/ Fantasi / I'm Cyborg / Episode 5

공유

Episode 5

작가: Fabela Muslim
last update 최신 업데이트: 2021-09-06 21:14:28

Pukul 04.45

Erd dan Pak Edwin telah sampai di kantor pusat. Mereka terlihat sangat lelah. Beberapa pelayan langsung menyuguhkan minuman penenang, pun beberapa makanan ringan. Sangat aneh, bukan? Namun, kami memang telah terbiasa menganggap perusahaan seperti layaknya rumah sendiri. 

"Ren, apakah kau sudah mempelajari berkas yang telah pasukan selatan kirim?" Pak Edwin menanyakan dengan santai.

"Sepertinya anak kesayangamu itu sedang kongslet, Pak. Dari tadi, ia selalu tertawa sendiri dengan tiba-tiba. Bahkan saat kalian sedang melakukan penyerangan, ia malah tertawa dengan sangat kerasnya. Apakah Dokter Hans telah memiringakan sedikit otaknya ya?" Angel menyerobot jawabanku, padahal aku telah membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Pak Edwin.

"Hahaha, benarkah begitu Angel? Bisa saja, dia akan menjadi bahan percobaan selanjutnya jika berhasil dijadikan menantunya kelak." Pak Edwin malah ikut membuatku kesal.

Aku menutup mulut kembali, berpura-pura sibuk dengan monitor di depanku.

"Huamm, bolehkah aku tidur dulu? Cerita kalian sangat tak menarik." Erd menyeruput kopinya.

"Hey, terima kasih, Kawan. Kau selalu saja membantuku." Aku mendekati Erd, menepuk-nepuk pundaknya. 

"Heh, siapa yang membantumu? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

Aku tercengang dengan jawaban Erd.

Dia menyeretku duduk di sampingnya. Mulai mengutak atik monitor utama. Lalu menampilkan gambar makhluk asing tadi.

"Ini baru menarik. Hahaha ...." Erd menampilkan gambar sosok makhluk asing tadi yang sangat cantik dan berpakaian minim. 

Aku menatapnya tak berkedip. Bukan menatap layar, tapi menatap temanku yang satu ini.

Ruangan lenggang seketika. Bahkan Angel pun yang biasanya cerewet, kini tak bisa berkata apa-apa.

"Dia lebih seksi darimu, Angel," ucapku membalas dendam perbuatan Angel padaku tadi.

Dia hanya mengangguk tertahan.

Sedangkan Erd masih saja melongo, menatap kecantikan alami dari makhluk asing tersebut. Begitu pun dengan Andre. Ia sama sekali tak berkedip melihat gambar di monitor.

Namun, tiba-tiba layar berubah menjadi gambar kucing yang sedang menggorek tanah. 

Pak Edwin nyengir saat kami menatapnya dengan pandangan sinis.

"Baiklah anak-anak, waktu bercanda kalian sudah habis." Pak Edwin tersenyum senang.

"Betul itu, lagian mereka akan tetap senang kalau terpajang gambar itu terus. Apakah lelaki sangat mudah dibohongi hanya dengan kecantikan saja? Sudah jelas mereka adalah monster, hiiih."Angel menampakkan ekspresi menyebalkannya.

"Heh, kalau merasa kalah cantik, kau tak boleh menghinanya. Untung saja dia tak mendengar perkataanmu itu. Kau tahu, jika salah satu dari mereka mendengarnya, kau sudah pasti akan dibunuh dengan kejam dalam satu menit." Erd menjawab, sebagai bentuk kekesalannya.

"Pliss Erd, aku hanya tak menginginkan salah satu dari kita benar-benar gila. Hey, masih banyak gadis cantik di sini, kau tak perlu mengidamkan makhluk jelek itu."

"Justru karena mereka memiliki kekuatan super. Bayangkan saja jika dia menikah denganku lalu kami hidup bahagia, kalian tak akan menjadi sasaran penyerangannya. Dia akan menjadi baik." 

"Mari Pak Ed, kita pergi dari sini. Suasana mulai mencekam." Sindirku ketus.

"Hehhh ...."

Belum sempat Erd dan Angel menyerangku, Pak Edwin lebih dulu memotongnya.

"Apa yang kau pikirkan tentang kekasih Erd itu, Ren?"

Aku hampir tersedak air liur mendengarnya.

Lihatlah, muka Erd sudah memerah seketika.

"Dia bukan makhluk luar angkasa."

"Tuh kan benar. Yuhuuu ...." Erd langsung menyahut perkataanku.

"Kau memang sahabatku, Ren," lanjutnya sambil memelukku.

Aku hanya menatapnya heran.

"Lanjutkan, Ren. Biarkan dia yang sedang mabuk asmara itu." Pak Edwin mulai jengah terhadap tingkah Erd.

"Menurut pemikiranku, mereka adalah manusia." 

Belum sempat kulanjutkan penjelasan, Erd sudah hampir melepas kembali seruannya. Namun, segera ia tutupi mulutnya itu. Tingkahnya membuatku menahan tawa. 

