Share

Truth And Dare

Dewa terkejut melihat kedua sepupu Riya yang baru datang. 

Mereka memiliki badan yang besar dan tinggi. 

Mereka memberikan selamat kepada Riya dan memeluknya hangat. 

Saat mereka memeluk Dewa, rasanya badan Dewa akan remuk. 

Padahal Dewa salah satu langganan pusat kebugaran yang terkenal. 

Mereka langsung menuju ke pinggir pantai untuk menemui Sal, Seth dan Raya.

****

"Sepupumu itu kerja dimana sayang ?" tanya Dewa 

"Ohh mereka bukan kerja sayang tetapi memberikan pelayanan kepada tanah air. Mereka tentara. Mereka biasanya di lapangan jadi jarang pulang. Satunya di laut dan satunya di udara," jawab Riya tersenyum sambil menatap kagum ke arah suaminya. 

"Pantas. Rangkulan mereka saja kuat," ucap Dewa 

"Mereka itu yang menghajar habis anak laki-laki yang membuat Sal menangis. Bibitnya sudah terlihat dari kecil. Tapi tenang saja kau pasti bisa berteman dengan mereka. Kau khan juga laki-laki sejati seperti mereka," puji Riya 

Dewa hanya bisa tersenyum. 

****

"Sal," teriak Robert 

Sal langsung menoleh. Sal berlari ke arahnya. 

Robert langsung memeluknya sambil mengangkat tubuhnya. 

"Woww kau enteng sekarang," ucap Robert tertawa

"Kakak yang bertambah kuat," puji Sal 

"Ehh gantian dong," sahut Roland 

Sal langsung memeluk Roland. 

"Apa kabar kak ?" tanya Sal 

"Biasa menatap langit," jawab Roland 

****

Acara resepsi sudah selesai. 

Semua tamu sudah kembali ke kediamannya masing-masing. 

Sebagian masih ada yang menginap di hotel. 

Sementara itu, pengantin baru tidak bisa tidur di kamarnya. 

Keempat sepupu laki-laki dan satu-satunya sepupu Riya yang perempuan mengajak untuk bertemu di restoran hotel. 

Mereka duduk di meja bundar besar. 

Riya dan Dewa sudah bergantian pakaian. 

Sal juga sudah berganti pakaian karena dia tidak tahan dengan gaun yang digunakannya. 

"Kau benar-benar hebat mengubah Sal menjadi wanita cantik," ucap Robert 

"Kak Sal memang cantik kok hanya saja dia tidak mau menggunakan pakaian yang digunakan wanita kebanyakan," jawab Riya 

"Kau bisa saja," ucap Roland tersenyum 

"Apa pekerjaanmu bos ?" tanya Robert menatap ke arah Dewa 

"Meneruskan usaha keluarga kak bergerak dibidang telekomunikasi," jawab Dewa 

"Menarik juga," ucap Seth terkejut

"Woww bisa jadi persaingan bisnis nihh," sahut Raya tersadar

"Iyaaa yaa. Apalagi kak Seth akan tinggal di sini juga meneruskan usaha keluarga," sambung Sal 

Keluarga Seth juga memiliki bisnis di bidang telekomunikasi. 

"Tapi telekomunikasi khan bukan satu-satunya usaha keluarga," ucap Robert 

"Maksudnya ?" tanya Dewa sedikit bingung 

"Keluarga kami punya bisnis bersama dimana ayahnya Sal menjadi direkturnya tetapi ayah kami punya saham di perusahaan itu," jawab Roland. 

"Betul sekali," lanjut Robert 

"Ayah kami  kakak beradik. Semuanya empat laki-laki sehingga nama belakang kami sama Damian," ucap Roland

"Tapi kalau ga salah dengar dari Riya, keluarga Riya memiliki bisnis kuliner," sahut Dewa sambil menatap mesra ke arah Riya yang duduk di sampingnya. 

"Betul sekali. Keluarga Riya punya usaha kuliner, Sal punya usaha alat berat, Seth punya usaha telekomunikasi dan kami punya usaha produk kecantikan atau kosmetik," jelas Robert 

Dewa sampai melongo karena tidak percaya. 

"Sudah kubilang khan kalau dia tidak percaya," ucap Raya 

"Kami berdua memang tidak punya keinginan meneruskan usaha orangtua kami. Mereka ngerti kok kalau kami tidak mau," lanjut Robert

"Kakak tau ga gara-gara itu aku terus dibujuk bibi untuk mengurus usaha keluarga," jawab Riya 

"Nahh daripada Sal ga mungkin khan. Sal akan meneruskan usaha ayahnya," balas Robert 

"Ehh ngomong-ngomong kau masih khan latihan di sasana ?" tanya Seth 

"Masih dong," jawab Sal bangga 

"Sasana ?" tanya Dewa spontan

"Iya. Adikku ini sudah sabuk hitam lohh," jawab Seth bangga 

Riya hanya geleng-geleng kepala melihat kakak-kakaknya. 

