Cristopher sedang makan di sebuah restoran. Saat sedang asik makan, tiba-tiba dia teringat sesuatu."Tunggu, tujuanku dan Yuki 'kan bandara yang sama. Kira-kira Yuki ke mana? Apa aku tanya dia saja?" batin Cristopher.Cristopher mengeluarkan ponsel dari saku jasnya, lalu mengirim pesan pada Yuki."Yuki. Saya boleh tahu tujuanmu nggak? Karena saya sedang ada di kota yang sama denganmu," tulis Cristopher dalam pesan yang di kirim ke Yuki.Tiba-tiba ponsel Cristopher bergetar. Di layar ponsel Cristopher muncul nama Yuki. Segera Cristopher menerima panggilan Yuki."Halo," jawab Cristopher."Bapak di mana?" "Saya lagi makan di restoran. Nama Restorannya Nice," jawab Cristopher."Tunggu saya dalam sepuluh menit, ah tidak. Lima menit. Saya nggak jauh dari restoran itu. Tunggu ya. Jangan ke mana-mana.""Kamu di mana? Saya saja yang nyamperin kamu," jawab Cristopher."Saya saja. Bapak 'kan lagi makan. Oh ya, tolong pesankan saya nasi goreng ya. Saya lapar.""Ok. Kamu hati-hati di jalan. Nggak
1 Bulan sebelumnya, di kediaman orang tua Yuki ...Yoseph, papa Yuki, sedang duduk santai membaca koran dan menikmati kopi di ruang kerjanya. Tiba-tiba saja pintu ruangan diketuk dari luar, lalu tidak lama terbuka. Muncul seseorang dengan langkah tergesa-gesa menghampiri Yoseph."Pak," panggil seseorang itu mendekati Yoseph.Yoseph tetap fokus menatap koran, "ada apa?" tanyanya."Baru saja saya mendapat panggilan. Ada seseorang yang ingin bertemu anda," kata seseorang yang berdiri di samping Yoseph, yang merupakan sekretaris dari Yoseph."Seseorang siapa? Bukankah kamu bilang jadwalku kosong? Aku mau mengerjakan pekerjaan setelah ini. Kalau bukan orang penting abaika saja," jawab Yoseph memberitahu."Beliau adalah Pak Stevano Owen. Presdir Giant Grup," kata sekretaris.Mata Yoseph melebar, "hah? A-apa maksudmu?" tanyanya seolah tak percaya ucapan sekretarisnya."Saya mendapat panggilan dari Sekretaris beliau. Sekretaris beliau meminta untuk bertemu. Apakah anda berkenan?" jawab Sekret
Dua orang pria sedang duduk berhadapam dan berbincang. Kedua orang itu adalah Yoseph Daniel dan Cristopher Owen."Bagaimana kabar anda, Pak?" tanya Stevano menatap Yoseph."Baik, Pak. Anda sendiri?" tanya Yoseph."Saya sehat. Hanya saja sedang terserang flu," jawab Stevano."Saya nggak menyangka anda meminta bertemu lagi," kata Yoseph."Kenapa nggak menyangka? Kita 'kan akan menjadi keluarga," jawab Stevano."Saya masih membujuk putri saya. Minggu kemarin saya memintanya pulang, tetapi saya nggak yakin dia mau pulang. Saya nggak tahu, kenapa dia begitu keras kepala. Entah mirip siapa," ucap Yoseph."Anak muda memang seperti itu. Putra saya pun sulit saya kendalikan," sahut Stevano."Berapa usia putra anda?" tanya Yoseph."Hm, tahun ini 33 Tahun. Sudah cukup umur untuk menikah, 'kan? Sejak umur 30 Tahun sudah saya desak menikah, tetapi tidak ada tanggapan. Saya lelah menunggu dan akhirnya saya sendiri saja yang mencarikan calon istri untuknya," jawab Stevano."Itu artinya anda mengenal
Yusak dan Yuki sudah menghabiskan cake masing-masing. Keduanya lanjut berbincang."Apa papa yang memintamu datang?" tanya Yusak menatap Yuki."Begitulah," jawab Yuki."Bagaimana bisa keberadaanmu diketahui Papa?" tanya Yusak."Entahlah. Tiba-tiba Yohan muncul begitu saja di halaman gedung apartemenku, minggu kemarin. Omong-omong, kenapa ucapanmu agak aneh ya? Seolah selama ini kamu sudah tahu keberadaanku. Apa ini cuma pikiranku aja?" jawab Yuki yang mengutarakan pikirannya."Aneh aja gitu. Dia bicara dengan wajah biasa saja, tapi suaranya kayak orang panik yang ketahuan sedang sembunyi. Apa ini cuma perasaanku aja atau apa?" batin Yuki menatap lekat kakaknya, Yusak."Apa maksudmu? Aku 'kan cuma tanya. Gimana bisa kamu ketahuan dari tempatmu sembunyi. Gitu aja. Lagian aku nggak ikut campur urusanmu mau ini dan itu," jawab Yusak beralasan."Ya gimana nggak panik. Gedung itukan milikku dan dan pemilik yang menyewakannya padamu itu cuma orangku aja yang aku suruh menyamar menjadi menjadi
