Share

6. Menghindar

Author: Dea Anggie
last update Last Updated: 2025-04-01 08:58:54

Setelah kejadian di ruangan  CEO, Yuki mulai menghindari Cristopher. Saat berpapasan atau tidak sengaja bertemu, Yuki hanya menundukkan kepala sebagai tanda sopan santun, dan berlalu begitu saja tanpa menatap wajah Cristopher. Hal itu membuat Cristopher semakin gelisah.

Cristopher duduk bersandar di sofa ruang kerjanya, "sudah hampir seminggu, saat kami bertemu di lift pun dia hanya menundukkan kepala tanpa melihatku. Apa dia sangat membenciku? Apa yang harus aku lalukan, ya?" batin Cristopher berpikir serius.

Pintu ruangan di ketuk, tidak lama pintu terbuka dan seseorang masuk.

"Tom, apa saja jadwalku hari ini?" tanya Cristopher, mengira seseorang yang datang adalah sekretarisnya, Thomas.

"Maaf, Pak. Saya diminta Pak Thomas mengantarkan dokumen," kata seseorang yang baru masuk ke dalam ruangan. Yang tak lain adalah Yuki.

Yuki yang baru masuk berdiri di belakang Cristopher yang duduk santai di sofa.

Mendengar suara yang dirindukan, membuat Cristopher tersenyum. Dia berpikir dia sedang berhalusinasi mendengar suara Yuki.

"Astaga, sepertinya aku benar-benar gila sampai mendengar suaranya. Apa sebaiknya aku pergi ke dokter, Tom?" Tanya Cristopher.

Cristopher masih belum sadar, jika seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya adalah Yuki, bukan Thomas.

"Pak CEO, ini saya, Yuki. Pak Thomas sedang menerima panggilan mendesak dan beliau meminta saya mengantarkan dokumen yang anda minta untuk cepat diantarkan. Saya akan meletakkannya di meja," Yuki menjelaskan apa yang perlu di jelaskan. Dia meletakkan dokumen di atas meja Cristopher.

Mendengar langkah kaki yang berbeda dengan langkah kaki Thomas, Cristopher segera berpaling dan mengikuti arah suara langkah kaki yang didengarnya. Cristopher terkejut saat melihat Yuki meletakkan dokumen di mejanya.

"Yu-yuki," gumam Cristopher melebarkan mata. Dia sungguh tak menduga jika Yuki akan masuk ke ruangannya.

"Jadi tadi memang suara Yuki? astaga, aku kira aku sudah gila karena terus memikirkannya," batin Cristopher lekat menatap Yuki.

Yuki berjalan menjauh dari meja kerja dan langsung berpamitan pergi pada Cristopher.

"Saya permisi, Pak."

Cristopher berdiri, segera berjalan mendekati Yuki dan menahan tangan Yuki agar tak melangkah lebih jauh.

"Tunggu," kata Cristopher.

Yuki menghentikan langkahnya, "ada apa, Pak? Saat ini, saya sedang sibuk. Jika bukan tentang pekerjaan, saya harap anda tak menahan saya lebih lama lagi," kata Yuki dengan nada suara dingin.

"Saya tidak akan menahanmu lebih lama. Saya hanya butuh beberapa menit untuk bicara," kata Cristopher. Berharap Yuki memberinya kesempatan bicara.

"Maaf, Pak. Saya tidak bisa meluangkan waktu. Permisi," tolak Yuki yang langsung menarik tangannya yang dipegang Cristopher.

Sayangnya Yuki menolak pembicaraan di luar topik pekerjaan dan memilih pergi meninggalkan Cristopher.

Lagi-lagi Cristopher hanya bisa diam menatap kepergian Yuki sampai hilang di balik pintu.

Di luar pintu, Yuki langsung  menghela napas lega. Dia memalingkan pandangan menatap ke arah pintu dengan dahi yang berkerut.

"Sebaiknya memang seperti ini," batin Yuki yang langsung pergi.

