Share

Mendadak Jadian

Ceklek...

Pintu kamar Luna terbuka , bi mirna melihat Luna yang  masih dalam keadaan tertidur. Bibi merasa tidak enak membangunkan Luna , selain itu Bi Mirna juga merasa iba kepada non nya itu. 

Sekarang sudah pukul 07.00 . Mau tidak mau Bi Mirna membangungkan Luna , takut jika Luna telat ke sekolah.

Dengan perlahan Bi Mirna memanggil Luna untuk bangun.

"Non Luna, bangun Non sudah pagi nanti Non telat lagi."

"Euhghhh."

Luna membuka matanya secara perlahan , terlihat matahari sudah memancarkan cahaya nya yang menembus sela- sela jendela Luna.

Luna pun bangun dari tidurnya, tak sengaja Bibi melihat tanggan kanan Luna yang memar , sontak saja itu membuat Bi Mirna khawatir.Karna ia pasti tau ini hukuman dari Papa Bram, akibat ulah nya yang mengadu ke Lala jika Galang jalan bersama Luna. Itu membuat hati Bi Mirna merasa bersalah sama Luna.

"Non maafin bibi yah non, ini semua karna bibi yang bilang ko non Lala , jika den Galang jalan sama non, sekali lagi maafin bibi pasti tanggan non sakit banget , sini biar bibi obatin."

"Bibi ga usah merasa bersalah gitu , ini dah biasa kok lagian ini kan salah Luna juga, bibi bisa keluarkan Luna mau mandi."

Bi Mirna keluar dari kamar sesuai perintah dari Luna. Sementara itu Luna bergegas mandi untuk bersiap- siap ke sekolah. Selain itu juga ia menahan rasa perih yang berbekas ditanggan nya karna semalam.

Selesainya Luna bersiap- siap , Ia pun turun ke bawah , terlihat tidak ada siapa pun bahkan ia tidak melihat Papa , Mama, dan Lala yang biasanya sarapan pagi . Karna penasaran Luna pun bertanya kepada Bi Mirna.

"Loh bi, kok tumben sepi yang lain pada kemana?

"Tadi tuan sama nyonya pergi ke kantor dari pagi sekali mereka berangkat , nah kalo non Lala juga udah berangkat dari tadi pagi di jemput sama den Galang."

Luna hanya ber- oh ria saja mendengar jawaban dari bi Mirna.

Tidak mau terlambat Luna bergegas menuju sekolah menggunakan Busway terdekat. Tidak butuh waktu Lama Luna pun sampai di sekolah nya.  Ketika Luna tepat berada di depan kelas tiba- tiba ada siswi dari kelas lain memanggil Luna.

"Lo Luna kan? 

"Iya , ada apa yah?

"Lo di panggil sekarang sama guru 

Bk."

Luna hampir lupa jika ia semalam bolos tanpa meminta izin dari guru BK. Luna meletakkan tas nya dan menuju ke ruangan BK. Sesampainya disana ia melihat ada Arga  yang duduk dengan santai di depan guru Bk. Luna duduk tepat disamping Arga, Melihat Luna entah kenapa Arga tiba- tiba tersenyum manis. 

"Apa alasan kalian semalam bolos? Kamu Luna tidak biasa nya kamu bolos begini, apa ada masalah yang kamu hadapi?

"Saya semalam ada urusan mendadak buk , Maaf jika saya tidak lapor dulu ke ibu."

"Kamu Arga apa alasan kamu bolos, kamu tuh masih anak baru Loh dah mulai bolos- bolosan."

"Yah .. ibu kek gatau aja anak cowo mah udah biasa buk bolos, lagian saya bolos nya kan sama calon bidadari masa depan saya."

"Siapa bidadari kamu?

"Ya Luna lah buk, ga mungkin kan ibu."

Dahi Luna berkerut, sejak kapan Arga jadi begini. Calon bidadari masa depan? Apa Arga sengaja berbuat Lolucon , ucap Luna didalam hati nya.

"Lebay kamu , emang Luna mau sama cowo kek kamu?

"Ya mau lah , saya kan cakep buk ganteng nya ga ada obat."

"Luna kamu beneran mau sama dia?

