Jam sepuluh siang Naveah dan Lee Kwon bersiap untuk berangkat menuju bandara. Hari ini rencananya mereka berdua akan di antar pak Kim. Naveah sudah berada di loby apartemen untuk menunggu Lee Kwon, tidak banyak yang dibawa Naveah untuk berlibur kali ini. Dia hanya membawa 1 koper kecil berisi empat baju, empat celana panjang, dan 2 set piyama. Perempuan itu sudah mengambil Hp beserta tasnya dari apartemen Lee Kwon sebelum turun ke Loby apartemen.
“Ibu aku akan berangkat bersama Lee ke Kwon ke Thailand siang ini, maaf minggu ini belum sempat ke rumah Ibu” bunyi pesan Naveah ke Ibu mertuanya.
“Oke sayang selamat bersenang-senang” bunyi pesan masuk dari Ibu mertuanya.
Tidak terasa empat puluh lima menit Naveah menunggu Lee Kwon di loby karena terlalu lama akhirnya Naveah kembali naik ke lantai 11 menuju apartemen Lee Kwon. Pintu lift terbuka, saat Naveah akan melangkan kakinya ke apartemen Lee Kwon ia melihat Lee Kwon sedang berpelukan dengan perempuan lain, wajah perempuan itu sama dengan yang ada di foto yang ia lihat di apartemen Lee Kwon tadi malam.
“Itu pasti Nari” kata Naveah dalam hati. Karena posisi Lee Kwon memunggungi Naveah, Lee Kwon tidak sadar kalau Naveah melihatnya berpelukan dengan Nari. Naveah yang tidak ingin mengganggu akhirnya kembali ke loby apartemen. Sebuah pesan masuk ke hp Naveah yang berasal dari Lee Kwon.
“Naveah ada beberapa hal yang harus aku urus kamu berangkat dulu saja ke Thailand, dua tiga hari aku akan menyusul mu kesana” pesan Lee Kwon.
Tanpa bertanya banyak hal dan membalas pesan Lee Kwon akhirnya Naveah berangkat seorang diri ke Thailand. “Anneth aku minta tolong uruskan pemesanan paket liburan selama aku di Thailand, untuk satu orang dan aku harap sampai di Thailand biro wisata yang kamu pesan bisa menjemputku di bandara” tulis pesan singkat Naveah pada Anneth.
Dalam pesawat Naveah masih memikirkan apa yang dia lihat di apartemen tadi, dia bertambah kesal saat Lee Kwon membatalkan keberangkatannya hanya karena Nari.
“Aku cuma tidak habis pikir sampai begitunya kah dia sampai membatalkan janji hanya untuk Nari” gumam Naveah dalam hati.
Empat jam kemudian pesawat yang dinaiki Naveah mendarat di bandara Suvarnabhumi. Naveah berjalan menuju pintu keluar bandara untuk menunggu jemputan dari biro wisata yang sudah dipesankan oleh Anneth.
“Nyonya saya sudah di loby luar bandara untuk menjemput anda” pesan masuk di HP Naveah yang ternyata dari asisten Lee Kwon. Lima menit menunggu Naveah bertemu dengan salah satu pegawai dari biro wisata yang menjemputnya Naveah bergegas naik ke mobil dari biro wisata tersebut. Saat di dalam mobil Naveah membuka Hp dan membalas pesan pada asisten Lee Kwon.
“Anda pulang saja pak Han saya sudah ada yang menjemput” balas Naveah singkat ke asisten Lee Kwon tersebut.
Dalam mobil Naveah tidur sepanjang perjalanan dan tidak menghiraukan pesan atau pun telp yang masuk ke Hp nya. Tidak terasa Naveah sudah sampai di Park Hyatt Bangkok tempatnya menginap selama liburan di Thailand. Naveah merebahkan badannya di kamar hotel yang sudah ia pesan, ia mulai memainkan Hp dan melihat log panggilan yang ternyata salah satunya ada dari seseorang yang diberi nama Hyung. Mata Naveah terkejut tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Hyung menghubungi ku lagi” gumam Naveah dalam hati.