Yuki berjalan menuju ruangan divisinya, di tengah jalan dia berpapasan dengan Dion. Yuki sedang serius berpikir sampai-sampai tak menyadari keberadaan Dion.

Dion menghentikan langkah kaki dan memalingkan pandangan menatap Yuki yang sedang berjalan, lalu kembali melajutkan langkah kakinya pergi kembali ke ruangan divisinya. Dion cukup terkejut Yuki mengabaikannya, karena biasanya Yuki pasti akan menatapnya dan tersenyum padanya saat tak sengaja bertemu.

***

Cristopher sedang rapat, tetapi pikirannya tidak fokus dengan rapat. Sepanjang rapat berjalan sampai rapat selesai, dia hanya terus memikirkan Yuki.

"Tom, aku mau keluar sebentar. Kalau ada apa-apa hubungi aku," kata Cristopher.

"Anda mau pergi ke mana?" tanya Thomas ingin tahu.

"Nggak jauh kok," jawab Cristopher.

Thomas merasa ada yang aneh dengan Bosnya. Namun, dia tidak bisa untuk bertanya apa hal yang terjadi saat itu karena ada banyak pekerjaan yang sedang menunggunya.

"Hati-hati, Pak. Jika butuh sesuatu segera hubungi saya," kata Thomas. Yang mau tak mau membiarkan Bosnya pergi begitu saja.

"Ok," jawab Cristopher yang langsung pergi meninggalkan Thomas.

Thomas menatap kepergian Cristopher, lalu berbalik dan berjalan pergi ke arah berlawanan untuk kembali ke meja kerjanya dari ruang rapat.

Ditengah perjalanan, Thomas bertemu Yuki dan Amelia yang sedang dalam perjalanan menuju gudang.

Amelia menyapa, "Halo, Pak Thomas."

Begitu juga Yuki, "Halo, Pak."

Yuki dan Amelia menundukkan sedikit kepala sebagai bentuk sopan santun dan formalitas pada Thomas yang jabatannya lebih tinggi.

"Oh, halo kalian berdua. Sedang sibuk ya?" tanya Thomas melihat masing-masing dari Amelia dan Yuki membawa sebuah kotak.

"Begitulah, Pak. Bapak dari rapat ya?" jawab Amelia yang langsung bertanya balik.

"Iya," jawab Thomas tersenyum.

Amelia melihat sekitar, seperti sedang mencari-cari seseorang.

"Pak Thomas sendirian? Di mana Pak CEO?" tanya Amelia ingin tahu.

"Beliau pergi. Entah kenapa suasana hatinya lagi nggak baik," jawab Thomas.

"Oh," gumam Amelia menganggukkan kepala.

Thomas menatap Yuki, "Yuki, ada waktu sebentar? Saya mau ngomong sesuatu," tanya Thomas.

Yuki menatap Amelia, "hm, saya ... " kata Yuki menjeda ucapannya.

Amelia langsung bicara, "Oh, silakan bicara kalian berdua. Yuki, aku duluan ke gudang ya. Mari, Pak."

Amelia pun pergi meninggalkan Yuki dan Thomas berdua saja.

"Ada apa, Pak?" tanya Yuki penasaran kenapa Thomas ingin bicara berdua dengannya.

"Maaf sebelumnya kalau saya menyita waktumu. Ini nggak akan lama. Saya cuma mau tanya, tadi apa ada sesuatu waktu kamu ngantar dokumen ke Pak Cristopher?" tanya Thomas.

"Ma-masalah? Ti-tidak ada hal seperti itu, Pak. Saya mengantarkan dan langsung berpamitan," jawab Yuki sedikit terbata-bata karena tegang.

"Kenapa dia tanya kayak gini? Apa ada sesuatu? Jangan-jangan Pak Cristopher ngomong sesuatu ke Pak Thomas," batin Yuki menduga-duga.

