Chapter: 222. Luna Menggila (1)Luna yang dari jauh melihat, segera pergi mengikuti Dion. Rupanya Dion sedang merokok di halaman kantor dekat parkiran."Bagus. Sudah nggak pulang. Malah sibuk ngurusim perempuan lain," kata Luna.Dion melirik Luna, "ngapain kamu di sini?" tanyanya."Ngapain, katamu? Dasar, yang benar aja kalau ngomong. Kenapa sih omonganmu selalu nyakitin, Dion?" tanya Luna.Dion hanya tersenyum sembari menghisap rokoknya."Jangan berlebihan, seolah aku memang sekejam dan sekasar itu sama kamu, Luna. Jangan buat aku kayak penjahat," kata Dion."Kenyataannya emang begitu," jawab Luna.Dion menatap Luna, lalu mendekati Luna. Melihat wajah serius Dion, Luna langsung ketakutan dan mundur beberapa langkah sampai akhirnya tubuhnya terpojok di dinding."A-apa? Kamu mau apa siang bolong begini?" tanya Luna."Kenyataan yang kamu bilang, kamu yakin aku beneran ngelakuin itu?" tanya Dion."Ya, tentu saja. Kamu ngelakuin itu. Siapa lagi coba," jawab Luna."Tolong jangan buat aku kesal, Luna. Menyingkirlah dari h
Terakhir Diperbarui: 2025-08-07
Chapter: 221. Dion TersinggungSetelah selesai makan siang, Cristopher dan Thomas langsung mengajak Amelia dan Yuki untuk segera kembali bekerja.Yuki yang tak ingin melihat Dion lebih lama setuju dan mengikuti kemauan Cristopher. Dia dan Amelia berjalan beriringan dibelakang Cristopher dan Thomas.Saat mereka melewati meja tempat Dion dan teman-temannya makan, beberapa orang menyapa Cristopher meski hanya untuk basa basi."Halo, Pak.""Selamat siang, Pak.""Anda sudah selesai makan siang, Pak?"Cristopher menghentikan langkah, diikuti Thomas. Yuki dan Amelia yang ada dibelakang Cristopher dan Thomas juga terpaksa menghentikan langkah kakinya."Halo, semua. Iya, saya sudah selesai makan. Kalian santai saja makannya. Masih cukup banyak waktu untuk menikmati menu kantin yang lezat. Saya duluan ya," kata Cristopher dengan suara yang ramah dan senyuman lebar."Ya, Pak. Silakan," jawab seseorang yang langsung berdiri diikuti beberapa orang lain, selain Dion yang tidak beberapa lama ikut berdiri."Sudah, sudah. Kalian ti
Terakhir Diperbarui: 2025-08-06
Chapter: 220. CemburuanCukup lama Yuki berada di ruangan Cristopher. Karena takut dicari kepala divisinya, Yuki pun berpamitan pada Cristopher untuk segera kembali ke ruang kerjanya."Sayang," panggil Yuki pelan."Hm," gumam Cristopher. Yang sedang menyandarkan kepala ke bahu Yuki."Aku harus belik ke ruanganku lho. Nanti dilanjutin lagi ya peluk-peluknya. Enggak enak sama pak kepala divisi. Takut juga pas aku dicariin, akunya enggak ada di meja kerja. Gimana dong?" kata Yuki menjelaskan. Agar Cristopher tidak salah paham.Cristopher segera mengangkat kepalanya, "ya sudah. Aku ngalah kali ini. Kamu boleh balik ke ruanganmu," jawabnya.Yuki mencium pipi Cristopher, "makasih sayangku. Nanti kita ketemu lagi waktu makan siang ya," katanya tersenyum cantik.Cristopher menganggukkan kepala, "hm, ok. Kamu hati-hati turun ya," katanya memperingatkan."Ok," jawab Yuki.Yuki berdiri dari posisinya duduk. Dia menatap Cristopher beberapa saat sebelum akhirnya pergi.Cristopher menatap keprgian Yuki sampai kekasihnya i
Terakhir Diperbarui: 2025-08-05
Chapter: 219. Cari perhatianRapat sedang berlangsung. Dalam rapat dibahas tentang proses peluncuran produk yang akan dilakukan seminggu kemudian. Tampak Thomas sedang mempresentasikan jalannya acara yang akan terselenggara. Semua mata fokus tertuju pada Thomas karena rapat hari itu adalah momen penting yang perlu di perhatika betul-betul.Melihat sang kekasih fokus menatap lelaki lain di hadapannya, membuat Cristopher cemburu. Dia yang duduk tak juh dari Yuki langsung menjulurkan kakinya aagr kakinya dan kaki Yuki bersentuhan.Yuki terkejut, dia menatap Cristopher dan melihat Cristopher hanya tersenyum tipis."Apa sih," kata Yuki dalam hati. Tidak mengerti maksud Cristopher.Yuki kembali menatap Thomas, dan Cristopher kembali berulah. Saat Yuki melihat ke arah Cristopher, dia melihat wajah cemberut sang kekasih."Dia, kenapa lagi? Astaga ... padahal ini 'kan rapat penting. Kenapa dia malah kayak anak kecil yang butuh banget diperhatiin?" kata Yuki dalam hati.Yuki mengambil ponsel dan mengirim pesan pada Crist
Terakhir Diperbarui: 2025-08-04