Naveah sejak SMA jatuh cinta dengan kakak tingkatnya yang bernama Dongman, tapi dia sadar kalau saat ini dirinya tidak single lagi karena sudah menikah dengan Lee Kwon meskipun pernikahan antara Lee Kwon dan dirinya karena perjodohan tapi Naveah sangat menjunjung etika dalam pernikahan apalagi Ibu mertuanya sangat baik padanya.
Ingatan Naveah tiba-tiba kembali saat dia bertemu dengan Lee kwon untuk pertama kali setelah dijodohkan dengan kakeknya. Mereka bertemu di restoran yang biasanya dipesankan ibu mertuanya untuk acara Anniversary penikahan mereka berdua. Lee Kwon mengungkapkan pada Naveah kalau Lee Kwon mencintai perempuan lain, bahkan Lee kwon pernah bilang kalau perempuan itu kembali lagi ia akan menikahi perempuan itu meskipun sudah menikah dengan Naveah nantinya.
"Aku mencintai perempuan lain dan aku sedang menunggunya kembali" kalimat Lee Kwon pada Naveah waktu itu.
Naveah meskipun lebih muda tiga tahun cukup memahami perasaan Lee Kwon. Saat mendengar penjelasan Lee Kwon dan pandangannya terhadap pernikahan sedikitpun Naveah tidak merasa sakit hati ataupun marah. Naveah sadar dirinya bukan siapa-siapa, Naveah hanya meminta pada Lee Kwon saat ia nanti kembali bersama perempuan yang dicintainya Naveah bisa diberi tahu sejak awal dan bisa diceraikan secara baik-baik.
“Aku masih muda, saat aku menikah dengan Lee Kwon umur ku masih 24 tahun dan tahun ini usia ku akan memasuki 26 tahun, kalaupun tahun ini atau atau tahun depan aku diceraikan masa depan ku masih panjang dan aku harus menggapai impian dan cita-cita ku. Aku tidak pernah membuka hati pada siapa pun karena banyak hal yang harus aku raih dalam hidup ku, setidaknya keberadaan ku bisa memberi manfaat baik untuk orang lain” kata Naveah dalam hati.
Di tempat lain Lee Kwon tidak kuasa menyembunyikan rasa bahagianya karena bisa bertemu kembali dengan Nari. Nari adalah cinta pertama Lee Kwon mereka dulu bertemu saat kuliah di Kyoto University. Nari dan Lee Kwon mengobrol di apartemen milik Nari, ia baru saja pindah ke apartemen dan menjadi tetangga Lee Kwon. Apartemen Nari no 113A sedangkan apartemen Lee Kwon no 113 B.
"Bagaimana perasaan mu setelah bertemu dengan ku hari ini?" tanya Nari sambil menyandarkan kepalanya di pundak Lee Kwon. Lee Kwon tersenyum pada perempuan itu, menggengam tangannya dengan erat.
"Apa yang perlu ditanyakan, kamu sudah lihat perasaan ku pada mu tidak berubah sedikit pun" pria itu mencium kening Nari.
Pertemuannya dengan Nari hari ini membuat Lee Kwon sejenak tidak memikirkan pekerjaan ataupun Naveah, perempuan yang sudah dua tahun ia nikahi dan hanya ia anggap sebagai teman dan adiknya sendiri. Nari sendiri tahu kalau Lee Kwon sudah menikah karena i*******m ibu Lee Kwon pernah mengunggah foto pernikahan Lee Kwon dan Naveah. Nari merasa masa bodoh dengan keadaan Lee Kwon sekarang, yang ia tahu Lee Kwon memiliki perasaan yang sama dengannnya hingga saat ini. Mereka berdua saling berpegangan tangan dengan rasa bahagia.
