Sakit hati diputuskan pacarnya yang ketahuan selingkuh, Yuki melampiaskan kekesalan dengan minum alkohol di sebuah bar. Yuki yang mabuk mengajak seorang pria tak dikenal untuk menghabiskan malam panas dengannya dan pergi melarikan diri keesokan harinya setelah sadar dengan hal bodoh yang telah diperbuatnya. Namun, siapa sangka? Pria tak dikenal yang menghabiskan malam penuh gairah dengan Yuki adalah Bos baru ditempat kerjanya. Drama baru dimulai!
Lihat lebih banyakYuki memergoki kekasihnya berselingkuh dengan teman yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri. Pertengkaran tak terhindarkan. Yuki yang kesal langsung menarik rambut teman perempuan yang bermain gila dengan kekasihnya.
"Dasar perempuan murahan! Beraninya kamu menggoda kekasih temanmu sendiri," kata Yuki mencengkram kuat rambut temannya. Teman perempuan Yuki berteriak meminta tolong pada kekasihnya yang juga kekasih Yuki sembari menangis. "Dion," panggilnya. Dion segera menolong. Dia mencengkram pergelangan tangan Yuki kuat-kuat. "Lepaskan tanganmu, Yuki!" sentak Dion. Dion berusaha melepaskan cengkraman tangan Yuki dan akhirnya berhasil. Dion yang kesal langsung mendodong tubuh Yuki hingga tersungkur ke lantai. "Kamu nggak apa-apa, Luna? Mana yang sakit?" tanya Dion khawatir. Mengusap kepala Luna, kekasih gelapnya. "Aku baik-baik aja," jawab Luna memeluk Dion. Dion menatap Yuki tajam, "berani sekali kamu ngelakuin ini, Yuki. Bagaimana kalau Luna terluka? Aku nggak akan pernah memaafkanmu!" Yuki bangun perlahan. Berdiri di hadapan Dion yang masih mendekap tubuh Luna. "Apa kamu sudah hilang akal sehat? Kekasihmu itu aku, bukan Luna. Kenapa juga kamu memeluknya erat begitu?" Yuki merasa semakin kesal dan mempertanyakan sikap Dion yang lebih peduli pada Luna. Dion melepas dekapannya, "Luna, kamu diem aja di sini. Aku bakal selesaikan ini sekarang," kata Dion, yang dijawab anggukkan kepala oleh Luna. Dion mendekati Yuki, "kamu tuh harusnya sadar diri. Luna lebih baik dalam segala sisi dibandingkan kamu. Lagian kamu kan nggak mau aku ajak tidur bareng. Apa aku salah kalau aku pindah ke perempuan lain?" Dion mengungkapkan isi hatinya dengan terang-terangan pada Yuki. Mendengar perkataan Dion yang pedas dan kasar, membuat hati Yuki semakin terluka. "Cuma gara-gara aku nolak tidur bareng, kamu selingkuhin aku, Dion? Kamu emang udah gila. Kamu brengsek tau nggak!" ucap Yuki dengan suara bergetar menahan tangis. Dion tersenyum mengejek Yuki, "aku nggak peduli kamu ngomong apa. Dan karena kamu sudah tahu semuanya, aku bakal akhiri hubungan kita sekarang. Aku nggak tertarik sama perempuan sok suci kayak kamu," kata Dion yang akhirnya memutus hubungan dengan Yuki dan berbalik pergi meninggalkan Yuki. Yuki mengepalkan tangan mendengar apa yang baru saja Dion katakan. Amarahnya memuncak. "Tunggu," kata Yuki. Mencegah Dion tak melangkah lebih jauh. Dion menghentikan langkahnya dan berbalik. Pada saat yang sama Yuki berjalan cepat menghampiri Dion dan langsung mendaratkan tamparan keras ke wajah Dion. Dion terkejut menerima tamparan yang menyakitkan. "Dasar laki-laki sialan! Brengsek gila, bajingan sampah! Aku sumpahin kamu nggak akan hidup tenang dan bahagia," maki Yuki menyumpahi Dion dan langsung pergi meninggalkannya. Yuki berjalam melewati Luna, dia menghentikan langkahnya dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan Luna. "Aku nggak akan pernah lupa kejadian ini, Luna. Kamu yang udah kubantu dan kuanggap adik sendiri, nyatanya hanya seorang penjahat yang menusuk dari belakang. Mulai sekarang aku nggak kenal