Home / Romansa / I Know It's Not Easy / 8. Belanja Bersama

Share

8. Belanja Bersama

Author: MyLFmuniroh
last update Last Updated: 2021-09-04 09:09:17

Selesai sarapan Naveah meminta izin Ibunya untuk mandi sebelum mereka pergi belanja. Naveah beranjak naik ke lantai dua menuju kamar nya. Saat mengecek Hp yang sedang di cash dia melihat ada panggilan masuk dari Dongman. Naveah pun menelpon Dongman balik, tut tut menunggu panggilan Naveah dijawab oleh Dongman. Tidak lama kemudian Dongman mengangkat telpon Naveh.

"Naveah, apa kamu masih tidur?" tanya Dongman.

"Tidak Hyung, aku barusan dari lantai bawah jadi tidak dengar kalau hp ku berbunyi" kata Naveah. Dongman sebenarnya ingin mengajak Naveah ke luar untuk makan dan bertemu dengan teman-teman sekolahnya nanti malam, Dongman sedikit ragu perempuan menerima ajakannya untuk pergi atau tidak.

"Ada yang bisa aku bantu hyung" kata Naveah memecah keheningan.

"Sebenarnya aku mau mengajak mu untuk pergi bersama nanti malam kalau tidak keberatan" ucap Dongman. 

"Pergi kemana Hyung, berdua atau banyak orang?" tanya Naveah balik.

"Kita tidak berdua, akan ada pertemuan dengan teman-teman SMA nanti malam karena aku tidak punya teman untuk pergi jadi aku berencana mengajak mu, tapi kalau kamu sibuk anggap saja kamu tidak mendengar ajakan ku ini" ucap Dongman tanpa memaksa Naveah.

Sementara itu Naveah masih bepikir untuk mengiyakan ajakan Dongman atau tidak. Perempuan itu sudah janji pergi bersama dengan Ibu mertuanya, dia tidak tahu pulang menemani Ibu mertuanya jam berapa.

"Hyung, kamu masih di sana?" tanya Naveah setelah diam lama.

"Iya Naveah, bagaimana?" Dongman menunggu dengan harap-harap cemas.

"Sebenarnya hari ini aku sudah ada janji, aku tidak tahu pulang jam berapa. Kalau aku bilang iya takutnya aku belum pulang Hyung" jelas Naveah.

"Baiklah santai saja, lagi pula acara seperti ini tidak akan diadakan hanya satu kali. Tidak apa kalau kamu tidak bisa" Dongman memahami kondisi Naveah.

"Maaf ya Hyung, mungkin lain kali" Naveah merasa tidak enak menolak ajakan kakak tingkat nya itu.

"Hey, santai saja tidak perlu dipikirkan" ucap Dongman.

"Kalau begitu aku matikan telpon nya ya, aku sudah ditunggu" ucap Naveah sebelum mengakhiri percakapan dengan senior nya itu.

"Baiklah, kalau begitu selamat beraktifitas" Dongman menutup telpon.

Lee Kwon masih di lantai bawah bersama Ibu nya, mereka duduk di sofa ruang tamu apartemen Naveah.

"Apa mantan kekasih mu kembali lagi ke Korea?"tanya Solmi pada putranya.

Lee Kwon sedikit kaget Ibu nya tiba-tiba bertanya soal Nari pada dirinya. Laki-laki itu mengangguk pada Ibu nya.

"Kamu masih berharap bersama perempuan itu? perempuan yang sudah meninggalkan mu dan akhirnya menikahi pria lain" Solmi bertanya dengan nada sedikit marah.

"Ibu itu dulu, dia sadar kalau apa yang ia lakukan salah itulah kenapa dia kembali sekarang" bela Lee Kwon.

"Kau buta!" bentak Solmi.

"Ingat baik-baik perkataan Ibu, perempuan yang meninggalkan mu dengan alasan tidak bahagia saat bersama mu, kemudian mencari pria lain dan kembali pada mu dengan alasan dia salah mengambil keputusan dia juga akan kembali membuat alasan yang sama pada mu suatu saat nanti saat dia tidak bahagia bersama mu" Solmi menasehati putra nya itu.

