Share

Chapter 12

Author: Tianife
last update Huling Na-update: 2022-03-01 10:55:49

Ethan mengajak Nadya ke ruangan yang disediakan orang tua Panji untuk menyambutnya. Ruangan itu di tata sangat meriah seakan ada yang berulang tahun. Balon dan pita dipajang di mana - mana. Kata penyambutan dengan warna warni ditempel di dinding dengan kata “Welcome Our Beloved Ethan.”

Meja yang penuh dengan berbagai jenis makanan, tidak terkecuali makanan dan minuman kesukaan Ethan dihidangkan oleh kedua orang tua Panji yang jago dalam membuat masakan. Tentu orang tua Panji tidak sendirian menata ruangan ini sehingga ruangan ini tertata dengan cepat.

Setelah berada di dalam ruangan Ethan belum melepaskan genggamannya. Nadya mengerutkan keningnya terlihat bingung. Bagaimana ia harus bicara dengan Ethan untuk melepaskan tangannya sedangkan ia tidak bisa berbahasa Inggris. Seakan mendapatkan ide, Nadya sengaja menarik tangannya sehingga membuat Ethan berhenti dan berpaling ke arahnya.

“Lepaskan tanganku Etan,” ucap Nadya berharap Ethan mengerti maksudnya, ia masih menarik tangannya.

“Memangnya aku setan, pengucapanmu salah memanggil namaku,” kata Ethan seraya melepaskan genggamannya. Ia mengangkat sebelah alisnya seolah memberitahu Nadya kalau ia sebenarnya bisa berbahasa Indonesia.

Nadya melongo tidak percaya. “Kamu bisa bahasa Indonesia?”

“Iya.” Ethan mengangguk. “Aku sangat tampan dan nilai bahasa Inggrismu 3.” Ethan tersenyum geli, mengingat kata kata yang tadi diucapkan Nadya kepadanya.

Wajah Nadya berubah merah karena malu, ia lalu berdehem.

”Lupakan ucapanku Etan, aku tidak tahu kamu bisa bahasa Indonesia.”

“Aku bilang jangan panggil aku seperti itu, pengucapanmu salah.”

“Tapi tadi yang muncul di terjemahan tulisannya seperti itu.”

“Itu tulisannya tapi pengucapannya bukan begitu.”

“Tidak mungkin, coba kita buktikan.”

Nadya tidak percaya karena yang ia lihat tadi tidak salah. Ia mengeluarkan hp dan mencari terjemahan bahasa Inggris lalu ia menekan rekaman suara yang tadi ditulis Ethan. Suara rekaman itu langsung berbunyi mengikuti tulisan Ethan yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

“Benarkan.” Nadya mengangguk merasa dirinya benar dalam pengucapan setelah mendengar rekaman suara itu.

Ethan menghela napas sabar, ia mengambil hp Nadya.

“Kamu salah yang harus kamu dengarkan rekaman suara bahasa Inggrisnya bukan bahasa Indonesia.” Ethan menekan rekaman suara yang tadi ditulisnya dalam bahasa Inggris. Suara rekaman itu berbunyi lagi mengikuti tulisan Ethan.

Nadya mendengarkan dengan seksama dan seketika warna merah memenuhi wajahnya lagi. Nadya segera menunduk dan memejamkan matanya karena malu. Ya ampun Nad, bodoh sekali kamu. Katanya dalam hati. Ethan pasti menertawainya. Baru saja kenal tapi ia sudah membuat malu dua kali. Nadya membuka matanya untuk melihat apakah Ethan menertawainya. Namun Ethan tidak menertawainya, sebaliknya Ethan menatap ke arah Nadya dengan serius tapi Nadya tidak bisa melihat matanya karena Ethan masih memakai kacamata hitam.

“Kalau mau menangis lakukan saja,” kata Ethan tiba tiba sehingga membuat Nadya tercengang. Ethan salah memahami ekspresi Nadya disangkanya ia mau menangis.

“Aku tidak mau menangis.”

“Aku mengajak kamu kesini karena tadi aku melihat mukamu merah dan matamu terpejam seperti yang baru saja kamu lakukan, tidak usah ditahan menangis saja.” Bujuk Ethan agar Nadya percaya kepadanya kalau ia mengerti.

“Tadi aku bukan mau menangis tapi menahan amarah karena aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan.” Dan barusan aku menahan malu tapi tidak mungkin Nadya mengatakannya karena itu memalukan.