"Ya udah kalau nggak ada apa-apa. Soalnya suasana hati Pak Cristopher agak buruk. Sepanjang rapat beliau nggak fokus. Kayak lagi mikirin sesuatu. Biasanya beliau nggak begini," Thomas mencoba mejelaskan apa yang terjadi dengan Critopher pada Yuki.

"Aduh, apa ini ada hubungannya sama aku? Nggak mungkin, kan? Kenapa coba ada hubungannya. Kita aja nggak ada hubungan apa-apa dan nggak bakalan ada hubungan apa-apa untuk kedepannya," batin Yuki kepikiran.

"Ya, mungkin beliau sedang banyak pikiran. Kita kan nggak tau isi pikiran dan hati orang lain," kata Yuki menanggapi cerita Thomas.

"Iya sih. Ya udah, kamu lanjut kerja aja. Saya juga mau balik ke meja saya," kata Thomas.

"Ya, Pak. Saya permisi," jawab Yuki berpamitan dan langsung pergi meninggalkan Thomas untuk menyusul Amelia.

Thomas menatap kepergian Yuki, lalu pergi melanjutkan perjalanan.

"Kok aku masih merasa ada sesuatu. Ah, sudahlah. Nanti juga pasti cerita kalau sudah nggak ketahan," batin Thomas. Yang tahu bagaimana karakter Bossnya.

***

Di gudang ...

Amelia dan Yuki menyusun  dokumen dari kotak ke dalam lemari. Yuki mulai kepikiran dengan cerita Thomas dan memikirkan Cristopher. Sehingga dia tidak fokus saat diajak bicara oleh Amelia.

"Yuki," panggil Amelia.

Amelia menatap Yuki yang diam melamun.

"Yuki," panggil Amelia lagi sembari menepuk bahu Yuki.

"Eh, ah, ya?" jawab Yuki terkejut.

"Mulai deh. Kamu lagi mikirin apa sih sampai ngelamun gitu? Mikirin Dion?" tanya Amelia menerka apa yang Yuki pikirkan.

"Ih, apaan sih. Ngapain juga aku mikirin Dion," jawab Yuki dengan tatapan tajam ke arah Amelia.

"Terus, mikirin apa?" tanya Amelia lagi.

"Nggak mikirin apa-apa kok," jawab Yuki.

"Ya udah kalau gitu. Ayo, kita balik. Kita masih banyak kerjaan," ajak Amelia.

Yuki menganggukkan kepala. Dia mengikuti Amelia yang sudah beranjak. Keduanya pergi meninggalkan gudang untuk kembali ke ruang kerja mereka.

Amelia dan Yuki menunggu di depan pintu lift, dan tidak beberapa lama pintu lift terbuka. Keduanya terkejut saat melihat Cristopher ada di dalam lift. Amelia langsung menundukkan kepala dan menyapa,Yuki ikut menundukkan kepala tanpa bicara.

"Selamat pagi, Pak.

"Ya," jawab Cristopher singkat saat berjalan keluar dari lift.

Cristopher langsung berjalan pergi meninggalkan Amelia dan Yuki.

"Wow, ini yang namanya kulkas empat pintu?" gumam Amelia yang berjalan masuk ke dalam lift.

Yuki menatap kilas ke arah Cristopher yang berjalan menuju ruangannya, lalu berjalan mengikuti Amelia masuk ke dalam lift untuk turun.

"Dingin banget ya," ucap Amelia.

"Apanya?" tanya Yuki.

"Ya Bos kitalah. Apa lagi coba," jawab Amelia.

"Hm," gumam Yuki menanggapi.

"Dia kenapa?" batin Yuki.

Yuki menggelengkan kepala, "Duh, aku mikirin apa sih. Ngapain juga aku penasaran dia kenapa? Mau kenapa-kenapa juga buka urusanmu, Yuki. Lupain aja. Ayo lanjut kerja," batin Yuki lagi.

Yuki merasa ada yang berbeda dari Cristopher yang entah apa. Namun, Yuki lebih memilih untuk mengabaikan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
mana lebih dingin dr salju mel
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hot Night With Boss   194. Sibuk

    Beberapa hari berikutnya ...Setelah kejadian di kamar Royal Suite, Giant Hotel. Cristopher menjadi semakin curiga pada Direktur Giant Hotel dan memeriksa semuanya, termasuk bagian administrasi. Dan benar saja, ditemukan banyak sekali kejanggalan. Saat ditanya jawab Direktur hanya berputad-putar penuh ketidakpastian. Namun, Direktur tak dapat mengelak lagi saat ditemukannya bukti-bukti yang belum sempat dia hilangkan.Tentu saja kejadian itu menggemparka seluruh petinggi Giant Hotel. Pada akhirnya Direktur dipecat dari jabatannya dan digiring ke kantor polisi guna mempertanggung jawabkan perbuatannya yang merugikan Giant Hotel. Setelahnya Cristopher menggelar rapat dan mengajukan pemilihan Direktur pengganti sekitar bulan berikutnya. Sembari menunggu keputusan pengadilan. Untuk sementara, Cristopher akan memperkerjakan orang dari Giant Grup." ... sekian rapat hari ini. Saya harap semua yang hadir memperhatikan dan menjadikan contoh agar tidak melakukan hal sama. Saya permisi," kata C

  • Hot Night With Boss   193. Giant Hotel (2)

    Krah kemeja Cristopher di tarik oleh anak Direktur. Merasa sudah di luar batas, Ceistopher pun membalas dengan menarik tangan anak Direktur dari kerahnya dan mencengkramnya kuat-kuat.Sudah cukup main-mainnya. Jangan buat aku melakukan lebih dari ini," kata Cristopher menatap tajam anak Direktur."Ah, le-lepas. Lepaskan!" kata anak Direktur. Merintih kesakitan tangannya dicengkram Cristopher.Cristopher menghempaskan tangan anak Direktur dan memberi peringatan terakhir kepada semua orang yang ada dalam kamar.Semua orang selain dia, dia, dia dan dia, silakan pergi dari sini. Selagi aku masih bisa bicara baik-baik dan bersikap murah hati," perintah Cristopher. Menyuruh pergi semua orang selain anak direktur, lelaki tua dan dua anak lelaki tua yang mengaku dirinya adalah manager."Kenapa kami harus keluar dan pergi? Bukankah seharusnya kamu? Kamu lah yang merusak acara kami.""Benar. Kamu yang harus pergi.""Ya, kamu yang harus pergi. Pergi sana. Dasar pengganggu!" "Apapun yang terjadi

  • Hot Night With Boss   192. Giant Hotel (1)

    Cristopher pergi ke Giant Hotel setelah dari kantor. Giant Hotel merupakan Hotel terbesar dan termewah yang cabangnya sudah tersebar di beberapa kota besar. Nama Giant Hotel bahkan sudah mendunia.Begitu menginjakkan kaki masuk ke dalam hotel, Cristopher memperhatikan sekeliling. Suasa di Hotel hari itu tampak ramai. Kakinya melangkah perlahan menuju lift. Dia ikut mengantri bersama beberapa orang yang lain.Lift membawanya ke puncak gedung di mana kamarnya berada, yakni Royal Suite. Begitu sampai di depan pintu kamarnya, Cristopher terdiam sejenak sebelum membuka pintu dengan kode sandi. Pintu Royal Suite dibuat khusus untuk pemilik. Namun, pihak hotel memiliki akses masuk dengan kartu kunci, diperuntukkan bagi petugas kebersihan yang harus membersikan kamar setiap harinya.Begitu masuk, Cristopher merasa ada yang aneh. Dia mencium aroma makanan dan mendengar suara berisik."Bagaimana bisa di kamarmu ada aroma masakan? Tidak mungkin pihak hotel menyiapkan untukku, karena aku datang

  • Hot Night With Boss   191. Menyebalkan

    Dion terus mendesak Yuki agar mau bicara. Namun, Yuki tetap diam menutup mulutnya rapat-rapat. Yuki merasa kalau Dion sudah keterlaluan untuk seorang yang tak memiliki hubungan apa-apa dengannya."Lihat ini. Beginilah kamu sejak dulu. Selalu diam bagaikan orang bisu. Aku heran dengammu, Yuki. Kebiasaanmu sangat buruk," kata Dion.Yuki masih mengabaikan Dion. Dia berusaha mengalihkan pikirannya ke hal lain.Tiba-tiba kedua bahu Yuki dicengkram Dion, sampai berkas dokumen yang dipegang Yuki pun terjatuh."Sampai kapan kamu pura-pura nggak mendengarku, hah? Aku muak kamu abaikan terus," ucap Dion marah. Menatap Yuki dengan tajam.Yuki mengerutkan dahihya, mengalihkan pandangannya ke Dion."Apa yang kamu lakukan, Dion? Lepaskan aku," kata Yuki. Yang berusaha melepaskan cengkraman Dion dari bahunya."Jawab dulu pertanyaannku. Baru aku lepaskan," sahut Dion semakin kuat mencengkram."Sshh ... lepasin, Dion. Sakit!" sentak Yuki marah.Karena Dion tidak menghiraukan Yuki, Yuki terpaksa melaku

  • Hot Night With Boss   190. Kena Marah

    Dion dan kepala divisi produksi di diperingatkan Thomas untuk tidak lagi melakukan kesalahan yang sama saat rapat, yang akan menimbulkan gunjingan dari divisi lain."Tolong kedepannya lebih berhati-hati lagi," kata Thomas."Maafkan kami, Pak. Tolong sampaikan permintaan maaf kami kepada Pak CEO juga," kata kepala divisi produksi."Ya, nanti saya sampaikan. Beliau memang agak sensitif jika itu soal pekerjaan. Makadari itu saya selalu himbau untuk tidak melakukan kesalahan berlebih yang bisa menimbulkan kritik pedas dari beliau. Anda seharusnya tahu, untuk bisa mencapai sesuatu sampai sejauh ini, beliau tidak hanya duduk bersantai memerintah keryawananya saja. Dibalik jabatannya sebagai CEO, beliau juga bekerja keras siang sampai malam bahkan. Kita semua beruntung bekerja dibawah beliau yang bisa menghargai waktu. Bukankah selama beliau menjadi CEO di sini, peraturan untuk lembur ditiadakan? Semua fasilitas yang kurang diperbaiki, terutama dapur tiap divisi. Sampai menu kantin pun juga

  • Hot Night With Boss   189. Aku Cemburu

    Setelah kepergian Cristopher, Thomas mengambil alih dan segera menutup rapat. Meminta semua orang pergi meninggalkan ruangan kecuali kepala divisi produksi dan Dion. Semua orang satu per satu pergi meninggalkan ruangan sesuai permintaan Thomas, termasuk Yuki dan kepala divisinya. Yuki sempat melirik sesaat ke arah Dion, tanpa Dion sedang menunduk."Entah apa yang dia pikirkan, tapi aku rasa dia pasti kesal. Orang sepertinya memang nggak akan sadar kesalahannya sendiri," batin Yuki.Yuki beerjalan mengukuti kepala divisinya. Terdengar kepala divisi Yuki membicarakan temannya, yang adalah kepala Divisi Produksi."Padahal sudah aku bilang buat nggak terlalu percaya sama si Dion, Dion itu. Masih saja nggak mau dengar," gumamnya.Kepala Divisi Yuki berbalik menatap Yuki, "si Dion itu mantanmu 'kan? Sebelum dia menikah sama Luna?" tanyanya tiba-tiba."Eh, i-iya, Pak. Kenapa bapak tiba-tiba tanya hal itu?" tanya Yuki meras aneh."Ah, maaf. Aku nggak bermaksud buat nyinggung perasaanmu. Aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status