Home / Rumah Tangga / I Love You, Gadis Tengil! / Bab 3 (Kehidupan Sehari Setelah Menikah)

Share

Bab 3 (Kehidupan Sehari Setelah Menikah)

Author: Rara MR
last update Last Updated: 2023-04-10 10:29:28

Hanan menatap sinis layar ponsel Naufal yang masih menyala. Baru juga menyandang status Nyonya Naufal beberapa jam yang lalu, sudah mulai ada nyamuk yang hendak hinggap mencari mangsa.

"Cih, kasihan sekali kamu. Siapa pun kamu orangnya, sungguh benar-benar bodoh. Masih mau mendambakan sosok Naufal yang sama sekali gak ada istimewanya," gerutu Hanan.

"Habis liat apaan di ponselku?" Sebuah suara mengejutkan Hanan yang masih menggenggam ponsel Naufal.

"Liat jam," jawab Hanan asal.

"Bukannya di kamarmu ada jam dinding? besar loh," goda Naufal sembari menunjuk jam dinding yang tergantung di samping rak hijab.

'Mampus aku! semoga saja Naufal gak curiga, bisa-bisa dia gede rasa. Dikira aku tipe isteri posesif sama suami. Cih, padahal sih bodo amat!' batin Hanan.

"Cieee, jangan curigaan ah, sama suami sendiri. Kita masih pengantin baru loh!" goda Naufal.

Hanan kembali meletakkan ponsel Naufal ke atas nakas. Mendengus sebal, memilih berpura-pura tak mendengar ucapan Naufal. Kabin baik merebahkan diri di atas tempat tidur. Tubuhnya sangat lelah, apalagi hatinya. Ingin kabur tak mungkin, bukan solusi yang tepat. Tidak ada tenaga untuk berdebat saat ini.

***

Jika sudah menikah lama, lalu bangun siang mungkin tidak wajar. Tetapi berbeda dengan pengantin baru, bangun tidur kesiangan masih dianggap lumrah. Begitupun dengan Hanan yang masih pulas. Padahal ayam jantan sudah lelah berkokok sejak tadi. Namun, ada yang sedikit berbeda saat ini dan...

"Aaa!" Hanan berteriak kencang ketika menyadari ada seorang laki-laki yang tidur disampingnya, dengan telapak tangan tepat di wajah. Pantas saja tidurnya sedikit terganggu. "Ini manusia kenapa bisa satu ranjang sama aku?"

Tentu saja pria tersebut adalah suami sah Hanan. Merasa terganggu dengan teriakan Hanan yang memekakkan telinga, ia terbangun dari tidurnya.

"Heh, bisa gak, jangan teriak-teriak? Lebay banget jadi orang!"

"Masalah buatmu? Lagian ini kamarku, dengar baik-baik Naufal, ini kamarku!" teriak Hanan tepat di telinga Naufal.

"Baiklah, Aku akan keluar dari kamar. Tapi ingat, jangan menyesal!" ucap Naufal memberikan ultimatum.

Hanan mengangkat bahunya, untuk apa peduli dengan ucapan Naufal yang seakan-akan sedang memberikan ancaman. Lebih baik melanjutkan mimpi indahnya yang sempat terganggu akibat tangan rusuh Naufal. Selamat datang kembali alam mimpi!

"Hanan, buka pintunya! Hanania!"

Suara gebrakan pintu disertai teriakan melengking dari balik pintu kamar Hanan.

"HANAN!"

Hanan mendengus kesal, teriakan sang mama di pagi hari pasti ada sangkut pautnya dengan Naufal. Dengan malas Hanan beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamar.

Ceklek...

"Apa kamu sudah tidak waras, Hanan? Kamu biarkan suamimu menyiapkan sarapan seorang diri?" Meylinda, sang mama, menatap tajam Hanan.

Dahi Hanan mengerut, tak paham maksud ucapan Meylinda. Ketika hendak menjawab, tangan kanannya ditarik paksa oleh Meylinda keluar dari kamar menuju meja makan.

Naufal tersenyum melihat kedatangan istri dan mertua dengan raut wajah yang tak enak dipandang.

"Mau sarapan, sayang?" tawar Naufal.

"Boleh," jawab Hanan. Berpura-pura menjadi seorang istri yang lemah lembut, sepertinya ia harus mengikuti permainan Naufal.

Meylinda melengos, meninggalkan pengantin baru di meja makan. Memilih kembali lagi ke kamar. Sebab ia harus pergi pagi ini juga. Entah apa pekerjaan yang dilakoni, Hanan sendiri tak ingin tahu.

Hanan memastikan keadaan aman, sang mama yang sudah tak ada di rumah.

Prang!

Hanan membanting piring berisi nasi goreng yang sedang disantap Naufal. Setelah puas, ia melenggang pergi meninggalkan Naufal yang terkejut.