Pria itu tampak tidak senang karena Ibu nya terlalu menilai buruk tentang Nari.

"Ibu dia tidak seburuk yang Ibu pikirkan" bela Lee Kwon dengan nada pelan dan meyakinkan pada Ibu nya.

"Jangan menyesali apa yang kamu lakukan suatu hari nanti kalau kamu masih seperti ini" Solmi memperingatkan Lee Kwon.

"Ibu, aku sudah siap" Naveah memanggil-manggil Ibu mertuanya. Seketika itu Solmi dan Lee Kwon menghentikan pembicaraan mereka.

"Kalian di sini" Naveah mengahampiri Ibu nya yang berada di ruang tamu. Naveah merasakan sesuatu telah terjadi sebelum dia mengahampiri Ibu dan suami nya itu.

"Sudah siap Nak?" tanya Solmi berdiri dari Sofa.

Naveah mengangguk pada Ibu mertua nya. Mereka bergandengan tangan ke luar apartemen menuju tempat perbelanjaan yang tidak jauh dari situ. Sedangkan Lee Kwon tidak ikut dan memilih kembali ke apartemennya.

"Kamu tidak ikut dengan kami" tanya Naveah sebelum menaiki mobil bersama Ibu nya.

"Tidak, kalian pergilah bersama, aku tidak ingin mengganggu"jawab Lee Kwon.

"Kau benar-benar membosankan dan tidak seru" ledek Naveah. Terlihat Lee Kwon tidak mood setelah pembicaraannya dengan solmi di ruang tamu apartemen Naveah.

Naveah melambaikan tangan pada Lee Kwon yang mengantar dirinya dan Solmi sampai di tempat parkir apartemen. Pria itu tidak membalas lambaian tangan Naveah dan pergi begitu saja menuju apartemennya.

"Ibu, Lee Kwon kenapa? wajahnya terlihat tidak senang" tanya Naveah ingin tahu.

"Ibu juga tidak tahu nak, bukankah dia juga biasanya seperti itu. Sudah biarkan saja jangan dipikirkan, fokus saja menyetir" jelas Solmi pada menantunya dengan lembut.

"Baiklah Ibu" Naveah tersenyum pada Ibu nya. Dipikiran Naveah, perempuan itu mengira pasti ada suatu hal yang terjadi antara Ibu dan putra nya itu. Tapi dia tidak ingin memikirkan terlalu lama karena tidak perlu juga mengetahui yang tidak perlu ia ketahui.

Sesampainya di Mall, Naveah dan Solmi mengelilingi beberapa toko baju langganan mereka berdua. Sayangnya hari itu Naveah tidak ingin membeli baju jadi dia hanya mengantar Ibu mertuanya membeli beberapa baju.

"Ibu sepertinya ini cocok untuk Ibu" Naveah memilihkan baju lengan pendek motif bunga berwarna biru muda untuk mertuanya.

"Coba Ibu lihat" Solmi mengaca pada cermin yang ada di toko tersebut. Perempuan itu tersenyum karena menantunya itu benar-benar pintah memilihkan baju untuknya.

"Kamu benar-benar tahu selera Ibu" puji Solmi pada Naveah. Naveah tersenyum senang mendengar pujian dari Ibu nya.

"Kamu beneran tidak ingin membeli baju, kan mumpung kita di sini" Solmi kembali menawari Naveah.

"Tidak Ibu, Naveah sedang tidak ingin" jelas Naveah pada Ibu mertuanya. 

Keluar dari toko, Naveah membawa dua kantong belanjaan berisi baju milik mertuanya sedangkan Solmi membawa satu kantong berisi sepatu.

"Ibu senang hari ini?" tanya Naveah. Mereka berdua tengah berada di lantai tiga.

"Tentu, Ibu selalu senang kalau bersama mu" ujar Solmi dengan nada senang.

"Katanya mau membelikan hadiah untuk teman mu" Solmi mengingatkan Naveah.

