Share

Penolakan Halus

Ting...tong...ting...tong....

Ini sudah ketiga kalinya aku membunyikan bel.

"Selamat pagi pak, saya Muffin mahasiswa bimbingan bapak, saya datang karena ingin mendiskusikan PKM yang kemarin pak" teriakku dari luar pagar kayu setinggi bahu. Aku sampai harus berjinjit agar bisa leluasa melihat kedalam.

Ting...tong...ting...tong....

Kupencet lagi bel berbentuk kubus berwarna coklat antik di tiang penopang pintu pagar. Lagi-lagi tidak ada jawaban. Jangan-jangan si Mr. Brewok itu tidak ada dirumah. Trus kemana? Ke kampus tidak mungkin. Ini kan hari Sabtu. Aku sudah cek jadwalnya. hari ini dia tidak ada jadwal mengajar, rapat dan lain-lain. Dia benar-benar free. Seharusnya.

Atau jangan-jangan dia masih tidur? Kulihat jam tanganku. Astaganaga, ini kan masih jam setengah tujuh. OMG!!! Aku pun membalikkan badan berjingkat pelan-pelan. Aku harus segera pergi dari sini sebelum suara bel dan teriakanku tadi membuatnya terbangun. Bisa kubayangkan bila itu terjadi sudah pasti akan kena semprot
Mayht

"Aw!!!" aku mengaduh kesakitan. Kuusap-usap keningku. Ada nyeri perih menjalar di sana. Lamunan indah buyar seketika. Ternyata dia menyentil keningku. "Siapa yang suruh kamu ikut masuk? Tuh...kamu tunggu di pendopo samping" pak Ferdian menunjuk pendopo antik yang kulihat kemarin. Aku cemberut sambil tetap mengusap-usap kening yang masih nyut-nyutan. Ternyata angan-anganku ketinggian.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status