Chapter: 218. Butuh Bantuan (3)Erik bertemu sepupu, dan suami dari sepupu istrinya. Kedua orang yang baru datang duduk di sofa dengan perasaan tegang."Ada apa kami dipanggil?" tanya suami sepupu Lusiana. "Aduh, kok mendadak ruangan ini dingin seperti kulkas. Apa pendingin ruangannya bermasalah?" tanya sepupu Lusiana."Kalian tahu, untuk apa aku memanggil kalian?" tanya Erik. Menatap dua orang yang sedang duduk dihadapannya.Sepupu Lusiana dan suaminya menggelengkan kepala bersamaan. Keduanya tidak tahu kenapa Erik memanggil."Kami tidak tahu," jawab sepupu Lusiana."Istriku bilang, suamimu membutuhkan pekerjaan. Bukannya kamu berkata pada kami beberapa waktu lalu, jika suamimu sudah diangkat menjadi manager di Giant Hotel? Apa aku salah dengar soal itu?" tanya Erik."Begini, itu ... " kata sepupu Lusiana. Yang terhenti karena suaminya menyela."Akan aku jelaskan soal itu," sela suami dari sepupu Lusiana.Suami sepupu Lusiana menatap istrinya, "tidak apa-apa. Memang harus dikatakan, bukan?" ucapnya.Suami sepupu L
Terakhir Diperbarui: 2025-08-03
Chapter: 217. Butuh Bantuan (2)Luna berjalan masuk dalam kamar. Dia melihat suaminya sedang bermain game. "Ngeselin," gumam Luna. Duduk di tepi tempat tidur, di depan Dion."Kenapa lagi? Kok ngomel," tanya Dion."Itu tantemu. Aneh banget deh. Masa ya, aku mau balik ke kamar dari meja makan malah diceramahin. Dia marah nggak jelas. Ngatain aku yang enggak-enggak. Kesel banget tahu," keluh Luna. "Sabarlah. Mungkin tante kayak gitu karena lagi sensitif aja. Maklum, suaminya 'kan baru diberhentikan," kata Dion.Luna keget, dan langsung menatap Dion."Hah? Serius? Bukannya ommu itu manager di Giant Hotel ya? Kan tantemu selalu bangga-banggain suaminya dulu," kata Luna bertanya. Dan mengingat-ingat kejadian beberapa waktu sebelumnya."Ya, aku nggak tahu pastinya gimana, atau kronologinya kayak apa. Aku cuma nguping dengar pas tante sama mama ngobrol aja," jawab Dion.Terus tadi tantemu marah-marah sama mamamu maksudnya apa?" tanya Luna ingin tahu."Kayaknya minta tolong mama buat ngomong ke papa ya. Mungkin tante peng
Terakhir Diperbarui: 2025-08-02
Chapter: 5. KebohonganBeberapa jam kemudian ...Clarissa sudah sampai dan sempat beristirahat sebentar sebelum beraktivitas. Ia menerima pesan dari Raymond yang memberitahu, jika Mama Raymond akan datang ke rumah. Raymond meminta Clarissa untuk bersiap menyambut Mama mertuanya. Kembali mengingatkan Clarissa untuk bersikap biasa-biasa aja, agar tidak mencolok perhatian Mamanya.Clarissa menjawab pesan Raymond dengan kata singkat, "Ya" karena tidak ingin banyak mengetik tulisan."Mama mertuaku akan datang. Bagaimana nanti aku menghadapi beliau, ya?" batin Clarissa harap-harap cemas.Clarissa kembali mengerjakan pekerjaan rumah. Ia melupakan sejenak kecemasannya. ***Cecilia datang ke rumah putranya. Ia mengobrol dan bertanya-tanya seputar bulan madu pada Clarissa. Clarissa banyak diam, ia tidak tahu harus menjawab apa karena selama masa bulan madu Raymond tidak ada bersamanya. "Jadi bagaimana? apakah bulan madu kalian menyenangkan?" tanya Cecilia, Mama Raymond, menatap Clarissa lekat.Clarissa tersenyum
Terakhir Diperbarui: 2023-01-15
Chapter: 4. SendiriDi kamar, Raymond baru saja selesai mandi. Ia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan celana panjang tanpa pakaian. Ia mengeringkan rambutnya dengan handuk. Pintu kamar terbuka, Clarissa masuk dan melihat ke arah Raymond. Wajahnya langsung memerah. Ini pertama kalinya ia melihat tubuh pria tanpa pakaian. "Oh, ma-maaf. Seharunya aku mengetuk pintu lebih dulu. Itu, aku mau mandi. Aku ... " Clarissa terdiam. Ia tidak tahu lagi apa yang akan ia katakan karena gugup dan canggung melihat situasi yang tidak terduga."Hm, tak apa. Aku juga sudah selesai. Kau bisa pakai kamar mandinya," kata Raymond. Ia mengambil pakaian dari dalam lemari dan mengenakannya. Ia pun pergi meninggalkan Clarissa."Ray ... " paggil Clarissa. Mengentikan langkah Raymond tepat di depan pintu kamar.Raymond terdiam. Ia tidak berbalik ataupun menjawab panggilan sang istri. Clarissa mendekat, ia berdiri di samping Raymond."A-apa kau marah padaku? aku tidak bermaksud merendahkan Bibi Marie. Aku hanya ingin ... aku ..