"Aku mempunyai banyak data tentang hal ini. Juga tentang Cyborg paling awal di muka bumi. Mereka berasal dari masa lalu. Entahlah, apa yang membuat mereka menunjukkan antenanya kalau Cyborg ini berasal dari masa kini. Saat ini, teknologi sudah teramat maju, banyak desain Cyborg yang lebih bagus dari mereka. Banyak juga dari para perintis Cyborg yang mengubah antena itu dengan alat lain yang tak tampak di luar kepala. Hingga mereka terlihat seperti layaknya manusia biasa. 

"Sedangkan makhluk ini, mereka masih menggunakan antenanya. Aku yakin, seratus persen bahwa mereka Cyborg ciptaan masa lampau."

"Tadi kau mengatakan kalau mereka adalah manusia, lalu mengapa penjelasanmu berubah ke Cyborg, Ren?" Andre bertanya memastikan.

"Iya, betul itu. Bukankah Cyborg berasal dari manusia biasa? Lalu mereka dimodifikasi sedemikian rupa hingga memiliki sesuatu yang berbeda. Seperti halnya antena dan kekuatan yang mereka gunakan untuk penyerangan."

"Hmmm, sepertinya masalah kita tak hanya sampai di sini. Malam ini adalah awal dari segalanya." Pak Ed menatap kami satu persatu. 

Kami semua tegang, mempersiapkan segenap rasa untuk bisa menenangkan diri. Hanya Erd yang terlihat malah tersenyum tipis. Ternyata benar kata Angel, kalau dia sudah mulai gila. 

"Apa rencana selanjutnya, Pak?" Andre masih mematung.

"Kita selidiki dulu mereka. Cari tahu tentang kebiasaan, kekuatan, dan kelemahannya. Setelah itu, baru kita lakukan penyerangan jika mereka benar-benar menganggap kita musuh."

Kali ini Erd yang terlihat paling murung. Sedangkan kami para manusia normal malah bersemangat mendengar kata penyerangan. Apakah benar kalau Erd benar-benar menaruh hatinya pada Cyborg itu? Kenapa dia jadi tak waras begini? Aku mulai khawatir dengan sahabatku itu.

"Aku akan memerintahkan wilayah selatan untuk memperketat keamanan kota. Juga meminta mereka untuk terus mengirim data-data yang bisa kita pelajari. Selain itu, aku memerintahkan kau Ren, dan Erd untuk bisa membantu teman kalian di wilayah selatan." Pak Edwin dengan tenang menatap kami berdua.

Aku hanya terdiam, pikiranku kembali berada pada bayangan Annie yang saat ini entah bagaimana kabarnya. 

"Apakah kau keberatan, Ren?" Nampaknya Pak Edwin bisa membaca perasaanku.

"Oh, jelas saja tidak, Pak. Kau telah memerintah orang yang tepat. Bukan begitu, Ren?" Erd menyikutku pelan. 

Aku hanya mengeluarkan cengiran khas. 

"Baiklah, kalian bisa ke sana sekarang juga."

Aku terbelalak. Bagaimana dengan nasib Annie jika aku harus ke selatan? Aku seakan ingin meminta mundur dari tugas ini. Namun, lagi-lagi Erd membuatku harus menuruti perintah.

Dia langsung berpamitan pada semua. Lalu, menyeretku tanpa ampun. Jelas dia sangat bahagia dengan tugas ini. Bukankah dengan begitu ia bisa terus mengamati garak gerik sang monster idamannya itu? Dih, lama-lama aku jadi agak kesal dengan tingkah sahabatku ini. Ingin rasanya aku memarahinya sekarang juga, tapi bagaimana lagi, dia memang benar. Lagian sejak kapan, aku menolak tugas dari atasan. 

Tidak-tidak, seperti yang pernah kutekankan, kalau pekerjaan ini adalah tanggung jawabku. Aku harus menjalankannya dengan benar.

Tolonglah, lupakan Annie sejenak. Dia pasti baik-baik saja. Aku harus percaya itu.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • I'm Cyborg   Episode 29

    Pintu terbuka otomatis setelah beberapa detik aku berdiri di depannya. Sensor pengenal wajah telah meloloskanku. Ternyata benar, aku adalah Putra Mohkota asli di sini.Tak ada ornamen sedikit pun yang melayakkan bangunan ini disebut istana. Kuperhatikan kanan kiri, terpajang beberapa lukisan 4 dimensi, juga masing-masing memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi.Aku melanjutkan langkah. Barang-barang yang dipajang sangat aneh untukku. Sesuatu yang kukenal di dunia bawah ternyata di sini terdesain lebih rumit. Memang aneh, bahkan bentuk botol saja mereka buat serumit ini. Padahal di bumi asli, botol adalah alat minum yang biasa saja, dan sangat mudah membuatnya.Tak kutemukan seorang pun di sini. Hanya beberapa pajangan benda 4 dimensi, juga hiasan yang sangat aneh. Aku baru mulai menyadari, setelah lama berkeliling dan tak kutemukan seorang pun, termasuk raja di sini.Bangunan ini memiliki konsep 4 dimensi, tent

