Chapter 24
Bigger
Beck dan Sophie masih meringkuk di atas tempat tidur dengan posisi saling membelakangi, Beck tampak masih terlelap dan bernapas secara pelan dan teratur. Sophie meraih ponselnya yang bergetar di atas nakas sambil matanya masih setengah terpejam.
"Ma, ini masih terlalu pagi," sungut Sophie menjawab panggilan telepon Nena.
"Selamat, akhirnya Beck melamarmu," ucap Nena.
Sophie menggeser tubuhnya, mengangkat kepalanya sedikit untuk memastikan jika Beck masih terlelap. "Dari mana kau tahu?
"Madia sosialmu memberitahu."
"Oh, itu... Beck melamarku mendadak."
"Itu bagus. Kapan kalian akan menikah?"
Sophie menatap cincin yang melingkar di jari manisnya, ia menggeleng. "Kami belum membicarakannya."
Nena terasa hambar. "Kedengarannya seperti kalian tidak serius."
Epilogue
Chapter 57
Chapter 56
Chapter 55
Chapter 54
Chapter 53
Chapter 52
Chapter 51
Chapter 50I ApologiesVanilla menikmati paginya dengan menatap wajah tampan Nick yang tersaji di depannya, pria itu tampaknya masih dibuai mimpi. Ia mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh alis tebal Nick, senyum bahagia mengembang di bibir indah Vanilla. Pemuda yang dulu ia kagumi di sekolah menengah atas kini menjadi miliknya, berada di atas ranjangnya, menjadi calon suaminya, dan mereka juga akan segera memiliki buah hati. Masih seperti mimpi. Terlepas dari segala konflik keluarga, kehadiran Nick bagi Vanilla memang seperti mimpi. Seperti seorang gadis biasa yang mendapatkan seorang pangeran berkuda putih di dalam dongeng anak-anak. Jemari Vanilla turun menyentuh sudut bibir Nick, matanya menatap bibir kenyal itu seolah ia sedang mendamba. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dan men