siapa itu Luna ataupun si bedebah Dion!" Yuki meluapkan isi pikirannya dan kembali melangkakan kaki pergi meninggalkan Luna dan Dion yang diam mematung. Langkah kaki Yuki semakin cepat, dia berlari sambil menangis. *** Bar ... Yuki duduk menikmati minuman yang disajikan. Di atas meja di hadapan Yuki, sudah ada lima gelas kosong. Pikiran Yuki terus memikirkan perkataan Dion yang kasar. Semakin dipikirkan, semakin membuat Yuki geram. "Ah, sial! Kenapa aku bisa menyukai laki-laki sialan sepertinya sih?" gerutu Yuki yang langsung meminum habis isi dalam gelas dalam sekali minum. "Dia bilang aku sok suci? Padahal aku hanya menundanya saja sampai ulang tahunnya nanti. Dasar bedebah terkutuk yang tidak sabaran," batin Yuki kembali memaki Dion. Yuki memesan minuman lagi. Dia menyelisik sekitar dalam bar sembari menunggu minumannya datang. Sampai tatapan matanya terpaku pada seseorang yang duduk tidak jauh darinya. Seorang laki-laki muda dengan paras tampan sedang menikmati minumannya sendirian. "Wah, tampan sekali. Dia lebih tampan dari si sampah Dion," gumam Yuki tersenyum cantik. Yuki berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan perlahan menghampiri laki-laki tampan yang dilihatnya. "Hei," sapa Yuki. Laki-laki tampan berpaling menatap Yuki, lalu melihat sisi lain, dan kembali melihat ke arah Yuki. "Kamu memanggilku?" tanyanya. Yuki menganggukkan kepala, "ya, kamu ... aku memanggilmu," kata Yuki tersenyum cantik. Laki-laki tampan itu terdiam. Melihat wajah Yuki memerah dan tubuh Yuki yang terhuyung, dia bisa menerka jika Yuki sedang mabuk. "Ada apa dengan perempuan ini?" tanya laki-laki tampan dalam hati. "Kamu ... apa kamu mau menghabiskan malam denganku?" tanya Yuki tiba-tiba. Laki-laki itu hampir saja tersedak. Dia menatap Yuki dan hanya diam. Mengira Yuki hanya meracau karena mabuk. "Maaf, Nona. Seperti kamu sudah mabuk. Sebaiknya kamu pulang dan tidak mengatakan sesuatu yang bisa membuat orang lain salah paham," kata laki-laki itu. Saat laki-laki tampan itu ingin meminta bantuan pelayan untuk membantu Yuki, Yuki langsung manarik krah kemeja laki-laki itu sehingga wajah keduanya saling berhadapan. "Apa aku nggak menarik sebagai wanita?" tanya Yuki. "Apa ada orang yang bilang kamu nggak menarik?" tanya laki-laki tampan. "Kamu baru saja menolakku, kan? Makanya aku tanya, apa aku nggak menarik di matamu?" jawab Yuki dan kembali bertanya. "Apa kamu serius mengajakku menghabiskan malam?" tanya laki-laki itu menatap lekat mata Yuki. Yuki menganggukkan kepala lagi, "ya, aku serius." "Meski kita tak saling kenal?" tanya laki-laki itu memastikan. "Tidak masalah tidak saling kenal. Itu lebih baik. Aku hanya ingin bermalam denganmu," jawab Yuki. "Jangan tarik kata-katamu," ucap laki-laki itu memegang tangan Yuki erat. Laki-laki tampan itu membayar minumannya dan minuman Yuki, lalu menggandeng tangan Yuki pergi meninggalkan Bar. *** Hotel ... Yuki dan laki-laki tampan sedang berciuman panas. Pakaian yang keduanya kenakan, satu per satu mulai berjatuhan di lantai. Laki-laki tampan membawa Yuki ke atas tempat tidur. Dia mulai menjelajah tubuh putih mulus Yuki yang mulai membuatnya bergairah. Terdengar suara desahan Yuki. Dia merasa aneh, tubuhnya perlahan memanas seperti direbus. "Sialan! Perempuan ini membuatku gila," batin Laki-laki tampan menatap wajah cantik Yuki. Laki-laki mendekatkan wajahnya ke wajah Yuki, "aku tanya sekali lagi. Apa kamu sungguh-sungguh ingin melakukannya? Jika sudah memulai, aku tak yakin bisa menahan diri." Yuki menangkup wajah laki-laki tampan, lalu