Share

Ngambek

Sebuah mobil hitam berhenti di dekatku saat aku sedang asyik memperhatikan dua orang pengamen yang berkolaborasi dengan alat musik mereka masing-masing, yang satu membawa biola yang satu membawa gitar akustik. Tidak kuperdulikan siapa pemilik mobil itu. Dua pengamen itu membawakan lagu Roman Picisan milik Dewa 19 dengan apik. Jalanan jadi serasa konser mini bagi mereka. Orang-orang termasuk aku tidak bisa berhenti mengalihkan perhatian dari betapa lihainya mereka memainkan lagu. Alunan biola begitu merdu dan syahdu diiringi oleh suara gitar yang hangat. Sungguh perpaduan magis di bawah langit sore di antara lalu-lalang kendaraan. Tadi aku bahkan memasukkan uang sepuluh ribu ke kantong plastik yang mereka sediakan. Saat aku kembali tersadar akan tujuan utamaku berada disini, aku sudah mendapati sesosok tubuh sedang berdiri di sampingku sedang memandang para pengamen itu juga.

“Pak Ferdian”

“Lagunya enak” balasnya tanpa memandangku.

Aku penasaran bagaimana dia bisa sampai ke sini. Seb
Mayht

Dia mengacak-acak poniku lalu membalikkan badan lagi dan berjalan lebih cepat dari sebelumnya meninggalkanku di tengah-tengah lautan mobil yang terparkir rapi. Aku menyentuh dadaku dan disana mereka sedang berteriak-teriak kacau, menari-nari tidak terkendali. Ada angin puting beliung memporakporandakan segala-galanya yang ada disana. Di dalam dadaku.

| Like
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status