Salah satu Cyborg menyerangku lagi. Dengan mengeluarkan kekuatannya mengembuskan angin dengan sangat kencang sehingga pasir-pasir di area pantai berterbangan dan mengganggu pengelihatanku.
Aku mencari keberadaan Annie dengan meraba-raba sekitar. Tak ada tangan Annie di sana. Aku benar-benar tak bisa melihat saat ini. "Annie?" "Annie kumohon, jawablah aku. Di mana kau sekarang?" Aku semakin berpikiran yang tidak-tidak. Aku takkan memaafkan diri jika Annie telah benar-benar mereka rebut dariku. Aku terus meraba ke sana ke mari. "Annie, kumohon ...." Aku sudah tak memiliki daya lagi untuk memanggilnya. Suaraku serak, terus memanggil Annie. Bagaimana aku melakukan penyerangan, jika aku saja tak bisa melihat keberadaan musuh dengan benar. Lalu, jika kutembakkan asal, aku takut salah sasaran. Bagaimana jika tembakanku mengenai Annie?"Annie, aku mohon ...." Aku suBUMM!Annie menyerang ketiga Cyborg tanpa ampun. Dia bahkan mengangkat tubuh Cyborg dengan jarak jauh, lalu membatingnya dengan sangat keras. Satu Cyborg berhasil tumbang.BUMM!Kali ini sang Cyborg api tak mau kalah. Dia mengirimkan serangan apinya tepat ke badan Annie, tapi dengan lihai Annie bisa menghindarinya. Berlari dengan sangat kencang danBUMM!Kini Annie yang justru membalikkan keadaan. Pukulannya sangat keras menghantam Cyborg api hingga ia terpental beberapa meter ke belakang.Tinggal satu Cyborg yang merasa ketakutan. Dia menatap kedua temannya yang sudah terbaring.Tanpa disadari, ia menghilang bersama kedua temannya. Mereka telah melarikan diri.Saat itulah, aku pun sudah tak sadarkan diri. Entah, apa yang terjadi dengan Annie setelah ini.***Kurasakan ada sesuatu hangat yang mengalir di darahku. Tubuhku terasa ringan seketi
Setelah merasa sudah baikan, dan semua tubuhku kembali terasa normal, aku langsung berpamitan pada Dokter Hans. Tak lupa juga mengucapkan terima kasih. Pak Edwin sengaja menjemputku, langsung menyuruhku untuk ke Kantor Pusat bersamanya. Aku menurut, setelah memaksa Annie untuk berjanji agar tetap berada di rumahnya dan hidup normal layaknya manusia biasa.Aku tak terlalu mengambil pusing kejadian kemarin, karena aku kini telah tahu alasan sebelumnya. Semalam, bersama Dokter Hans dan Pak Edwin, kami membahas masalah Annie. Awalnya aku sempat berontak, tapi karena Pak Edwin yang terus menenangkanku dan selalu memberikan pikiran positifnya, membuatku mulai bisa menerima. Annie akan tetap menjadi manusia, hanya saja dia memiliki kekuatan super yang bisa melawan serangan para Cyborg berantena.Tak ada lagi rahasia di antara kami. Pak Edwin juga menceritakan semuanya pada Dokter Hans. Kini, kami menjalin kerja sama yang sangat apik. Mimpi mereka berdu
Hari ini adalah hari pertama aku kerja bersama dengan kekasihku, Ren. Hari ini juga adalah hari pertama aku menjalani semua dengan kutekankan agar bisa bersyukur. Walau sedikit sesak, aku mulai mencoba untuk mengikuti alur cerita Sang Pencipta. Aku akan kembali menjalani kehidupan sebagai manusia normal. Hanya saja benar kata ayah, aku memiliki kekuatan super, yang justru bisa kugunakan untuk membantu dan melindungi penduduk sekitar.Setelah merenung dan terus menyendiri seharian penuh saat di Pulau Ujung Selatan, aku mulai bisa menyadari hakikat asli kehidupan. Dengan terus mengamati proses matahari dan ombak yang berkejaran, tentu semakin membuatku merasa terhina. Aku tak bisa hidup sendiri.Beberapa hari lalu, aku teringat saat tengah melakukan rutinitas, ada tiga makhluk aneh menemuiku. Aku sangat kaget, juga merasa terancam. Siapa mereka? Bahkan tanpa aba-aba, salah satu dari mereka mengeluarkan api dari tangannya dan menyerangku, aku tak bisa berbuat
Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan bagiku. Bukan lelah tenaga sebenarnya. Bahkan setelah kepulangan dari gedung pribadi Dokter Hans, aku terus berada di markas. Kami tengah merencanakan hal yang sangat penting. Bahkan pasukan tingkat tinggi harus berada di sini untuk terus memberikan pemikirannya. Juga menyelesaikan pekerjaan yang kacau balau.Kami mempersilakan Annie pulang sore tadi. Bagaimanapun juga, kami akan tetap menghormatinya sebagai putri dari Dokter Hans. Memang dia sudah dianggap sebagai Pasukan Bayangan, tapi tidak juga untuk tugas seperti ini. Dia bebas melakukan apa pun, kecuali saat tugasnya tiba, barulah kami memanggilnya. Seperti halnya dengan rencana pemberangkatan ke Pulau Ujung Selatan bersamaku, juga Erd.Jujur sampai saat ini aku masih tak rela jika melihatnya memiliki kekuatan seperti itu. Bukan karena tak rela dengan tubuhnya yang telah tersistem dan menjadi seorang Cyborg, tapi karena dia justru seakan menjadi pelindungku sek
