Apakah Anda tertarik untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan kami ?" 

Alder berbincang dengan asistennya. 

Alder sudah mendapatkan pesan dari ayahnya jika dia sangat menginginkan kerjasama ini. 

"Baiklah. Saya sudah berdiskusi dengan asisten saya jika kami bersedia bekerja sama dengan perusahaan kalian," jawab Alder 

Sal sangat lega mendengar hal itu. 

"Tetapi ada beberapa perjanjian yang ingin saya revisi. Apakah saya bisa menghubungi Anda sebelum tanda tangan kontrak di perusahaan Anda dilakukan ?" tanya Alder 

Sal memberikan nomor telponnya yang dicatat oleh asisten Alder. 

Setelah itu, Alder dan asisten langsung undur diri. 

****

Alder menelpon seseorang saat sudah berpisah dengan asistennya di parkiran mobil. 

"Cari tau tentang Salena Demian,"  ucap Alder

"Baik bos," jawab anak buah Alder 

"Besok kutunggu," ucap Alder 

"Oke bos," jawab anak buah Alder 

"Lalu siapa laki-laki yang kulihat di taman ?" tanya Alder dalam hatinya. 

****

Mereka berjalan ke parkiran mobil. 

Sal menarik nafas panjang saat mau masuk ke dalam mobil.

"Tidak sesulit itu," ucap asisten Sal heran 

"Kau tidak akan mengerti," jawab Sal 

"Kenapa aku merasa bahwa ini akan berlanjut ? tanya Sal dalam hatinya. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
sejauh ini suka banget ama ceritanya! bakal lanjut baca setelah ini~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status