Selang 1 jam setelah Elliona mendapatkan perawatan dari dokter Bae, William masih tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan. Pria berkemeja abu- abu itu terus – terusan mengumpat karna ia tidak boleh untuk melihat istrinya sama sekali.
“SIALAN !” umpatnya lagi- lagi
“KENAPA AKU TIDAK DIPERBOLEHKAN MASUK HAH ?” bentaknya pada beberapa perawat yang ber
“La.. lalu bagaimana bisa istrimu bisa dirawat disini ?” tanya James pelan“Dia keguguran dan harus di kuret” ucap William dengan lemah, ia begitu terpukul mengatakan hala yang begitu menyedihkan seperti ini. Hatinya juga benar- benar terasa hancur“APA ? bagaimana bisa ?” pekik James keras, lalu William menceritakan semuanya. Segala kebodohannya hingg
“KAKAK” teriak Elliona dengan sekuat tenaga, ia dibantu berjalan oleh Kyla“Kumohon ..hentikan !! Please !” lirihnya. Tak bisa dipungkiri hatinya luar biasa sakit ketika melihat William terlihat mengenaskan seperti itu. Ia ingin menolongnya namun Elliona masih begitu kecewa dengan pria ituWilliam yang melihat Elliona keluar dan menghentikan aksi kakaknya tersenyu
Setelah menumpahkan segala bentuk kesedihan karna istrinya pergi meninggalkannya. Sekarang William akhirnya pulang diantar oleh kakaknya dan juga James yang membantu William dalam berjalan. Laki- laki itu hanya berdiam bak seperti mayat hidup. Raut wajahnya nampak suram dan pandangannya selalu kosong“Oh, William Andersson Kim !! Akhirnya kau pulang juga” ucap Nenek William yang begitu senang melihat cucu kesayangannya pulang kerumah setelah beberapa hari. Namun ia merasa ada yang janggal, dimana wanita itu ? lalu k
Sedangkan saat ini, di sebuah belahan dunia yang lain. Lebih tepatnya di benua yang lain sebuah keluarga kecil sedang berduduk santai dengan menikmati sebuah teh hangat yang menemani pagi mereka yang cerah ini. Mereka sednag berada disebuah rumah bergaya Eropa dengan pemandangan pegunungan yang begitu indah serta sebuah sungai yang jernih di dekat rumah yang mereka tempati saat ini“Baby, kau sudah merasa baikan ?” tanya Mark pada Elliona yang tengah sama- sama menikmati teh di teras rumah mereka
“Ia mulai depresi dan hampir mengalami gangguan jiwa”“APA ?” pekiknya dengan begitu hebat. Ucapan Nenek William seolah- olah bom nuklir yang diledakkan tepat pada hati Elliona yang masih rapuh. Elliona menggeleng-gelengkan kepalanya seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini. Hatinya mendadak merasakan nyeri yang luar biasa kembali
“Ap ...apa yang kau lakukan pada William nek ?” ucap Elliona tidak percaya apa yang ia lihat saat ini“Ma.. maafkan aku. Kau terpaksa melakukannya karna pagi tadi ia mengamuk dan bahkan memaksa untuk keluar dari rumah” ucap Nenek William dengan suara parau dan kemudian menangis terisak“Masuklah tolong coba kau b
Elliona memeluk William dengan erat, hal itu adalah cara terakhir yang ia miliki. Ia tidak tahu lagi bagaiamana caranya agar William kembali bisa mengingatnya. Elliona terisak dengan keras di balik punggung WilliamMata William membulat ketika ia menyadari sesuatu, sebuah rasa yang begitu meletup- letup yang beberapa saat lalu sempat redup dalam hatinya kini kembali lagi. Ciuman yang pe
“Dan seharusnya kau yang harus berjanji agar tidak berkhianat padaku” sungut William “Apa ?” Elliona mengernyit heran “Ak..aku ?”William mengangguk