Share

Bab 16. Satu Kasur

Mataku melotot melihat beberapa potongan rak dinding yang berserakan di lantai kamar Pak Ravi.

Jadi, ini biang keroknya yang membuat tidurku terganggu?

"Pak Ravi?!" panggilku kaget.

Ini pertama kalinya aku masuk ke kamar suamiku selama pernikahan kami, karena sesuai kesepakatan satu sama lain tidak boleh melewati batas masing-masing. Namun, tak kusangka aku akan masuk dengan cara seperti ini.

Kukira dia sakit eh, ternyata dia hanya gemar berbuat kegaduhan. Pantas saja kudengar ada barang jatuh sejak tadi.

"Sara? Kamu bangun?" tanyanya tanpa melihatku.

Kutebak sepertinya dia punya mata ketiga di belakang kepalanya sehingga tanpa menatap pun dia tahu itu aku.

"Iya Pak. Tadi saya ...."

"Maaf, saya tidak bisa tidur dan ada yang harus saya lakukan," katanya memutus ucapanku. Posisinya masih sama berjongkok sambil membelakangiku.

"Oh, iya Pak."

Aku mengangguk memahami karena bingung mau merespon apa lagi. Kali ini dia kumaafkan karena Pak Ravi baru patah hati oleh ibu sendiri.

Eh, bentar. A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status