Seulas senyum tersungging di bibir Ethan menahan tawa. Ia tidak menyangka Nadya tadi marah gara gara tidak mengerti pembicaraan antara ia dan mantan pacarnya, dan bukan menangis karena ucapan mantannya. Apakah barusan juga Nadya marah karena tahu ia salah dalam pengucapan namanya atau…menangis? Ekspresi Nadya tidak bisa terbaca kalau sedang begitu.

“Seandainya nilaiku 5 pasti aku bisa bahasa Inggris,” kata Nadya tiba - tiba seraya berpaling, suaranya sangat pelan agar tidak terdengar oleh Ethan.

Namun Ethan tetap mendengarnya sehingga ia tidak tahan lagi dan meledak tertawa karena nilai 5 masih kecil untuk pelajaran bahasa Inggris. Mendengar Ethan tertawa lepas Nadya segera berpaling lagi ke arahnya. Wajah Nadya kembali merah karena malu. Ethan pasti mendengar ocehannya. Nadya menghela napas. Ya ampun Nad, tiga kali kamu membuat malu. Kata Nadya dalam hati.

“Wow siapa yang membuat Ethan tertawa seperti itu pasti orang hebat.”

Panji masuk dari ruangan lain tampak penasaran siapa yang membuat temannya tertawa. Sejak ia mengenal Ethan, ia tidak pernah mendengar Ethan tertawa seperti itu. Tiba tiba Panji berhenti melangkah, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • I Stuck On You   Chapter 119

    Mita menghentikan mobilnya ketika mobil Panji masuk ke sebuah gerbang tinggi, tampak terlihat rumah Adel yang besar dan mewah. Ada beberapa pohon di depannya. Mita dan Nadya menunggu Panji keluar. Entah sampai jam berapa Panji di rumah Adel. Mita dan Nadya tidak mengobrol sepatah kata pun, bahkan tatapan Mita tidak berkedip melihat ke arah gerbang rumah Adel. Namun Nadya berusaha mengajak Mita untuk mengobrol, dari pada hanya berdiam diri sambil mengawasi pagar rumah Adel. Mita akhirnya mau mengobrol, ia terlihat santai. Mereka menertawakan perut mereka yang bersamaan berbunyi keroncongan. Saat keluar tadi mereka belum sarapan bahkan mengunyah sebuah makanan saja tidak. Hampir satu jam mereka mengobrol, tiba tiba pagar Adel terbuka, mobil Panji keluar dengan mulus dan menuju arah yang tadi dilaluinya sehingga melewati mobil yang dinaiki Mita dan Nadya. Kedua mata Mita langsung sigap, ia segera menghidupkan mobil dan dengan cepat menuju pagar yang masih terbuka itu. Mita berniat untuk

  • I Stuck On You   Chapter 118

    Mita berpacu dengan kecepatan tinggi, ia melewati gerbang tinggi lalu belok dengan mulus ke arah jalan tanpa menghentikan kecepatannya. Nadya berpaling ke belakang. Gerbang tinggi rumah Ethan menutup secara otomatis. Dalam hati ia tahu ia mengingkari janjinya untuk kembali sebelum pelayan rumah Ethan datang ke kamarnya. Nadya berpaling ke arah Mita. Mita belum mengatakan sepatah katapun, ia tidak sabar ingin tahu apa yang terjadi."Apakah Ethan tahu?" tanya Nadya mengabaikan ucapan Mita tadi."Tidak," jawab Mita singkat, pandangannya tetap lurus ke depan. Dari kejauhan Mita melihat mobil yang dikendarai Kakaknya, ia segera mengurangi kecepatannya."Tapi Ethan tahu kemana Kakakku pergi."Nadya tampak terkejut, ia penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Namun sebelum ia bertanya, Mita lebih dulu bertanya padanya."Apa yang kamu lakukan di luar pagi pagi, Nad?" Nadya tidak langsung menjawab, ia tahu Mita pasti menanyakan soal itu, namun ia akan terus terang. Nadya berpaling ke arah jalan

  • I Stuck On You   Chapter 117

    Nadya terbangun jam 5 pagi, tenggorokkannya terasa kering. Ia terbatuk seraya membuka bedcover dan melangkah ke arah sofa. Ia duduk di atas sofa lalu menuangkan air mineral ke dalam gelas berkaki, bekas tadi malam ia minum bersama Ethan. Air mineral itu sangat segar melewati tenggorokkannya. Nadya meneguk air itu hingga habis, kedua matanya melirik ke arah kaca lebar yang menuju balkon. Kaca itu tidak ditutup gorden karena terbuat dari kaca riben hingga suasana malam tampak terlihat jelas dari dalam. Ethan yang memberitahu bahwa semua kaca di sini tidak memakai gorden ketika Nadya akan menutup jendela. Jam segini di Brisbane masih gelap, sama seperti di Indonesia. Waktu di Brisbane sama seperti waktu di Indonesia. Nadya tahu karena melihat jam ketika di pesawat, dan jam di samping tempat tidurnya. Nadya menaruh gelas itu kembali di atas meja, ia melihat gelas Ethan di sana. Di atas meja itu masih ada gelas Ethan dan gelasnya, juga teko bening berisi air yang sengaja ditaruh untuk keb

  • I Stuck On You   Chapter 116

    Nadya sudah tahu arti kata itu, jadi ia menuntut jawaban dari Ethan, tapi mungkin saja Ethan tidak tahu kalau ia sudah bisa berbahasa Inggris. Ethan menatap Nadya, seperti ketika di bandara, Ethan ingin bertanya apakah Nadya sudah bisa bahasa Inggris."Kamu mengerti ucapanku?" "Iya." Ethan terdiam seraya menatap Nadya lagi. Setahunya, kata itu belum ia berikan pada Nadya. Apa mungkin Nadya belajar sendiri. Seperti tadi di bandara, ia sengaja berbicara bahasa Inggris dengan Panji, dan Nadya seolah mengerti apa yang ia dan Panji ucapkan."Apakah ayahmu ada di sini?" tanya Nadya tiba tiba, kedua matanya terbuka lebar. Rasa gugup mulai menghampirinya, ia menengok ke kanan dan ke kiri, bahkan ke seluruh ruangan itu untuk mencari keberadaan ayah Ethan."Aku harus bersiap diri menyambut kedatangan Mr. Darren Sullivan," kata Mr. Darren menyebut namanya sendiri. Ia berdiri dan pura pura merapikan diri.Ethan mengerling ke arah ayahnya, ia menggeleng melihat ayahnya yang masih memainkan drama

  • I Stuck On You   Chapter 115

    Nadya melangkah dengan cepat ke arah ruangan yang tampaknya merupakan ruang bersantai dengan TV flat screen besar dan lebar yang menyala."Misteeeeer, kenapa kamu di sini?" tanya Nadya dengan nada tinggi mengalahkan suara televisi.Mr. Darren berpaling dan melihat Nadya yang tampak terkejut melihat dirinya. Nadya sangat cantik, ia mengagumi gaya berpakaian calon menantunya yang elegan."Oh Nadya, I....""Tunggu." Nadya mengangkat tangannya untuk menghentikan Mr. Darren melanjutkan ucapannya. Ia menengok ke telinga kanan dan kiri Mr. Darren."Kamu tidak memakai alat penerjemah yah?" "Well, I.....""Don't worry I can speak english little bit," ucap Nadya menyengir.Mr. Darren menganga tidak percaya mendengar Nadya bisa berbahasa Inggris, pengucapannya juga seolah Nadya sudah terbiasa berbicara bahasa Inggris."Don't gape so wide, mister, it's like you're seeing a ghost," kata Nadya, ia terkekeh."Yeah, I'm seeing a ghost," ucap Mr. Darren, seulas senyum tersungging di bibirnya. Ia sena

  • I Stuck On You   Chapter 114

    Nadya tidak sabar untuk segera menuju ke ruang makan. Meskipun ia tidak tahu Ethan dan ayahnya sudah datang atau belum, tapi ia berharap Ethan dan ayahnya sudah datang. Ia sudah menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan untuk bertemu dengan ayah Ethan. Celana panjang lebar warna putih berbahan chiffon dipadukan dengan blouse warna putih polos berlengan panjang, leher blouse itu membentuk V dengan beberapa lipatan rapih yang senada, blus itu juga berbahan chiffon. Nadya terlihat elegan memakai baju itu. Kali ini rambut Nadya diikat. Ia memakai softlens warna coklatnya, dan mendandani wajahnya dengan eye liner dan pelentik bulu mata. Bibirnya hanya menggunakan lip gloss yang mempertajam warna bibirnya yang pink dan membuat bibirnya basah. Ia sudah mahir bermake up namun tidak semahir Mita. Nadya melihat sekali lagi penampilannya di depan cermin. Ia mengangguk puas dengan hasil make overnya. Ia melihat alat penerjemah yang ia taruh di atas meja rias. Ia seakan menimbang untuk memakai alat

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status