Sal lahir duluan dibandingkannya sehingga Sal sudah terbiasa bermain dengan keempat kakak laki-lakinya. 

Hal inilah yang membuat Sal menjadi cewek tomboy. 

Awalnya Riya hampir ikut-ikutan sebelum ibunya meletakkannya di asmara perempuan sehingga dia kembali kepada kodratnya. 

"Gimana kalo kita main truth and dare," usul Raya 

"Boleh juga tuhh," jawab Robert 

Seth memanggil pelayan dan meminta botol sampanye yang kosong. 

Mereka mulai memainkan permainan tersebut.

Botol itu mengarah ke Dewa. 

"Ada yang mau memberikan pertanyaan ?" tanya Raya 

Seth sebenarnya penasaran dengan jodoh yang dipilih oleh orangtua Riya untuk Riya.

"Sebelum bertemu dengan Riya, ada berapa perempuan yang pernah menjadi kekasihmu ?" tanya Seth 

Sal yang baru setengah meminum winenya  tersedak. 

"Ada apa denganmu ?" tanya Roland sambil menepuk-nepuk lembut punggung Sal. 

Sal mengatakan dia baik-baik saja dengan bahasa tangannya. 

"Apa tidak ada pertanyaa lain apa itu khan sudah jadi masa lalu ?" tanya Sal 

"Bagaimana kalau saya menerima tantangan saja ?" tanya Dewa 

"Katakan saja. Aku tidak masalah kok," jawab Riya cemas dengan tantangan yang akan diberikan kakaknya kepada Dewa. 

"Nahh denger sendiri khan. Riya aja ga masalah," lanjut Seth

"Itu karena Riya cemas dengan tantangan kalian," ucap Sal 

"Ohh tenang saja adikku. Kami tidak akan mengganggu performanya malam ini," goda Robert 

Riya terlihat tersipu malu. 

"Kalau dia menerima tantangan yaa kita aminkan saja keputusannya," ucap Sal terlihat salah tingkah mendengarkan hal itu. 

"Betul juga," sambung Robert 

Dewa menerima tantangan dari Seth yaitu push up 59 kali. 

Dewa menarik lengan kemeja sampai ke siku dan melakukannya di samping kursinya. 

"Menarik juga. Untunglah kau memilihnya," puji Seth melihat Dewa melakukan push up dengan baik. 

"Iyalah. Riya pasti memilih laki-laki yang mirip dengan kita," lanjut Robert bangga

Sal mulai gerah duduk di tenpat duduknya. 

Sal merasa bersalah. 

"Maaf kak. Kalau kalian tau bisa habis Dewa," batin Sal 

Mereka akhirnya kelelahan dan masuk ke kamarnya masing-masing. 

****

Sal bangun pagi-pagi sekali. 

Sal sulit untuk tidur karena merasa bersalah dengan seluruh keluarganya. 

Sal duduk di restoran.

Sal memesan wafel ice cream dan jus semangka.

Dia membutuhkan makanan yang manis dan minuman yang menyegarkan. 

Dia menatap ke arah luar jendela restoran. 

Seth melihat Sal terlihat termenung.

Seth sengaja berjalan mengendap-ngendap untuk mengejutkannya dari belakang.

Sal benar-benar terkejut dan menoleh ke belakang. 

"Kakak," ucap Sal kesal 

"Kau sendiri kenapa termenung ?" tanya Seth 

Sal menghela nafas  

"Ada apa ?" tanya Seth cemas 

"Kalau ada sesuatu yang kita rahasiakan demi keluarga kita sendiri. Apakah itu salah kak ?" tanya Sal 

"Awalnya pasti marah karena dibohongi tapi kalau itu memang demi kebaikan lambat laun pasti dimaafkan," jawab Seth berpikir keras 

Sal terlihat sedikit lega. 

"Ini tentang apa ?" tanya Seth 

Sal selalu jujur jika berhadapan dengan Seth.

Seth adalah kotak rahasia Sal.

Seth bisa menyembunyikan rahasia apapun untuk Sal.

Ketika Sal mengatakan kecemasan soal keinginannya mewarisi usaha ayahnya walaupun beberapa para pemegang saham masih meragukannya.

Sal berkeluh kesah dengan Seth.

Seth hanya mendengarkan saja kata-kata Sal tanpa menimpali. 

Ketika Sal mau menceritakan tentang Dewa, tiba-tiba Robert dan Roland menghampiri mereka.

"Woww bangun pagi non. Tumben," sahut Robert 

"Nyindir muluu," jawab Sal.

"Ga usah didengarkan. Anggap saja angin berlalu," balas Roland sambil mencium pipi Sal. 

"Mau pesan apa bos ?" tanya Seth 

Robert dan Roland memanggil pelayan untuk memesan sarapannya. 

Kedatangan mereka membuat Sal mengurungkan niatnya menceritakan tentang Dewa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status