Luna berpikir jika Arga hanya bercanda sengaja Agar Luna bisa terjebak ke dalam Rayuan maut nya Arga. Sebuah ide pun terlintas di benak nya Luna , ia berniat balik mengerjain Arga.

"Heum , ibu belum tau yah kalo saya sama Arga itu udah pacaran."

"Loh bagaimana bisa kalian kan baru kenal?

"Ya maka dari itu buk kita kenalan dam akhirnya jadi sayang deh sampai sekarang." Ucap Arga menyela pembicaraan antara Luna dan guru BK.

"Eittss bentar ibu jadi Lupa kan mau hukum kalian, sekarang pergi ke lapangan bersihkan semua sampah yang bertebaran disana , jangan pulak kalian pacaran disana, paham?

Luna dan Arga mengeluh nafas, mereka pun keluar dari ruangan . Ketika Luna hendak melangkahkan kaki nya menuju Lapangan tiba- tiba tanggan nya di tarik oleh Arga.

"Bentar, jadi kita resmi dong pacaran?

"Sejak kapan kita pacaran? Jangan ngadi- ngadi deh."

"Loh bukan nya tadi di depan buk bk , Lo yang bilang sendiri kalo kita pacaran."

"Kan gue cuman bercanda buat ngebalas lo karna udah bikin gue malu pake di panggil calon bidadari lagi."

"Kan emang bener , Lo bakalan jadi calon bidadari gue dan satu lagi kata- kata yang Lo ucapin tadi gabisa ditarik lagi dan mulai detik ini kita pacaran titik ga pake koma."

"Kok jadi gitu sih , gue kan Cuman bercanda ."

"Candaan Lo itu buat gue serius jadi mulai detik ini Lo jangan ngebantah mas pacar Lo ini."

"Idih mas pacar? Ogah gue gamau jadi pacar Lo titik."

"Tetep aja gabisa omongan Lo udah di catet dalam pikiran gue dan gabisa ditarik kembali."

Males ngeladenin Arga , Luna pun pergi meninggalkan nya dan menuju ke lapangan untuk bersih- bersih. Ia pun disusul oleh Arga dari belakang , dengan cepat Arga melangkah mendahului Luna. 

"Bentar calon bidadari gaboleh ikut panas- panasan di lapangan , biar mas pacar aja yang bersih- bersih kamu tinggal duduk manis trus sambil ngeliat wajah mas Pacar kamu yang ganteng nya ga ada obat."

Mendengar tutur kata dari Arga membuat Luna tertawa terbahak- bahak , bagaimana bisa sifat ny berubah 180° seperti ini.

"Kepala lo kejedot pintu semalam?

"Engga kok , kepala aku baik- baik aja."

"Gue heran deh kenapa tiba- tiba Lo berubah kek gini?perasaan semalam engga kek gini deh?

"Ya kan karna kamu , udah deh nanti aja kita lanjut ngobrol berdua tapi sekarang kamu duduk sana, biar aku yang bersih- bersih oceee ga ada bantahan!

Mau engga mau Luna pun menuruti apa yang di perintahkan Arga , lumayan dapat ngasoi sesaat. Selain itu Arga sudah mengambil kantong untuk meletakkan sampah- sampah itu . Dengan telaten ia bersihkan , sementara Luna duduk di bangku tepat di samping lapangan, ia terus memperhatikan Arga yang begitu kerja keras membersihkan Lapangan nya. Melihat Arga membuat Luna tersenyum - senyum sendiri , di saat ia asik memperhatikan Arga tanpa sepengetahuan nya tiba- tiba Luna melihat Galang dan Lala melewati koridor sambil tertawa dan berpegangang tanggan . 

Meskipun itu terasa menyakitkan bagi Luna , tetapi ia juga tidak boleh merusak kebahagiaan saudari nya itu.

Meskipun perasaan nya terhadap Galang masih begitu besar, bahkan Luna berharap jika Galang memilihnya , tetapi ia salah besar.

"Hayooo...lagi ngelamunin aku kan?

"Idih ge - er banget Lo? Lagian ngapain juga ngelamunin lo ga ada guna tau engga."

"Oh gitu , ocee liat aja kamu bakalan terniang- niang aku di kepala mu."

"Duhh sorry yah di kepala ku tuh udah ada memori terindah jadi gabisaa di tambah kapasitas lagi."