menciumnya. Membuat laki-laki tampan terhanyut dan langsung membalas ciuman Yuki. Keduanya kembali berciuman panas. "Apa tubuh laki-laki memang seperti ini?" batin Yuki. Meraba dada bidang berotot milik laki-laki tampan. "Apa yang tanganmu lakukan?" tanya laki-laki merasakan sesuatu aneh saat dadanya disentuh Yuki. Yuki mencium leher, lalu turun ke dada dan perut laki-laki tampan itu. Membuatnya semakin aneh dan tanpa sadar mendesah. "Cu-cukup," kata laki-laki tampan merasa mulai tersiksa. "Kamu sangat tampan," puji Yuki. Wajah laki-laki tampan memerah, "Aku ingin melakukannya. Aku sudah nggak bisa menahan diri lagi," ucapnya. Yuki tersenyum, "lakukanlah," jawab Yuki memberikan lampu hijau. Laki-laki menahan tengkuk leher Yuki dan melumat bibir ranum Yuki. Tak mau kalah Yuki mengalungkan tangannya dan membalas ciuman laki-laki tampan itu dengan penuh nafsu. Pada akhirnya Yuki dan laki-laki tampan itu menghabiskan malam panas penuh gairah. Keduanya saling menginginkan satu sama lain dan saling memuaskan. Suara rintihan bercampur erangan kenikmatan memenuhi seluruh ruang.Beberapa hari berikutnya ...Setelah kejadian di kamar Royal Suite, Giant Hotel. Cristopher menjadi semakin curiga pada Direktur Giant Hotel dan memeriksa semuanya, termasuk bagian administrasi. Dan benar saja, ditemukan banyak sekali kejanggalan. Saat ditanya jawab Direktur hanya berputad-putar penuh ketidakpastian. Namun, Direktur tak dapat mengelak lagi saat ditemukannya bukti-bukti yang belum sempat dia hilangkan.Tentu saja kejadian itu menggemparka seluruh petinggi Giant Hotel. Pada akhirnya Direktur dipecat dari jabatannya dan digiring ke kantor polisi guna mempertanggung jawabkan perbuatannya yang merugikan Giant Hotel. Setelahnya Cristopher menggelar rapat dan mengajukan pemilihan Direktur pengganti sekitar bulan berikutnya. Sembari menunggu keputusan pengadilan. Untuk sementara, Cristopher akan memperkerjakan orang dari Giant Grup." ... sekian rapat hari ini. Saya harap semua yang hadir memperhatikan dan menjadikan contoh agar tidak melakukan hal sama. Saya permisi," kata C
Krah kemeja Cristopher di tarik oleh anak Direktur. Merasa sudah di luar batas, Ceistopher pun membalas dengan menarik tangan anak Direktur dari kerahnya dan mencengkramnya kuat-kuat.Sudah cukup main-mainnya. Jangan buat aku melakukan lebih dari ini," kata Cristopher menatap tajam anak Direktur."Ah, le-lepas. Lepaskan!" kata anak Direktur. Merintih kesakitan tangannya dicengkram Cristopher.Cristopher menghempaskan tangan anak Direktur dan memberi peringatan terakhir kepada semua orang yang ada dalam kamar.Semua orang selain dia, dia, dia dan dia, silakan pergi dari sini. Selagi aku masih bisa bicara baik-baik dan bersikap murah hati," perintah Cristopher. Menyuruh pergi semua orang selain anak direktur, lelaki tua dan dua anak lelaki tua yang mengaku dirinya adalah manager."Kenapa kami harus keluar dan pergi? Bukankah seharusnya kamu? Kamu lah yang merusak acara kami.""Benar. Kamu yang harus pergi.""Ya, kamu yang harus pergi. Pergi sana. Dasar pengganggu!" "Apapun yang terjadi