"Apakah kita akan menjadikan Annie sebagai penyerang utama? Ini sangat tidak adil. Annie bahkan belum bisa mengendalikan tubuhnya dengan baik. Dia juga tak bisa mengeluarkan kekuatannya. Semua hanya terjadi secara tiba-tiba. Apakah kalian dengan sangat mudahnya mempercayainya? Apakah Pak Edwin juga berpemikiran begitu?" Aku menekankan semua kata. Menatap mereka satu persatu."Bukan begitu, Ren. justru itu kini kita berusaha untuk terus membantu Annie menemukan jati dirinya yang sekarang. Aku sangat paham kekuatannya, dia bisa diandalkan, Ren." Pak Edwin dengan tenang menjawab pertanyaanku.Aku menggelengkan kepala tegas."Tenanglah, Ren. Annie juga berharga buat kita, mana mungkin kita akan membunuhnya dan mengorbankan dirinya seperti apa yang kau pikirkan." Erd menimpali.Aku tak pernah habis pikir dengan cara berpikir mereka. Bahkan mereka menurut apa yang dikatakan Pak Edwin begitu saja, tanpa memikirkan hal lain. Baru kal
Berada di lorong yang sangat gelap, tak ada sedikit pun cahaya. Aku meraba-rabakan tangan, mencari sesuatu untuk bisa kujadikan pegangan. Ada apa ini? Di mana aku sebenarnya?Bahkan tak ada benda apa pun, aku semakin merasa ragu untuk terus melangkah maju. Napasku mulai sesak, ikut terbawa suasana gelap. Ingin rasanya aku berteriak untuk mengecek keadaan, atau setidaknya siapa tahu ada orang yang memiliki nasib sama denganku, terjebak di tempat ini.Kenapa dari tadi aku tak merasakan apa pun? Bukannya aku sedang tertidur? Kutampar pipi berkali-kali, tapi tetap merasakan sakit. Bahkan ini bukan mimpi. Lalu, di mana aku sekarang?Sangat pelan, tetap kulangkahkan kaki maju. Sambil sesekali bersiap mengatur posisi berjaga diri, jika ada penyerangan secara mendadak. Namun, sejauh ini tak ada apa pun. Bahkan tak kunjung ada cahaya yang bisa membuatku tak merasa pusing seperti ini.Aku terus memegangi pistol dengan tangan kanan. Sedangkan t
Terik matahari membuatku membuka mata perlahan. Cukup lama aku tertidur dengan malas di atas hamparan rumput lembut. Kupandang kondisi sekitar, sepertinya Cray sudah tak ada di sini. Aku bingung akan melakukan apa jika dia terus mengawasi dan cerewet seakan dia ibuku saja. Bahkan belum pernah aku dicereweti oleh ibuku.Aku berdiri, mencari jalan keluar yang memungkinkan. Terus berjalan di hamparan rumput, yang diselingi beberapa pohon besar, aku mulai mendengar keributan suara-suara aneh. Sepertinya benar perkataan Cray, kalau wilayah ini bukanlah sekedar hutan biasa tanpa penghuni. Ternyata aku akan memasuki kota yang ia maksud.Tak apa, jika aku mulai memasukinya, itu tandanya aku bisa mencari tahu informasi tentang kehidupan di area sini. Juga dengan apa yang dimaksud dimensi baru yang Cray katakan.Aku memandangi suasana di depan yang yang sangat berbeda. Mereka seakan hidup jauh dari wilayah pepohonan yang baru saja kulewati. Ini
Sesuai perintah dari Pak Edwin, malam ini aku segera memaksakan diri untuk beristirahat. Memang tubuhku masih merasakan segar dan belum lelah sama sekali, walaupun sehari ini banyak sekali kegiatan yang harus kulakukan. Demi Pasukan Bayangan, besok aku harus menemani Ren dan Erd menuju Pulau Ujung Selatan.Aku menutupkan mata, mulai mencari dunia lain dalam mimpi. Padahal, semenjak adanya sistem perobotan dalam tubuhku, aku sama sekali tak bisa merasakan mimpi lagi, entah dengan malam ini.Satu ...Dua ...Tiga ...Sayup-sayup kudengar denting jam kuno menggema dan membangunkan tidurku.Perlahan kubuka mata, ada cahaya silau di atas sana. Aku menutupnya lagi. Sejak kapan juga ayah mempunyai jam kuno yang hanya kuketahui berasal dari teknologi dulu? Dia pasti ingin memberiku kejutan. Bukankah aku pernah bercerita padanya, kalau aku menginginkan benda-benda kuno? Aku sangat menyukai kebudayaan du