"Aku sama sekali gak ngomong macam-macam sama Mama, mungkin kesan Mama menjadi buruk saat tau tiba-tiba aku lagi masak nasi goreng." Naufal berusaha menjelaskan, mengikuti langkah Hanan.

Hanan tak mempedulikan ucapan Naufal. Masuk ke dalam kamar, meraih ponsel, lalu keluar dari rumah menuju garasi.

"Mau kemana, Hanan?" tanya Naufal.

"Jangan banyak tanya, kau urusin hidupmu sendiri dan aku mengurus hidupku sendiri!" bentak Hanan.

"Apa kamu lupa, Hanan? Statusmu sebagai isteriku, sah di mata agama dan negara. Kamu keluar rumah harus se-izin suamimu."

"Cih, jangan sok alim kamu! Gak sadar sama diri sendiri, ngaca dong, ngaca kamu! Baru nikah udah mau selingkuh!" sarkas Hanan.

Dengan kasar Hanan mendorong tubuh Naufal agar menyingkir, agar tidak menghalangi motor yang dinaiki untuk keluar dari garasi. Namun, motor yang dikendarai Hanan berhenti ketika melihat seorang gadis dengan penampilan glamor berdiri menatap sinis dirinya.

"Maaf, nyari siapa ya? kalau ada perlu sama Mama, maaf, Mama sedang gak ada di rumah," ucap Hanan.

"Aku ke sini nyari Naufal," jawabnya.

"Naufal?" ucap Hanan heran.

Wah, apakah gadis ini salah satu korban janji palsu yang diucapkan dari bibir Naufal?

"Kenalkan, Aku mantan tunangan Naufal."

"Ha?"

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • I Love You, Gadis Tengil!   Bab 49 (Diintrogasi Mertua)

    Hanan kikuk, terdiam seribu bahasa hingga memakan waktu satu jam. Ia hanya mampu menundukkan kepalanya. Bingung harus menjawab apa, padahal belum ada satu kalimat pun yang dilontarkan Ayana. Hanan benar-benar seperti tersangka, yang akan diintrogasi habis-habisan oleh penegak hukum. Wajahnya juga sudah pias, menahan rasa takut.Hanan dan Ayana hanya saling sikut sejak tadi. Ayana juga sepertinya sedang menguji kejujuran dari Hanan. Tidak ada niat untuk membuka percakapan lebih dulu. Apalagi Hanan, usai memberikan segelas jus jeruk dan menyajikan beberapa cemilan, Ia langsung terdiam dan duduk di samping Ayana. Hanan benar-benar meruntuki kebodohannya, sangat ceroboh. "Minuman nya gak bakalan abis sendiri, kalau cuman diliatin doang, Mi." Hanan takut-takut saat berusaha mengajak Ayana berbicara.Ya, saat mendengar Hanan marah-marah dan memaki Naufal, lalu ternyata yang menelepon adalah Ayana. Tidak perlu menunggu waktu lama, Ayana sudah berada di ambang pintu rumah. Lalu ke mana Naufa

  • I Love You, Gadis Tengil!   Bab 48 (Sama-sama egois)

    Kejam, jahat, tega? Julukan apalagi yang akan disematkan untuk Hanan tadi malam? Hm, Hanan rasa ia tak peduli, tidak ambil pusing. Baginya itu masih wajar saja, jika dibandingkan dengan kejamnya mulut Naufal. Rela memakai dan memfitnah istri sendiri, tanpa mau bertanya lebih dulu. Seolah-olah Hanan tersangka yang tidak patut didengar suaranya.Ya, tadi malam Hanan memang sengaja dan tidak akan peduli lagi pada Naufal. Ia mengunci pintu kamar, agar Naufal tidak bisa masuk ke dalam. Hanan juga tidak memberikan selimut pada Naufal. Membiarkan suami yang hanya menyandang status saja itu meringkuk kedinginan. Ia juga berusaha menulikan pendengaran saat Naufal tadi malam memangil namanya."Hari bermalas-malasan!" gumam Hanan.Ya, Hanan memang mengambil cuti kerja untuk hari ini. Setelah menikah ia memang sangat gila kerja. Tidak pernah libur, lebih senang menghabiskan waktu di tempat kerja.Hanan sudah bangun sejak satu jam yang lalu. Namun, ia hanya berguling-guling di atas tempat tidur. P

  • I Love You, Gadis Tengil!   Bab 47 (Ancaman Dari Hanan Untuk Naufal)

