Share

Bab 15. Ibu yang Membuang Anaknya

Benci. Benci. Benci.

Tiga kata yang wajib aku lontarkan pada makhluk posesif yang mengekangku layaknya piaraan. Ke mana-mana aku merasa dibuntuti, dekat dikit sama orang udah dicurigai.

Heran. Kenapa hidupku semengenaskan ini? Sebelumnya suamiku melarang aku dekat dengan Kevin, terus Kenzi, sekarang ...? Guruh dong. Padahal Guruh itu mahasiswa terbaik yang diidamkan, maka satu kelompok dengannya jadi anugrah karena aku bisa berpeluang besar dapat hibah.

Heran aku tuh sama nasib, kenapa bisa terjebak dalam lingkaran seorang Ravi? Seingatku artis Dind* HW belum bisa masak mie instan dapatnya Rey Mb*yang, terus Nia R*madhani belum bisa buka salak eh dapatnya Ardhi Bakri. Pada keren semua itu mana perhatian lagi.

Lah, aku? Bisa masak indomie komplit pakai telor,kornet dan sosis kenapa harus dapat Pak Ravi? Kenapa harus dia yang jadi suamiku?

Udah jutek, dingin, nyebelin dan posesif lagi!

Ya Allah! Aku boleh meminta jodoh ditukar aja nggak, sih?

"Udah manyunnya?"

Aku bisa melihat Pak Ravi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status