Cristopher pergi ke Giant Hotel setelah dari kantor. Giant Hotel merupakan Hotel terbesar dan termewah yang cabangnya sudah tersebar di beberapa kota besar. Nama Giant Hotel bahkan sudah mendunia.Begitu menginjakkan kaki masuk ke dalam hotel, Cristopher memperhatikan sekeliling. Suasa di Hotel hari itu tampak ramai. Kakinya melangkah perlahan menuju lift. Dia ikut mengantri bersama beberapa orang yang lain.Lift membawanya ke puncak gedung di mana kamarnya berada, yakni Royal Suite. Begitu sampai di depan pintu kamarnya, Cristopher terdiam sejenak sebelum membuka pintu dengan kode sandi. Pintu Royal Suite dibuat khusus untuk pemilik. Namun, pihak hotel memiliki akses masuk dengan kartu kunci, diperuntukkan bagi petugas kebersihan yang harus membersikan kamar setiap harinya.Begitu masuk, Cristopher merasa ada yang aneh. Dia mencium aroma makanan dan mendengar suara berisik."Bagaimana bisa di kamarmu ada aroma masakan? Tidak mungkin pihak hotel menyiapkan untukku, karena aku datang
Dion terus mendesak Yuki agar mau bicara. Namun, Yuki tetap diam menutup mulutnya rapat-rapat. Yuki merasa kalau Dion sudah keterlaluan untuk seorang yang tak memiliki hubungan apa-apa dengannya."Lihat ini. Beginilah kamu sejak dulu. Selalu diam bagaikan orang bisu. Aku heran dengammu, Yuki. Kebiasaanmu sangat buruk," kata Dion.Yuki masih mengabaikan Dion. Dia berusaha mengalihkan pikirannya ke hal lain.Tiba-tiba kedua bahu Yuki dicengkram Dion, sampai berkas dokumen yang dipegang Yuki pun terjatuh."Sampai kapan kamu pura-pura nggak mendengarku, hah? Aku muak kamu abaikan terus," ucap Dion marah. Menatap Yuki dengan tajam.Yuki mengerutkan dahihya, mengalihkan pandangannya ke Dion."Apa yang kamu lakukan, Dion? Lepaskan aku," kata Yuki. Yang berusaha melepaskan cengkraman Dion dari bahunya."Jawab dulu pertanyaannku. Baru aku lepaskan," sahut Dion semakin kuat mencengkram."Sshh ... lepasin, Dion. Sakit!" sentak Yuki marah.Karena Dion tidak menghiraukan Yuki, Yuki terpaksa melaku
Dion dan kepala divisi produksi di diperingatkan Thomas untuk tidak lagi melakukan kesalahan yang sama saat rapat, yang akan menimbulkan gunjingan dari divisi lain."Tolong kedepannya lebih berhati-hati lagi," kata Thomas."Maafkan kami, Pak. Tolong sampaikan permintaan maaf kami kepada Pak CEO juga," kata kepala divisi produksi."Ya, nanti saya sampaikan. Beliau memang agak sensitif jika itu soal pekerjaan. Makadari itu saya selalu himbau untuk tidak melakukan kesalahan berlebih yang bisa menimbulkan kritik pedas dari beliau. Anda seharusnya tahu, untuk bisa mencapai sesuatu sampai sejauh ini, beliau tidak hanya duduk bersantai memerintah keryawananya saja. Dibalik jabatannya sebagai CEO, beliau juga bekerja keras siang sampai malam bahkan. Kita semua beruntung bekerja dibawah beliau yang bisa menghargai waktu. Bukankah selama beliau menjadi CEO di sini, peraturan untuk lembur ditiadakan? Semua fasilitas yang kurang diperbaiki, terutama dapur tiap divisi. Sampai menu kantin pun juga
Setelah kepergian Cristopher, Thomas mengambil alih dan segera menutup rapat. Meminta semua orang pergi meninggalkan ruangan kecuali kepala divisi produksi dan Dion. Semua orang satu per satu pergi meninggalkan ruangan sesuai permintaan Thomas, termasuk Yuki dan kepala divisinya. Yuki sempat melirik sesaat ke arah Dion, tanpa Dion sedang menunduk."Entah apa yang dia pikirkan, tapi aku rasa dia pasti kesal. Orang sepertinya memang nggak akan sadar kesalahannya sendiri," batin Yuki.Yuki beerjalan mengukuti kepala divisinya. Terdengar kepala divisi Yuki membicarakan temannya, yang adalah kepala Divisi Produksi."Padahal sudah aku bilang buat nggak terlalu percaya sama si Dion, Dion itu. Masih saja nggak mau dengar," gumamnya.Kepala Divisi Yuki berbalik menatap Yuki, "si Dion itu mantanmu 'kan? Sebelum dia menikah sama Luna?" tanyanya tiba-tiba."Eh, i-iya, Pak. Kenapa bapak tiba-tiba tanya hal itu?" tanya Yuki meras aneh."Ah, maaf. Aku nggak bermaksud buat nyinggung perasaanmu. Aku
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen