Beranda / Romansa / Hot Sugar Daddy / 7. Lukisan Telanjang

Share

7. Lukisan Telanjang

Penulis: Laquisha Bay
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-06 15:57:44

POV Amanda

“Du-dua puluh ribu dolar?”

Sekujur tubuhku spontan gemetar mendengarnya. Aku berusaha menarik napas yang sempat terasa melegakan sebelum Logan sukses menyedot dan mencekiknya dari leherku secara paksa karena kalimat terakhirnya tadi. Apa maksud pria itu?  

Dua puluh ribu dolar. Dua puluh ribu dolar. Aku mengulanginya seperti sebuah mantra yang ditujukan untuk merasuki alam bawah sadar dan menghipnotisku dalam hati. Mengapa aku berutang dua puluh ribu dolar pada Logan sekarang?

“Kompensasinya tidak murah, Sayang.”

Sayang. Itu berbanding terbalik dengan yang kini kurasakan. Aku justru ingin memanggilnya si tua bangka berengsek yang—well, sialnya, dia tampan sekali atau akankah lebih pantas disebut ‘beruntungnya’ saja? Bukan ‘sialnya’?

“Bukankah kita sudah sepakat? Kau akan menyewakan pengacara yang hebat dan membebaskan Andrew dengan pertukaran yang adil.”

“Yang adil?” ulang Logan sambil meninggikan seringainya, memandangiku dengan sorot mata geli, sedangkan kedua tangannya terlipat angkuh ke dada.

Setelah mengamati sikap arogan Logan, aku mulai membaca sekaligus memahami ke arah mana situasi kami akan bermuara. Pria itu penipu ulung, pemeras yang sangat licik, dan aku telah masuk ke dalam perangkap yang dia pasang. Terjebak seperti seekor tikus kecil lugu yang diumpan dengan sepotong keju mahal.

Sepotong keju mahal. Aku benci anggapan itu. Perumpamaan yang membuatku berpikir bahwa aku orang lemah dan tidak berdaya hanya gara-gara aku tidak punya uang dua puluh ribu dolar di rekeningku, tidak punya cukup kuasa untuk melawan kesewenang-wenangan Logan, dan tidak punya alasan untuk membantah fakta nilai saldoku yang memang nol di bank.

“Aku tidak pernah bilang begitu, Amanda. Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku akan bertindak adil padamu. Logan Caldwell tidak bermain dengan adil, pria yang ada di hadapanmu ini bermain untuk menang. Kita memang setuju tidur bersama dan menyewakan seorang pengacara untuk membebaskan kakakmu, tetapi itu tidak termasuk dengan ganti rugi yang diminta oleh Harold.”

Kedua lututku mendadak terasa goyah. Gravitasi seketika berputar dalam detik-detik yang memusingkan dan itu memaksaku mundur dari area nakas untuk bersandar ke dinding. Mencengkeram erat sisa kendali diri yang kupunya atau aku akan roboh ke lantai dan berakhir dengan mempermalukan diriku sendiri.

Aku tidak suka terlihat rendah di depan Logan. Kerapuhanku hanya akan membesarkan kepalanya, melayangkan jiwa pria itu ke suatu tempat yang jauh lebih tinggi, dan menindasku untuk dua puluh ribu dolar. Sihir abrakadabra juga tidak akan sanggup menolongku menambahkan serangkaian angka yang persis sama seperti yang dibutuhkan untuk membayarnya.

Mulutku terasa kering. Dua puluh ribu dolar adalah jumlah yang sangat banyak. Aku tidak pernah memegang atau memiliki uang sebesar itu sepanjang hidupku, kami serba pas-pasan, dan aku bahkan berkesempatan pergi ke restoran Prancis kemarin sore hanya melalui kupon gratis yang dibagikan sebagai promosi pembukaan perdana.

“Ekspektasi dan realitas merupakan dua hal yang tidak diizinkan untuk saling berdampingan, ingat?”

Suara Logan yang serak menelanku seperti terjangan badai pasir, menggulung jiwaku ke dalam pusarannya untuk dihempaskan, dan ditinggalkan untuk tiada selepas fajar turun membelah langit malam. Mungkin aku yang salah sebab aku justru bergantung pada seutas tali yang semula kupikir akan menyelamatkanku atau bisa jadi aku yang memang kelewat naif untuk mengira bahwa pria itu jelmaan seorang pangeran dalam imaji masa kecilku.

Pangeran dari negeri seberang yang menunggangi kuda tangguh, siap menghunuskan pedangnya pada naga berkepala tiga yang menyemburkan api untuk menghancurkan seisi desa yang damai, dan mengakhiri kisah agung itu dengan epilog kemenangan. Namun, aku salah besar. Aku mempercayai orang asing, melucuti kewaspadaanku, menyeret sepasang kakiku sendiri ke tengah laut untuk tenggelam.

Aku mengaramkan Amanda Fletcher dengan segala kebodohannya di sana. Aku bahkan berpikir aku lebih idiot dari Andrew yang bernyali menantang sang keponakan wali kota, orang yang punya sejuta pengaruh setiap kali dia mengibaskan jemarinya, orang yang mampu membinasakan musuh-musuhnya dengan satu jentikan jari. Apa aku juga harus mengucapkan selamat tinggal pada Amanda yang tolol itu?

“Berekspektasi bukan sesuatu yang buruk, Logan. Dengan berekspektasi, orang-orang akan berani bermimpi dan dengan bermimpi, kita akan maju.”

“Kutipan paling bijak yang kudengar hari ini,” komentar Logan yang lagi-lagi menyunggingkan senyum menyebalkannya.

“Aku tidak punya uang sebanyak itu sekarang, tetapi aku janji akan melunasinya sedikit demi sedikit. Aku akan mencicilnya setiap hari.”

Demi Tuhan, aku sendiri tidak yakin akan mampu melunasi uangnya dengan gajiku sebagai tukang bersih-bersih di kantor. Aku harus mencari pekerjaan lain, profesi yang sanggup melonggarkan rantai di leherku, honor yang menghasilkan banyak tip dan mengurangi nominal dolar keparat itu satu per satu dari daftar.

“Mencicil? Bagaimana aku percaya kau tidak akan kabur bersama dua puluh ribu dolarku?” 

Aku sontak menggertakkan gigi tanpa sadar, setengah melotot pada Logan, dan berharap aku punya cukup tenaga untuk meninju perutnya. Perutnya yang liat, kencang oleh otot-otot, torso padat yang mengesankan yang terbentuk dengan jadwal olahraga teratur. Menggelitik rasa ingin tahuku tentang ambang batas indikator nyeri seorang pria berstamina luar biasa seperti dirinya.

“Dengan segala hormat, mustahil aku akan melarikan diri dari Philadelphia. Aku harus menyelesaikan kuliahku,” desisku lewat sela-sela gigi dan membuatnya tersebar seperti gemerincing mematikan pada ekor ular derik.

“Kita tidak pernah tahu, Amanda.”

Kita tidak pernah tahu. Pernyataan Logan benar. Mengapa aku tidak mampu berpikir jernih sewaktu pria itu menawari sesuatu yang akan menjerumuskanku ke dalam bahaya? Di mana otakku? Di mana akal sehatku? Aku terlalu marah pada diriku sendiri, pada diriku yang tidak punya logika, pada diriku yang silau dengan iming-iming jalan praktis. 

Cinderella bahkan harus melakukan pekerjaan rumah tangga—menyirami bunga-bunga, membersihkan loteng, dan mencuci setumpuk gaun lama milik ibu tirinya sebelum diizinkan pergi menghadiri pesta dansa sang pangeran. Mengapa aku justru mengiyakan sesuatu yang tidak bersifat rasional tanpa mempertimbangkan konsekuensinya? Aku baru saja menggali lubang untuk makamku sendiri.

“Kau boleh mengukuhkannya dengan dokumen. Tanda tangan secara legal atau memanggil pengacara andalmu untuk mengurusnya. Aku akan mematuhi semua peraturannya.”

“Apa kau yakin? Peraturanku sedikit berbeda dari peraturan orang-orang,” balasnya lagi, seringai itu masih bertahan di sudut bibirnya, melebar sekitar dua derajat dari sebelumnya.

“Apa yang kau maksud dengan berbeda?” jawabku dengan nada sekasual mungkin, mengaburkan rasa gugupku pada nasib buruk yang akan menghadang, menegakkan posisi tubuhku dengan kepercayaan diri yang kian lama kian tipis dalam genggaman. 

“Aku seorang pebisnis dan seniman seperti yang kau tahu. Aku tidak suka merugi, tetapi aku juga penikmat keindahan. Jadi, menurutmu apa yang akan kulakukan agar aku tidak kehilangan dua peluang itu sekaligus?”

Perutku langsung terpilin oleh sejumlah asumsi. Apa yang harus kukatakan pada Logan? Pria itu kemudian meneruskan, “Aku ingin kau menjadi objek pada potret lukisanku, Amanda. Aku suka tema yang murni. Sesuatu yang polos, tetapi juga melambangkan sensualitas.”

“Dan apa itu murni? Mengenakan pakaian dengan warna tertentu? Putih?”

“Kau harus telanjang.”

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hot Sugar Daddy   Bab Ekstra - Permulaan Baru

    POV Logan"Siapa yang menelepon di pukul enam pagi?" Aku menggeram dari balik bantal yang menutupi kepala, sepasang mataku lalu mengintip dari samping, mengawasi gerak-gerik Amanda yang sikapnya mendadak berubah ceria."Dari Carissa!" seru Amanda sambil melompat seperti seorang bocah yang baru saja menerima banyak kado di malam Natal.Aku menyingkirkan dua buah bantal yang sengaja kugunakan untuk melindungi wajahku dari cahaya, lantas mendongak menatap Amanda yang senyumnya melebar sekarang. Apa yang membuatnya begitu senang? "Carissa? Temanmu yang bekerja di klub?"Sosok tinggi semampai dengan rambut panjang dan suka mengoceh itu kemudian muncul dalam kepalaku. Aku mengenalnya sebagai kawan akrab Amanda. Kami pernah bertemu beberapa kali sebelumnya."Dia tidak akan bekerja di klub lagi, Logan." Suara Amanda melengking dan membuatku berjengit karenanya."Apa maksudmu? Apa kau akan mengajaknya bekerja di kedaimu?" Satu alisku terangkat menanggapi."Tidak. Dia tidak akan membutuhkannya.

  • Hot Sugar Daddy   Bab Ekstra - Suara-Suara Erotis

    POV Amanda"Aku tidak percaya kita telah melakukannya," bisikku pada Logan, merangkul erat salah satu sisi tubuhnya selepas selesai menutup kedai kopi milik kami, bisnis yang sudah berjalan sukses selama hampir tiga tahun terakhir."Kau yang melakukannya, Amanda. Semuanya berkat kerja kerasmu." Logan meremas bahu kiriku sambil mengangguk."Karena ada kau di dalamnya."Kami saling memandang satu sama lain sebelum akhirnya aku merebahkan kepalaku ke dada Logan. Rasanya masih seperti mimpi. Melihat kehidupanku, kehidupan kami berdua, berjalan lancar persis seperti yang kuharapkan."Carlos dan Breeze baru saja pulang. Menurutmu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"Carlos adalah pegawai laki-laki yang bekerja pada kami. Masih muda dan baru lulus SMU saat aku merekrutnya untuk bergabung sebagai barista. Breeze merupakan pegawai perempuan yang usianya beberapa tahun lebih tua dari Carlos. Tangguh, sedikit tomboi, dengan keeksentrikan yang kadang-kadang membuatku terkejut dan mulai melih

  • Hot Sugar Daddy   40. Awal Untuk Kita

    POV LoganPersiapanku sempurna. Segala sesuatunya terlihat luar biasa dan aku yakin Amanda akan menyukainya. Rasa gugup yang melanda mendadak membuat tenggorokanku gatal, aku lalu berdeham-deham mengalihkan perhatianku pada sebuah kotak, dari bahan beledu lembut yang kugenggam di balik tangan kiriku."Kau cantik sekali," bisikku kemudian menggoda Amanda yang duduk dengan mata tertutup sehelai kain, yang sengaja kuminta pada seorang pelayan, setelah mengantar sampanye yang tadi kupesan."Kau sudah mengatakannya di dalam mobil." Amanda terkekeh menggenggam jemariku yang menyentuh kedua sisi wajahnya."Kuharap kau tidak akan bosan mendengarnya sebab aku suka memujimu dan yeah, Amanda, kau memang cantik. Sangat." Aku kembali berbisik, mengusap bibir bawahnya yang dilapisi lipstik warna lembut dengan ibu jariku, menikmati setiap reaksi yang dia tunjukkan."Kau coba membuatku tersipu?" kata Amanda yang lagi-lagi memamerkan senyumnya."Dan sepertinya berhasil? Sekarang, kau harus berbalik ke

  • Hot Sugar Daddy   39. "Gadis nakalku."