    Hanan tidak takut sama sekali dengan ancaman Naufal. Kalau perlu diingatkan lagi, Hanan tidak pernah lagi hidup damai dan tentram sejak perceraian kedua orang tuanya. Nenek lampir itu merusak kebahagiannya, Syahreza yang lebih percaya dan tidak mau mendengar sedikit saja kejujuran sang putri. Lalu Manda yang selalu egois, semua keinginannya harus dipenuhi.Ingat baik-baik dan camkan! Jadi, ancaman seperti itu sangat tidak berlaku untu Hanan. Ia menghentikan langkahnya bukan karena mengurungkan niat untuk pergi. Hanan sangat membenci, ketika memiliki masalah dengan orang lain, lalu disangkut pautkan pada Syahreza. Ia cukup mandiri sejak sini, mampu menyelesaikan masalah seorang diri."Kamu kira aku takut? Ancamanmu sama sekali gak berlaku buat aku, suami sampah!" cibir Hanan."Apakah kamu terlahir sebagai pembangkang?" tanya Naufal.Hanan mengepalkan tangan, padahal sejak tadi berusaha untuk tidak bertingkah brutal dan mengendalikan emosi. Naufal sepertinya memang sedang benar-benar me

  • I Love You, Gadis Tengil!   Bab 46 (Pertengkaran)

    "SUDAH KUBILANG, NANTI DULU JIKA MAU BICARA. BIARKAN AKU MANDI SEBENTAR!" teriak Hanan. Hanan sudah bisa membaca suasana, pasti ada yang tidak beres. Akan ada pertengkaran antara dirinya dengan Naufal. Hati Hanan juga teramat sakit, saat mendengar kalimat sindiran yang diucapkan Naufal. Bukan berarti Hanan sedang berusaha mengelak, Ia juga penasaran. Namun, tubuhnya juga lelah, Ia harus membersihkan diri terlebih dahulu.Setelah dibentak oleh Hanan, Naufal langsung terdiam. Duduk menunggu di ruang keluarga, bersantai di atas sofa. Meskipun Hanan tahu, tatapan Naufal tak lepas dari gerak-gerik nya. Berusaha tenang dan mengontrol emosi, Hanan mandi juga terkesan buru-buru. Ia bahkan membiarkan kepalanya masih dibungkus handuk."Ada apa? Aku sudah siap untuk adu jotos denganmu!" ketus Hanan. Ia berdiri tak jauh dari Hanan duduk."Begitu sikapmu pada suami?" sindir Naufal.Hanan menatap sinis pada Naufal. "Berharap dianggap suami?""Jangan buat kesabaranku habis, Hanania Onella!" bentak

  • I Love You, Gadis Tengil!   Bab 45 (Kemarahan Naufal)

    "Kerja saja dulu, gajian 'kan nanti sore kalau mau pulang." Hanan berlalu keluar dari ruangan. Jam kerja sudah dimulai. Efek kalimat dari Lyra ternyata memberikan pengaruh besar juga. Hanan terlihat lebih bersemangat sekali. Bahkan jam kerja yang biasanya terasa cepat sekali usai, kini berubah. Terasa begitu lambat, sesekali Hanan melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, disela-sela kesibukan melayani pengunjung."Kenapa gajian bisa bikin kita bahagia?" tanya Lyra."Karena bakalan dapat duit.""Pinter kamu, Hanan." "Gitu doang masa gak tau, terlalu bego namanya."Saat yang ditunggu akhirnya tiba juga. Dengan wajah sumringah Hanan dan Lyra keluar dari ruangan bos besar. Masing-masing menerima amplop hasil jerih payah selama satu bulan. Jam kerja telah usai. Hanan dan Lyra tentu saja berniat menyenangkan diri terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah."Kita makan bakso dulu, yuk!" ajak Lyra."Aku gak lapar, pulangnya aja gimana?" Lyra mengangguk tanda menyetujui

  • I Love You, Gadis Tengil!   Bab 44 (Sisi Keras Kepala Hanan)

    Ah, benar, hanya mimpi belaka. Bunga tidur yang biasa menemani saat sedang terlelap. Naufal sadar, kini ia bahkan sedang berusaha memeluk tubuh Hanan. Yang tentu saja keheranan dengan sikapnya. Pengaruh mimpi untuknya ternyata cukup besar. Hingga kini ia merasa begitu ketakutan akan kehilangan."Aku gak bisa napas, Naufal! Kamu mau bunuh aku, ha?!" Hanan akhirnya mengigit tangan Naufal yang memeluk erat tubuhnya."Aduh, Kamu ini nyeremin banget. Main gigit-gigit begitu," keluh Naufal. Mengelus tangan kanannya, ada bekas gigi Hanan."Bodo amat, lepasin gak?"Naufal memutuskan melepaskan pelukan, takut juga jika digigit kembali. Ternyata selain galak dan jutek, Hanan juga hobi mengigit.Hanan menendang tubuh Naufal agar menjauh. "Jangan modus, Gak mempan sama aku!""Iya deh, Iya. Makasih udah mau mengkhawatirkan aku."Hanan memilih abai, semenjak bangun tidur, Naufal sepertinya semakin aneh. Ia juga sebenarnya penasaran, mengapa bisa sampai Naufal mengigau menyebut namanya.'Manusia sat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status