Share

Hubungan Gelap
Hubungan Gelap
Penulis: Permen Jahe

Bab 1 Salah Mencium

Di ruang tamu yang bercahaya remang-remang, cahaya lilin yang ada di atas meja semakin menambah sensasi kenikmatan bagi dua sejoli yang sedang bermadu kasih di sofa.

Punggung lebar pria itu menyelubungi tubuh wanita yang ada di bawahnya. Hanya terdengar suara rintihan lembut.

Si pria tiba-tiba berhenti. "Baru pertama kali?"

Callista baru tersadar dari rasa sakit yang menderanya, tetapi rasa sakit yang dirasakannya itu pun berubah menjadi kepanikan.

Suara yang terdengar familier sekaligus asing itu membuat Callista syok.

Karena Callista baru saja menyadari kalau pria yang menindihnya itu bukan tunangannya.

Melainkan abang tunangannya yang bernama Jason, pria yang disegani oleh banyak orang.

Callista begitu ketakutan, dengan tubuhnya yang terbaring kaku dan kesadaran yang berada dibawah pengaruh alkohol, Callista berusaha mengingat kembali bagaimana semua ini bisa terjadi, hingga berakhir seperti ini.

Siang ini Callista baru saja bertunangan dengan Edbert, tunangannya itu.

Mereka sudah merencanakan untuk menunaikan malam pertama mereka malam ini ....

Namun ....

Begitu setelah Callista melepaskan bajunya, Edbert menerima panggilan dari adik sepupu perempuannya dan pria itu langsung pergi begitu saja. Bahkan saat Callista mencoba memohon agar Edbert tidak pergi, pria itu malah menghina Callista "jablai".

Kemudian, Callista pun menghabisi sebotol anggur merah itu sendirian.

Saat Callista sedang mabuk, dia samar-samar teringat kalau Edbert kembali lagi. Kali ini, Edbert bahkan mencumbunya dengan begitu berhasrat, pria itu bahkan menindihnya di sofa dengan bergairah.

Callista makin menggigil ketika ingatannya makin jelas dan berkata dengan gemetar, "Kau, kau ...."

Pria yang berada di atasnya itu melengkungkan bibirnya dan tersenyum. Alisnya terangkat dan menatap Callista dengan tajam, dengan nada suara yang terkesan iseng, dia berkata, "Ada apa, Calon Adik Ipar?"

Begitu mendengar panggilan ini, darah Callista langsung mendidih. Callista buru-buru mendorong Jason ke samping dan berdiri di lantai. Bibir Callista gemetar ketika menunjuk Jason.

Jason pun bangkit secara perlahan, mengeluarkan rokok dan menyalakannya. Jason menyesap dalam-dalam dan mengembusnya. Dari balik asap rokok yang mengepul, sorotan matanya menggeliat di tubuh Callista.

"Maaf, aku mengira ini caramu memperlakukan tamu."

"Kau!"

Callista tahu kalau Jason sedang berdalih dengan alasan yang tidak masuk akal, tetapi Callista tidak bisa berbuat apa-apa.

Apalagi secara samar-samar, Callista teringat kalau saat itu dirinya sendiri yang menyerobot dalam pelukan Jason dan menggodanya.

Lagi pula, siapa yang tidak tahu julukan Tuan Kedua keluarga Davis ini. Status dan kedudukan Jason bukanlah kendala utama, wataknya yang suka memberontak, yang paling merepotkan, tidak ada seorang pun yang berani mencari masalah dengannya.

"Callista." Suara Jason yang menggoda dan rendah itu semakin mengecil didengar di kuping manusia.

"Apa kamu nggak mau memakai baju?"

Secara refleks, Callista langsung menunduk. Pikirannya yang masih kacau karena pengaruh alkohol, langsung tersadar kalau dirinya tak berbusana sehelai pun. Dia terlihat berbeda jauh dengan kondisi Jason yang masih berpakaian lengkap.

Callista pun berteriak histeris beberapa saat. Lalu, dia berjongkok dan memeluk dirinya sendiri.

Tatapan mata Jason menjadi agak gelap ketika Callista bergerak tidak nyaman dan gemetaran.

Jason memungut jaket yang tergeletak di lantai dan melemparnya ke tubuh Callista, lalu berbalik dan merokok.

Dengan jaket itu, Callista berjongkok di belakang sofa dan mengenakan pakaiannya kembali secepat mungkin.

Selama beberapa saat ini, Callista berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Ajaran keluarga Garcia yang konservatif dan sangat ketat. Apabila hal ini sampai tersebar, tamat sudah riwayat Callista.

"Aku berharap Tuan Jason bisa menganggap kejadian hari ini, tidak pernah terjadi."

"Kamu datang untuk mencari Edbert, 'kan? Dia tidak ada di sini, sudah larut malam."

Kalimat yang sederhana untuk mempersilakan Jason pergi.

Pikiran Callista sangat kacau, dia hanya ingin mengusir orang yang merepotkan ini segera pergi.

Namun, dia tidak tahu kalau Jason adalah seorang pemberontak. Semakin orang melarangnya, dia semakin ingin melakukannya.

Dia suka menyusahkan orang lain, semakin besar kekacauan yang dia buat, Jason akan semakin senang.

Melihat Callista berusaha menghalaunya, Jason bukannya pergi. Dia malah duduk menyilangkan kakinya dengan santai seperti berada di rumahnya sendiri.

Jason melihat bunga dan anggur merah yang ada di atas meja, kemudian melihat Callista lagi, Jason semakin iseng, "Suasananya sudah bagus, orangnya pun lumayan."

Pipi Callista pun memerah dan panas, dia bagaikan ikan yang berada di atas talenan, siap disembelih, digoreng dan dimakan.

Perkataan Jason membuat Callista teringat kembali saat tunangannya itu meninggalkannya begitu saja.

"Tuan Jason, tadi kamu sudah mengambil keuntungan, menabur garam di atas penderitaan orang. Kamu ini benar-benar keterlaluan!"

Pada saat ini, posisi Callista sangat lemah, dia bukan ancaman bagi yang lain. Sebaliknya hal ini justru membuat Jason semakin ingin menggodanya.

Jason tiba-tiba tersenyum. Pencahayaan di ruang tamu itu sangat gelap, membuat ekspresi Jason itu begitu menggoda.

"Jangan sok suci. Adikku mungkin sedang bersenang-senang dengan adik sepupunya yang baik itu. Bagaimana mungkin dia masih memikirkanmu?"

Kata "adik sepupunya yang baik" terdengar begitu mesra ketika Jason mengatakannya. Arti tersembunyi di balik kata-kata itu membuat Callista menggigil kedinginan.

Callista berpura-pura tenang dan berkata, "Jessica adalah adik sepupu Edbert, jadi dia adik sepupuku juga. Dia kehilangan orang tuanya sejak kecil, wajar saja kalau Edbert menjaganya."

Jason tertawa dan berkata, "Kamu benar-benar tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?"

Callista tidak mengatakan apa pun, tetapi napasnya yang tidak teratur itu telah membongkar semuanya.

Jason tiba-tiba berdiri dan mendekat ke arah Callista selangkah demi selangkah hingga tubuh Callista tertutup bayangannya.

Jemari Jason menunjuk ke arah bahu Callista dan berkata, "Karena kamu bilang aku mengambil keuntunganmu, aku akan menebusnya. Pakai jaketmu, aku akan membawamu untuk melihat ...."

Suara yang menggoda terdengar di telinga Callista. Jason berkata sepatah kata demi kata, "Adegan ranjang."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status