    POV Amanda"Sudah bangun, Tuan Putri? Bagaimana perasaanmu?" tanya Logan sambil mengecup ringan puncak kepalaku dan satu tangannya kemudian beralih melingkari perutku.Aku bergumam dari sela-sela kuapku. Mendengar suara derit pegas ranjang yang berderak oleh bobot tubuh Logan yang berguling ke samping. Aku lalu menoleh, melihat otot-ototnya yang liat menerbitkan gelenyar aneh di perutku, dan mengawasi gerak-gerik Logan lebih lama dari biasanya."Menikmati yang kau lihat, little one?" goda Logan yang mengerling sekilas, lantas menyambar sehelai celana pendek dari dalam lemari di sudut kamar."Yeah, pemandangan yang bagus.""Mau mandi bersama? Setelah itu kita akan pergi ke suatu tempat."Aku menggigit bibir. Membayangkan tempat seperti apa yang Logan maksud. "Suatu tempat?""Kau akan menyukainya." Logan kembali mengambil dua helai handuk baru dan memamerkan senyumnya."Yang mana?" tanyaku menatap Logan tanpa berkedip."Dua-duanya?" Satu alis Logan menukik ke atas."Penawaran yang perta

  • Hot Sugar Daddy   38. "Let me taste you, Daddy."

    POV Logan Lidahku mencari titik yang tepat untuk menaklukkan Amanda dan aku segera menemukannya. Kedua paha Amanda menegang selama beberapa waktu sebelum tubuhnya mengejang penuh penerimaan. Punggung Amanda sontak membusur kala gelombang itu datang menyapunya. Aku mendengar Amanda mengudarakan erangan parau yang panjang dan memacu semangatku untuk membuatnya meneriakkan namaku di sela-sela pelepasan. Menyaksikan Amanda menggelinjang hebat mendadak membuat dadaku sesak oleh rasa bangga yang tidak terbantahkan. Bersumpah akan melimpahinya kenikmatan sebanyak mungkin. “Lo-Logan... Logan...” geram Amanda terbata-bata, jemarinya mencengkeram erat rambutku, memegang sisa kendali dirinya yang begitu rapuh. “Panggil aku dengan benar,” desisku sambil menonton Amanda menggeliat melalui kakinya. Kepala Amanda kembali mendongak dan bibirnya yang gemetar meracau tentang sesuatu yang kotor. Dia mengerang lebih panjang, lebih parau, lebih erotis. Membuatku mengecap lebih banyak rasa dirinya di

  • Hot Sugar Daddy   37. "Spread your legs and moan for Daddy."

    POV Amanda“Kedua, aku ingin mendengar kau menyebut namaku saat kau klimaks di bibirku.” Logan membisikkannya dengan suara berat, menyentuh lembut garis rahangku menggunakan bibirnya, mengirimkan gelenyar aneh yang kukenali itu ke perutku.“Dan ketiga, aku akan membuatmu merasakan diriku seutuhnya.” Logan kembali berbisik dengan nada yang lebih kasar, seolah-olah pengendalian diri yang selalu dibanggakan olehnya habis meleleh di bawah kakiku.Darahku berdesir hebat sewaktu Logan mendorongku ke salah satu pilar. Tangannya langsung bergerak membebaskan kancing celana pendekku dan membuat kain dari bahan denim itu seketika meluncur melewati kedua kakiku. Aku menggeram sewaktu jemari Logan menyusup ke balik pelindung terakhir yang masih kukenakan. “Sial, Amanda. Kau basah sekali. Kau akan membuatku mati karena terangsang,” umpatnya kemudian. Aku melihat bibir Logan gemetar dan mendengus sebelum satu jarinya berpindah ke celah yang lebih pribadi. Kesiapku sontak mengudara. Punggungku me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status