Siang nanti sekitar jam sembilan biro perjalanan wisata akan menjemput Naveah. Jadwal kunjungan ke berbagai tempat sudah Naveah ia terima dari Anneth sejak ia sampai di Thailand. Naveah benar-benar memanfaatkan waktu liburannya untuk menyenangkan diri dan menghilangkan penat kerja.“Ibu aku sudah sampai Thailand kemarin” tulis Naveah pada laman instagramnya sambil menandai instagram ibu mertuanya.Kalau sesuai jadwal Naveah baru sampai hotel lagi sekitar jam delapan malam, ia mempersiapkan perbekalan berupa power bank karena takutnya baterai Hp nya habis saat ia gunakan untuk mengabadikan foto dan video liburannya. Selesai sarapan Naveah menuju loby hotel tempatnya menginap, mobil biro wisata sudah stand by untuk mengantarnya jalan-jalan ke berbagai tempat hari ini.Tempat pertama yang akan Naveah kunjungi adalah Wat saket. Wat Saket sendiri merupakan sebuah kuil Budha yang dikenal dengan sebutan gunung emas, dari tempat ini Naveah bisa melihat keindahan sek
Pukul enam sore pesawat yang ditumpangi Navaeah mendarat di Korea, dia langsung ke rumah mertuanya sesampainya di bandara dengan diantar oleh sopir pribadinya. Dua jam di rumah Ibu mertuanya Naveah pamit pulang karena Naveah perlu melakukan banyak persiapan untuk acara pertemuan besok dengan W Company."Ibu Naveah pulang dulu ya" Naveah pamit sambil memeluk Ibu mertuanya yang mengantar perempuan itu sampai depan pintu."Hati-hati sayang, sering-seringlah main ke sini" pesan Ibu mertua pada Naveah.Naveah masuk ke dalam mobil, melambaikan tangan pada Ibu mertuanya. Mobil mulai melaju meninggalkan rumah Ibu Lee Kwon. Jam sepuluh malam Naveah sampai di gedung apartemennya, dia turun dari mobil dan bersiap memasuki loby apartemen. Naveah tidak menyangka dia akan bertemu dengan Dongman, cinta pertamanya saat SMA.Dongman adalah kakak kelas Naveah yang terkenal cerdas, tampan dan punya perilaku yang baik sehingga banyak diidolakan oleh siswi-siswi di SMA nya du
"Baik kakek, kami akan segera ke sana" Lee Kwon mengakhiri telpon dari kakeknya.Setelah menerima telp Lee Kwon tidak masuk ke dalam apartemennya melainkan turun ke lantai 10 untuk bertemu dengan Naveah. Ting-tong, ting-tong suara bel berbunyi di apartemen Naveah, Naveah bergegas melihat siapa tamu yang berkunjung ke apartemennya melalui layar monitor di dekat pintu.“Kenapa lagi sih ini” Naveah menggerutu dalam hati. Naveah pun membukakan pintu untuk Lee Kwon.“Ada apa?, Kenapa tiba-tiba datang kes sini?" tanya Naveah pada Lee kwon dengan sewot.“Aku tidak ada waktu untuk menjelaskannya sekarang, ayo ikut aku” ajak Lee Kwon sambil menggandeng tangan Naveah.“Sebentar, jangan seperti ini jelaskan dulu kita mau kemana, kamu tidak lihat aku hanya memakai kaos dan celana ¾ seperti ini?"Naveah menghentikan langkah Lee Kwon.“Ah, maaf aku benar-benar buru-buru, kalau begitu kamu bisa berganti pakai
Jam menunjukan pukul sembilan pagi, Naveah masih tertidur pulas di kamarnya. Tirai jendela masih tertutup rapat sehingga cahaya yang biasanya masuk melewati kaca-kaca jendela tidak bisa masuk karena terhalang oleh tirai cendela. Sabtu pagi biasanya Naveah sudah produktif menjalankan aktivitas dengan olahraga seperti jogging di taman dekat apartemen ataupun belajar memasak tapi karena kesibukan rapat sampai malam membuat Naveah memilih untuk tidur.Kamar Naveah berada di lantai dua apartemen, di dalam kamarnya terdapat beberapa ruangan seperti ruang membaca, kamar mandi, dan juga ruang ganti. Ruang baca adalah tempat favorit Naveah setelah balkon. Naveah sering menghabiskan waktunya dengan membaca buku kisah orang-orang sukses, buku investasi, buku mengelola keuangan ataupun novel ringan yang tidak terlalu berat untuk dibaca saat libur. Paling tidak dalam satu tahun Naveah bisa membaca 12-15 judul buku.Terlahir dengan keterbatasan finansial membuat Na
