Chapter 44
You Have Nothing
“Seorang mantan tunangan sedang berusaha menjadi pahlawan kesiangan, betapa konyolnya...,” ejek Charlotte kepada Beck saat mereka berada di bangku pesawat yang melaju menuju Madrid.
Beck tersenyum miring. “Dan seorang sekretaris tidak masuk bekerja selama tiga hari tetapi memiliki waktu untuk menemani bosnya pergi di luar jam kerja, betapa anehnya,” balas Beck tidak kalah mengejek.
Charlotte memutar bola matanya. “Ini demi calon anak baptisku, oke?”
“Kalau begitu aku juga akan menjadi Ayah baptisnya.”
Charlotte tertawa pelan. “Itu jika Nick mengizinkanmu.”
“Dia harus mengingat momen ini.”
“Ternyata kau tidak ikhlas menolong Vanilla.”
Beck tersenyum hambar. “Seharusnya sejak dulu aku menyadari perasaanku.”
“Akhirnya kau sadar, sayangnya
Epilogue
Chapter 57
Chapter 56
Chapter 55
Chapter 54
Chapter 53
Chapter 52
Chapter 51
Chapter 50I ApologiesVanilla menikmati paginya dengan menatap wajah tampan Nick yang tersaji di depannya, pria itu tampaknya masih dibuai mimpi. Ia mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh alis tebal Nick, senyum bahagia mengembang di bibir indah Vanilla. Pemuda yang dulu ia kagumi di sekolah menengah atas kini menjadi miliknya, berada di atas ranjangnya, menjadi calon suaminya, dan mereka juga akan segera memiliki buah hati. Masih seperti mimpi. Terlepas dari segala konflik keluarga, kehadiran Nick bagi Vanilla memang seperti mimpi. Seperti seorang gadis biasa yang mendapatkan seorang pangeran berkuda putih di dalam dongeng anak-anak. Jemari Vanilla turun menyentuh sudut bibir Nick, matanya menatap bibir kenyal itu seolah ia sedang mendamba. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dan men