Yusak sampai di rumah. Dia mencari keberadaan Papanya di ruang kerja. Namun, ternyata papanya tidak ada di tempat.Segera Yusak mengeluarka ponsel hendak menghubungi papanya, tetapi bibi pelayan bagian dapur yang sebelumnya bertemu Yuki mendekati Yusak dan memulai percakapan."Tuan Muda mencari Tuan besar?" tanya pelayan itu."Iya. Bibi tahu nggak papa ke mana? Bukanya tadi pas sarapan bilang katanya nggak ke kantor ya?" tanya Yusak menatap pelayan di hadapannya."Tadi Tuan menerima panggilan, lalu pergi tidak lama setelahnya. Saya tidak tahu ke mana Tuan pergi. Karena beliau bersama Pak Sekretaris," jawab pelayan itu menjelaskan."Begitu rupanya. Kalau mama ada di mana?" tanya Yusak lagi."Nyonya pergi sebelum Tuan pergi," jawab pelayan.Yusak menganggukkan kepala tanda mengerti. Melihat pelayan tak kunjung pergi dari pandangannya, Yusak langsung bertanya apa hal yang membuat pelayan itu tetap tinggal."Apa ada hal lain yang ingin bibi sampaikan? Kelihatannya bibi gelisah," tanya Yu
Karena mobil di depan taksi berhenti mendadak, sopir taksi pun juga terpaksa mendadak mengerem sehingga Yuki terbangun dari tidurnya.Yuki yang bermimpi buruk. Langsung membuka matanya lebar dan terkejut. Dia bermimpi kejadian saat masih kecil, saat dia di kurung papanya di gudang.Yuki mengusap keringatnya di dahi, "cuma mimpi, tapi langsung membuatku tegang. Apa ini suatu pertanda? atau hanya kekhawatiranku saja?" batinnya."Maaf, Nona. Saya mengerem mendadak. Apakah anda baik-baik saja?" tanya Sopir. Berpikir Yuki gelisah karena taksi yang ditumpangi tidak nyaman.Yuki menganggukkan kepala, "ya, saya baik-baik saya, pak."Setelah menunggu beberapa saat, taksi kembali melaju dan melanjutkan perjalanan sampai tujuan.Taksi berhenti di halaman kediaman orang tua Yuki, setelah melakukan transaksi pembayaran, Yuki langsung turun dari dalam taksi dan taksi pun bergegeas pergi meninggakkan Yuki.Yuki menatap bangunan besar di hadapannya. Bangunan yang dia tempati sejak lahir sampai berusi
Akhirnya hari keberangkatan Yuki tiba. Setelah bersiap, Yuki diantar Cristopher ke bandara. Yuki naik pesawat menuju kota tempat kelahirannya. Sesampainya di bandara kota itu, Yuki naik taksi untuk bisa sampai di rumahnya. Jarak antara bandara dan rumah Yuki lebih kurang 2 jam perjalanan.Sepanjang jalan Yuki berpikir, hal apa yang akan dia lakukan setelah melihat orangtuanya nanti? Haruskah dia bersikap sopan dan menyapa dengan ramah? atau Yuki harus diam saja dan mengabaikan mereka?Ponsel Yuki bergetar, Yuki mendapat panggilan dari Cristopher. Segera Yuki menerima panggila itu dan menghilangan semua pemikiran yang tidak berguna."Halo," jawab Yuki."Kamu sudah sampai bandara, 'kan? Sedang apa? Katamu kamu harus naik taksi ya? Sudah naik taksi belum?" "Saya sudah sampai, Pak. Dan sedang ada di dalam taksi. Bapak nggak usah khawatir. Bapak sendiri sedang apa?" jawab Yuki."Oh, saya baru saja menyelesaikan pekerjaan.""Bapak jangan lupa makan siang ya. Jaga kesehatan juga," jawab Yu
Terlihat Cristopher sedang sibuk memasak di dapur. Sementara Yuki duduk mengamati di meja dapur. Yuki tersenyum cantik melihat betapa seksi dan kerennya Cristopher saat sedang memasak.Sebelumnya, Cristopher mengajak Yuki berbelanja bahan masakan di supermarket. Dia ingin memasakkan Yuki sebelum Yuki pergi."Pak, ke sini sebentar," panggil Yuki."Ya? Ada apa?" tanya Cristopher. Mendekati Yuki.Yuki menyeka keringat Cristopher, "bapak begitu bersemangat sampai nggak sadar berkeringat," ucapnya.Cristopher tersenyum tampan, "apa hanya mengusap keringat saja? Nggak ada yang lain?" tanyanya."Lainnya, apa? Bapak mau apa?" tanya Yuki. Berpura-pura tidak mengerti maksud Cristopher."Ya sudahlah. Masih saja berpura-pura padahal saya sudah tau apa mau saya," jawab Cristopher.Saat Cristopher hendak pergi, Yuki mencegah. Dia menangkup wajah Cristopher dan langsung mencium bibir Cristopher. Dengan senang hati Cristopher membalas ciuman Yuki. Karena itulah yang dia ingin.Yuki mendorong Cristoph
Beberapa hari kemudian ...Cristopher dan Yuki mendatangi sebuah butik. Di sana keduanya disambut dengan ramah oleh para karyawan butik."Selamat pagi, Tuan dan Nyonya. Selamat datang di butik kami."Yuki tersenyum dan menganggukkan kepala, "ya, halo. Selamat pagi," sapanya balik dengan ramah."Di mana manager kalian?" tanya Cristopher."Saya di sini, Tuan. Maaf saya terlambat menyambut anda," kata seorang perempuan yanv baru datang. Dia bergeges menghampiri Cristopher dan meminta maaf."Mulai dari sini saya yang akan memandu anda berdua. Silakan," kata manager butik.Manager meminta empat karyawan ikut dengannya dan sisanya kembali mengerjakan pekerjaan masing-masing. "Apa Rey sudah datang?" tanya Cristopher."Sudah, Tuan. Beliau menunggu anda di ruangannya," jawab manager.Cristopher berjalan bergandengan tangan dengan Yuki menuju ruang desainer.Manager, Yuki dan Cristopher masuk ke dalam ruangan desainer. Sementara keempat karyawan yang mengikuti menunggu di depan ruangan. Mereka