"Oh iya! Naveah hampir lupa, terima kasih sudah mengingatkan Ibu" Naveah menepuk jidatnya sendiri.

"Kalau begitu kita mampir di lantai dua ya bu, aku mau membelikan buku untuk teman ku" ajak Naveah.

Mereka berdua menaiki eskalator untuk turun ke lantai dua, terlihat sedang ada pameran yang tengah berlangsung di lantai dua. Banyak pengunjung yang duduk antri untuk meminta tanda tangan pada seseorang. Saat keduanya mendekati tempat pameran mereka berdua baru tahu kalau yang diundang untuk mengisi pameran hari itu adalah Nari yang dikenal sebagai seorang penulis yang tengah naik daun di Korea.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • I Know It's Not Easy   27. Prediksi yang tidak salah

    "Naveah sudah lama kita tidak berbincang seperti ini" ucap Dongman yang tengah berada di ruang tamu di ruang kerja Naveah. "Benarkah?, mungkin karena Hyung terlalu banyak aktivitas di luar" ucap Naveah sembari meminum teh. "Aku ingat betul kita terakhir berbincang santai saat ulang tahun mu, berarti hampir satu bulan lebih kita tidak bertemu ya" Dongman mengingatkan Naveah. "Apakah ini benar-benar hyung yang aku kenal?, aku tidak menyangka hyung bisa mengingat dengan detail kapan terakhir kali kita bertemu" ucap Naveah heran. "Tidak ada hal yang aku lupakan kalau ada hubungannya dengan diri mu Naveah" ucapan Lee Kwon mengagetkan Naveah. "Sejak kapan orang di depan ku ini belajar menggombali aku seperti ini" gurau Naveah. "Aku tidak tahu, mungkin sejak kita sudah lama tidak bertemu" ucap Dongman santai sembari menatap Naveah yang duduk di depannya. "Haha, dasar!" Naveah tidak kuasa menahan tawa nya. "Habis aku liha

  • I Know It's Not Easy   26. Baru Permulaan dari Rencana Nari

    "Kau pikir aku akan diam saja, aku tidak membiarkan perempuan mana pun bisa menggantikan posisi ku di hati mu sayang" ucap Nari sembari menatap foto nya dengan Lee Kwon di layar hp nya. Sudah satu bulan setengah Nari meninggalkan Korea dan tinggal di Taiwan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perempuan itu tidak hanya fokus menyelesaikan pekerjaannya tapi juga tengah menyusun rencana untuk bisa memiliki Lee Kwon. "Aku yakin kemunculan berita ini di Korea akan mengangkat nama mu sebagai wartawan" ucap Nari melalui telpon pada teman sekolahnya dulu yang kini berprofesi sebagai seorang wartawan di salah satu stasiun tv ternama di Korea. "Haha, aku tidak percaya dengan siapa aku bicara sekarang, benarkah kamu Nari teman smp ku dulu" ucap Nana disambungan telpon. Nari terlihat memainkan rambut panjangnya dengan senyuman licik mendengar perkataan dari Nana. Perempuan itu tak mempedulikan opini teman lama nya tentang dirinya yang sekarang.

  • I Know It's Not Easy   25. Kecurigaan Nari

    Nari duduk termenung di kursi nya, perempuan itu mulai meneteskan air mata. Memejamkan matanya, dan mengepalkan tangannya di atas meja kerjanya. Dia menatap layar laptop yang ada di depannya, sebuah foto dari pria yang dicintainya."Kau bilang sibuk, lalu apa ini semua!" teriak Nari di ruang kerjanya. Perempuan itu mendapat laporan dari informannya kalau Lee Kwon menemani Naveah di pulau Jeju. Informannya mengirim foto-foto kebersamaan Naveah dan Lee Kwon."Aku tidak percaya kenapa semua laki-laki sama, tidak hanya mantan suami ku tapi kamu juga seperti itu Lee Kwon" Nari terisak menahan rasa sakit di hati nya. Perempuan itu merasa dipermainkan oleh pria yang ia sangka akan mencintainya dengan sepenuh hati.Suara teriakan dan isak tangis Nari tersengar oleh asisten pribadinya. Asisten pribadi nya yang bernama Young Ae terlihat khawatir dan mondar-mandir di depan ruang kerja Nari.Tok-tok, Young Ae memberanikan diri mengetok pintu ruang kerja Nari. Tidak a

  • I Know It's Not Easy   24. Kau tidak Marah?