Terakhir Diperbarui: 2023-01-15
Chapter: 3. KecewaMalam harinya. Clarissa berbaring di atas tempat tidur. Ia menanti kedatangan Raymond yang sejak sore hari pergi. "Dia pergi dan tidak bilang mau ke mana. Apa dia sibuk dengan pekerjaan, ya?" batin Clarissa.Tidak lama pintu kamar terbuka, Raymond masuk ke dalam kamar dan melepas jasnya. "Kau sudah kembali. Mau ganti pakaian? aku akan siapkan pakaianmu," kata Clarissa yang buru-buru bangun dari posisi berbaring."Tidak perlu. Kau tidur saja. Aku bisa sendiri," jawab Raymond pergi ke kamar mandi.Clarissa terdiam, ia menatap jauh ke arah pintu kamar mandi yang baru saja tertutup. Ia menarik napas dalam, kemudian mengembuskan napas perlahan."Dia masih marah rupanya. Entah sampai kapan dia seperti ini," batin Clarissa.Clarissa berdiri dan berjalan mendekati sofa, ia memungut jas suaminya lalu melipatnya. Ia mengusap jas tersebut dengan mata berkaca-kaca. Ia segera menyeka air matanya yang hampir jatuh, saat mendengar ponselnya berdering.Dengan langkah cepat ia mendekati nakas dan m
Terakhir Diperbarui: 2023-01-15
Chapter: 2. Peringatan!Tepat satu minggu setelah Clayton dan Vivian meminta putrinya menikah, pertemuan dua keluarga pun diadakan dan tanggal pernikahan langsung ditetapkan. Hari itu adalah kali pertama Clarissa bertemu Raymond, bahkan mereka tidak pernah bertemu lagi setelahnya sampai hari H pernikahan mereka.Saat mengepas gaun pun, keduanya datang terpisah. Dengan alasan sibuk, Raymond menyembunyikan diri dari Clarissa. Clarissa tidak menaruh rasa curiga. Ia berpikir mungkin Raymond memang sibuk. Ia sendiri juga sibuk dengan pekerjaannya yang masih menumpuk. Sebagai putri satu-satunya, tugasnya hanya menyenangkan orang tuanya. Sulit memang menerima kenyataan jika ia akan menikah, apalagi hari pernikahan semakin dekat. "Ahh ... aku bisa gila memikirkannya." gumam Clarissa.Pikirannya tiba-tiba tertuju pada sosok Raymond. Dahinya berkerut memikirkan pria tampan yang akan menjadi suaminya itu."Dia tampan, tapi sedikit kaku. Apa mungkin dia canggung padaku? aku tidak tahu seperti apa sifatnya, dan aku aka
Terakhir Diperbarui: 2023-01-15
Chapter: 1. PernikahanSebuah pernikahan mewah digelar disebuah Villa. Sepasang pengantin yang berasal dari dua keluarga konglomerat terpandang sedang menjamu tamu undangan. Tampak cantik sang mempelai wanita dengan gaun putih menjulai panjang. Di sampingnya tampak pula sosok tampan yang tak lain adalah mempelai pria. Ia terlihat gagah, dengan mengenakan stelan jas hitam. Clarissa Albert, hari itu resmi menjadi istri pria tampan dengan sejuta pesona bernama Raymond Harris."Aku tidak boleh terlihat tidak bahagia. Bagaimanapun, aku ingin menjadi anak yang berbakti pada Papa dan Mama. Semoga pilihan ini yang terbaik," batin Clarissa. Ia terus menorehkan senyuman pada tamu undangan yang mengucapkan selamat. Di sisi lain, Raymond sedang menyelisik sekitar. Matanya seakan-akan mencari sesuatu, ia menatap segala arah."Di mana Frans?" batin Raymond. Terus mencari keberadaan sang Asisten.Clarissa melirik ke arah Raymond. Ia merasa suaminya sedang mencari-cari sesuatu. Ingin bertanya, tetapi seseorang datang meng
Terakhir Diperbarui: 2023-01-15