Selesai sarapan Naveah meminta izin Ibunya untuk mandi sebelum mereka pergi belanja. Naveah beranjak naik ke lantai dua menuju kamar nya. Saat mengecek Hp yang sedang di cash dia melihat ada panggilan masuk dari Dongman. Naveah pun menelpon Dongman balik, tut tut menunggu panggilan Naveah dijawab oleh Dongman. Tidak lama kemudian Dongman mengangkat telpon Naveh."Naveah, apa kamu masih tidur?" tanya Dongman."Tidak Hyung, aku barusan dari lantai bawah jadi tidak dengar kalau hp ku berbunyi" kata Naveah. Dongman sebenarnya ingin mengajak Naveah ke luar untuk makan dan bertemu dengan teman-teman sekolahnya nanti malam, Dongman sedikit ragu perempuan menerima ajakannya untuk pergi atau tidak."Ada yang bisa aku bantu hyung" kata Naveah memecah keheningan."Sebenarnya aku mau mengajak mu untuk pergi bersama nanti malam kalau tidak keberatan" ucap Dongman."Pergi kemana Hyung, berdua atau banyak orang?" tanya Naveah balik."Ki
"Aku baru tahu ternyata perempuan itu adalah seorang penulis" gumam Naveah dalam hati.Solmi terlihat tidak senang melihat acara yang tengah berlangsung di lantai dua, apalagi kalau berjumpa dengan Nari.Biarpun mereka pernah dekat dulu tapi saat perempuan itu meninggalkan anaknya untuk menikah dengan pria lain ia begitu membencinya. Tapi dia bersyukur karena dia bisa memperoleh menantu sebaik Naveah sekarang."Sayang kita langsung saja ke toko buku yang ingin kamu kunjungi" Solmi mengajak Naveah agar tidak fokus pada pameran yang tengah berlangsung di tengah-tengah lantai dua.Solmi yakin kalau Naveah tahu hubungan antara Lee Kown dan putranya meskipun menantunya itu tidak pernah bertanya langsung pada nya."Baik Ibu" Naveah menggengam tangan Ibu nya ke toko buku yang ia maksud.Naveah tengah memilih buku yang berada di rak-rak buku di toko tersebut. Sedangkan Solmi menunggu putrinya itu sambil duduk membaca buku di tempat yang telah di
"Kamu menginap di sini saja hari ini, lagian besok kan hari minggu" pinta Solmi."Ibu, lain kali ya" ucap Naveah dengan berat hati menolak permintaan mertuanya.Setelah mengantar mertuanya pulang ke rumah, Naveah pergi menemui temannya yang bernama Seohyun. Seohyun tinggal di sebuah apartemen yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah mertuanya. Perjalanan dari rumah Solmi ke apartemen Seohyun membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh menit saja.Tok Tok, Naveah mengetuk pintu apartemen Seohyun. Perempuan itu mencoba menghubungi temannya karena pintunya tidak dibuka-buka."Aku sudah di depan" ucap Naveah pada Seohyun melalui telpon."Oke, aku baru selesai mandi tadi, sorry ya" jelas Seohyun.Lima menit kemudian Seohyun pergi membukakan pintu untuk Naveah."Lama sekali" perempuan itu memeluk Seohyun yang mengenakan baju tidur berwarna navy."Ya, kamu ini kenapa coba?" Seohyun kaget dengan kelakuan Naveah yang tidak b
"Naveah cepat bangun, kamu tidak dengar hp mu terus berbunyi dari tadi. Suami mu menelpon terus kamu tidak berniat untuk segera mengangkatnya telinga ku sudah tidak kuat mendengar nada dering di ponsel mu yang berbunyi terus dari tadi" ucap Seohyun.Naveah masih belum membuka matanya, perempuan itu terlihat kelelahan. "Jam berapa sekarang" tanya Naveah dengan mata masih terpejam."Jam sebelas" ucap Seohyun.Naveah pun seketika terbangun mendengar perkataan dari sahabatnya itu. "Beraninya kamu berbohong" Naveah marah setelah melihat jam dinding di depannya yang masih menunjukkan pukul sepuluh siang."Makanya cepat bangun dan angkat telpon dari suami mu itu"ucap Seohyun."Ada apa" Naveah mengangkat telpon dari Lee Kwon."Kamu baru bangun?, ada dimana sekarang, biar aku jemput" ucap Lee Kwon."Telingaku sepertinya salah dengar karena nyawaku belum seratus persen kembali" ucap Naveah."Halo, kamu dengar suara ku kan?" tanya L