"Sudah saat nya kamu melepaskan apa yang bukan menjadi milikmu, karna jika sampai detik ini masih dipertahankan itu akan membuat kamu berharap lebih dan kamu juga tau bahwa dia bukan di takdirkan untuk mu Luna, hargailah seseorang yang rela membuat mu bahagia detik ini  tanpa mengharap imbalan apapun."

Seketika Luna terpana apa yang baru saja Arga katakan. Ia bahkan tidak percaya jika Arga bisa menjadi bijak seperti ini. Sulit di percaya, kata- kata yang Arga ucapkan itu sangat pas untuk dirinya saat ini yang masih belum bisa melepaskan Galang untuk Lala.

"Nah Lo ngelamun lagi, udah selesai nih Yuk masuk ke kelas."

Tanpa menunggu aba- aba dari Luna , Arga langsung menarik tanggan nya. Dan mengantar Luna tepat di depan kelas , bahkan Arga merasa jika Galang melihat ke arah mereka.

"Dadah calon bidadari mas pacar, belajar yang rajin , jangan kebanyakan bengong entar cantik nya ilang ."

Tidak sampai disitu Arga pun mengusap- ngusap kepala Luna dengan Lembut. Sontak saja itu membuat Luna diam terpaku , karna banyak sorotan mata melihat ke arah mereka. Arga tersenyum ke arah Luna, Lelaki itu senyum sangat manis hingga membuat Luna makin terpaku. Melihat Luna seperti itu membuat Arga ingin mengacak- acakan Rambut nya karna menurut Arga Begitu gemes wajah Luna jika terpaku seperti itu. Ia meningalkan Luna dan menuju ke kelas nya.

Sementara itu Luna sadar dari Lamunan nya , ia pun memasuki kelas bahkan ada sebagian dari mereka suit- suit ke arah Luna , meskipun ada guru disitu . Luna merasa malu apa yang dilakukan Arga , sungguh ingin membuat jantung nya hampir copot, karna berdetak terlalu kencang. 

"La, kek nya Luna udah punya Pacar deh ." Bisik Icha sahabat nya Lala.

"Baguslah dengan begitu gue , ga harus capek- capek ngingetin dia buat jauh- jauh dari Galang ."

Lala tersenyum puas melihat Luna sudah ada pengganti Galang. Tetapi tidak bagi Galang , Raut wajah nya datar tidak ber ekperesi sama sekali setelah melihat Luna bersama Arga.

Entah lah , Galang juga tidak bisa mengerti apa yang ia mau saat ini . Tetapi ia juga tak ingin melihat Luna bersama lelaki lain selain dirinya, jika ia melihat itu tiba- tiba ada rasa yang bergejolak sanggat sakit ketika ia tahu Luna bersama orang lain. Tapi ia saat ini masih belum mengerti perasaan nya yang sebenarnya kepada Lala dan Luna.

Di kelas Arga sudah seperti orang gila, senyam- senyum sendiri bahkan teman- teman nya melihat Arga begitu aneh Mereka takut jika Arga kerasukan arwah .

"Ehh Bim, lo ambil air deh segayung di toilet Trus bawa kesini." Ucap Nata teman sekelas Arga , ia menyuruh Bima mengambil air untuk menyiramkan nya ke Arga takut nya Arga beneran kesurupan. Tak lama Bima datang dengan air segayung ditanggan nya. 

Tanpa basa basi , Nata menuju ke arah Arga dan menyiramkan air itu tepat di atas kepala Arga.

Byurrr.....

"Bangsat Lo semua, baju gue basah Lo pada ngapain sih pake nyiram gue segala."

"Sorry Ga , gue pikir Lo kesurupan habisnya dari tadi kita liat Lo senyam- senyum sendiri persis kek orang kesambet bener kan Bim?

"Iya Ga, gue aja ngeliat nya serem ."

"Lo berdua Gila yah, gue tuh lagi bahagia soalnya gue habis jadian sama Luna."

"Wahh beruntung banget Lo bisa ngedapatin Luna, gue aja ngejer dari dulu gabisa- bisa Luna terlalu cuek sama cowo yang muka nya pas- pasan kek gue." Ucap Nata 

Di saat mereka bertiga tengah asik berbincang tiba- tiba Guru datang , Bima dan Nata kembali ke tempat duduk mereka masing- masing. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status