    "Lee Kwon, kita ke tempat Ibu dan Kakek kapan?" tanya Naveah yang duduk bersender di tempat tidur sembari memainkan ponselnya."Terserah kamu saja" ucap Lee Kwon dengan suara mengantuk."Kalau begitu sekarang saja" ujar Naveah tiba-tiba.Lee Kwon tidak mengiyakan ide Naveah, pria itu malah mengganti posisi tidurnya membelakangi Naveah."Lee Kwon" panggil Naveah yang masih fokus melihat sesuatu di ponselnya.Pria itu tetap tidak menjawab dan melanjutkan tidurnya, "sia-sia aku mengajak orang ini pergi ke sini kalau hanya dihabiskan untuk tidur saja" ujar Naveah menggelengkan kepalanya melihat Lee Kwon masih tertidur.Naveah yang tidak tahu mau melakukan apa di dalam kamar akhirnya malah mengantuk dan kembali tidur di samping Lee Kwon."Perempuan ini, bisa-bisa nya dia tidur tanpa dosa seperti ini" Lee Kwon menatap Naveah yang tertidur dengan pulas di sampingnya.Pria itu membelai kepala Naveah, menyentuh pipi Naveah dan kemudian

  • I Know It's Not Easy   23. Tidur di Kamar yang Sama

    "Apa yang kamu katakan sepertinya ada benar nya, kadang aku juga berpikiran seperti itu untuk menenangkan pikiran ku tapi lagi, pikiran itu akan kembali hinggap di kepala ku di saat-saat tidak terduga, contohnya saat ini. Kenapa aku jadi emosional begini? maaf aku malah curhat dan membuat mu tidak bisa tidur" Naveah mengusap air matanya.Lee Kwon ikut menitihkan air mata mendengar cerita Naveah, pria itu tidak menyangka dibalik ketangguhan yang selalu diperlihatkan oleh Naveah di depan nya, ternyata ada bagian di mana istrinya begitu rapuh dan terluka. Hati Lee Kwon ikut sakit mendengar kehidupan masa lalu Naveah. Pria itu mengusap air mata di pelupuk mata nya tanpa Naveah tahu. Lee Kwon beruntung lampu di kamar sudah dimatikan kalau tidak dia akan malu."Ngomong-ngomong aku baru kali ini melihat mu menangis seperti ini, dan pertama kali juga mendengar kisah hidup mu yang tidak mudah. Lain kali ungkap kan dan ceritakan apa yang kamu alami pada ku. Aku akan setia

  • I Know It's Not Easy   22. Curahan Hati Naveah pada Lee Kwon

    "Dia yang selama ini kamu cari?" tanya pak Park pada Hyungshik sembari menyentuh pundak anak laki-laki nya itu. "Iya ayah" jawab Hyungshik sembari melihat Naveah yang ke luar dari ruangan. "Dia sudah menikah, ayah harap perasaan mu pada nya hanya sekedar rasa terima kasih dan tidak lebih dari itu" nasehat pak Park pada anak nya. "Iya aku tahu" ucap Hyungshik dengan nada tidak bersemangat. "Tenanglah, ayah akan mencarikan perempuan yang tidak kalah menarik dari dia untuk mu" pak Park menyemangati Hyungshik. "Tapi ayah, apakah hubungan dia dengan suaminya baik-baik saja" tanya Hyungshik penasaran. "Ayah tidak tahu pasti, dari informasi yang ayah dapatkan suaminya masih menjalin hubungan dengan mantan pacar nya" ucap pak Park. "Sayang sekali" Hyungshik menggelengkan kepala nya. "Dia anak muda yang luar biasa, ayah sangat suka dengan cara berpikir Naveah itulah kenapa ayah mau bekerjasama dengan TF Group" puji pak Park.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status