  • I'm Cyborg   Episode 28

    Aku lebih tertarik menatap penduduk sini yang tak merasakan panas walau menggunakan pakaian tertutup dan berwarna gelap. Juga aku, tak merasa panas sama sekali, walau sedang berada di bawah sinar matahari langsung. Ternyata teknologi di sini memang sangat canggih. Bahkan pakaian saja yang disepelekan di dunia bawah, ternyata di sini justru mendapat perhatian khusus. Mereka menerapkan teknologi yang sangat maju bahkan pada sehelai pakaian.Namun, ternyata aku baru menyadari satu hal. Wanita bahkan walau di dunia mana pun, akan sama. Memiliki sifat foya-foyanya dan sangat menyukai shopping, untuk menenangkan pikirannya. Aku tertawa kecil."Kau baik-baik saja, Tuan?" Cray ternyata sudah ada di sampingku."Aku hanya menertawakan mereka, Cray. Bahkan sifat para wanita akan sama walau berada di dunia mana pun. Lihatlah toko pakaian di sana. Buat apa mereka berdesakan membeli pakaian yang sama persis seperti yang mereka gunakan? Berwarna hitam,

  • I'm Cyborg   Episode 27

    Sehari berada di dunia dimensi baru seperti apa yang dikatakan Cray, aku mulai bisa memahami tentang keadaan dan alasanku tak bisa kembali. Kuputuskan untuk kembali ke kota, melanjutkan perjalanan menuju istana. Cray mengatakan, jika hanya raja yang memperbolehkanku kembali ke dunia bawah, dunia asliku. Maka aku harus segera menemuinya sekarang juga."Langsung bawa saja aku ke sana, Cray. Aku tahu, kau pasti bisa menghilang dan membuka portal di mana-mana, bukan? Tak perlu mengelak lagi, aku sekarang sudah bisa memahami semua permainan ini." Aku menatap ke samping kanan.Sekarang juga, aku bisa memahami di mana letak dan keberadaan Cray. Dengan merasakan dan mempertajam pendengaran, aku bisa mendengar desingan halus Cray, dan tahu di mana posisinya."Apakah sekarang kau juga tahu aku di mana, Tuan?"Aku tertawa, "Jelas, Cray. Kau ada di samping kananku."Desingan Cray bertambah keras, menandakan kalau ia se

  • I'm Cyborg   Episode 26

    Merasa baru pertama kali melihat dapur yang sangat tradisional, membuatku bertambah penasaran dengan seluruh isi rumah. Tak ada kompor di sini, hanya ada tungku dan beberapa kayu bakar yang berserakan.Entah kenapa, tiba-tiba tubuhku merasa merinding. Aku berjalan ke arah rak piring dari kayu yang sudah sedikit rusak. Beberapa piring dari tanah liat, juga keramik tersusun rapi. Sedangkan di sini, gelas menggunakan bahan dari kaca bening yang tergambar motif bebunga di luarnya.Sangat indah, aku menyentuhnya. Dinding di sini hanya separuh, itu juga bukan dari batu bata. Ada anyaman daun kelapa yang digunakan sebagai pembatas, lalu dirancang sedemikian rupa hingga tak mengganggu aktivitas memasak.Tiba-tiba ada sesuatu di kakiku, yang membuatku harus menjerit keras."Aaakkh ... "Aku meloncat ke belakang. Sebuah tikus agak besar berwarna gelap berlari begitu saja, sambil ikut mencicit keras.Aku memandan

  • I'm Cyborg   Episode 25

    Sesuai perintah dari Pak Edwin, malam ini aku segera memaksakan diri untuk beristirahat. Memang tubuhku masih merasakan segar dan belum lelah sama sekali, walaupun sehari ini banyak sekali kegiatan yang harus kulakukan. Demi Pasukan Bayangan, besok aku harus menemani Ren dan Erd menuju Pulau Ujung Selatan.Aku menutupkan mata, mulai mencari dunia lain dalam mimpi. Padahal, semenjak adanya sistem perobotan dalam tubuhku, aku sama sekali tak bisa merasakan mimpi lagi, entah dengan malam ini.Satu ...Dua ...Tiga ...Sayup-sayup kudengar denting jam kuno menggema dan membangunkan tidurku.Perlahan kubuka mata, ada cahaya silau di atas sana. Aku menutupnya lagi. Sejak kapan juga ayah mempunyai jam kuno yang hanya kuketahui berasal dari teknologi dulu? Dia pasti ingin memberiku kejutan. Bukankah aku pernah bercerita padanya, kalau aku menginginkan benda-benda kuno? Aku sangat menyukai kebudayaan du

  • I'm Cyborg   Episode 24

    Terik matahari membuatku membuka mata perlahan. Cukup lama aku tertidur dengan malas di atas hamparan rumput lembut. Kupandang kondisi sekitar, sepertinya Cray sudah tak ada di sini. Aku bingung akan melakukan apa jika dia terus mengawasi dan cerewet seakan dia ibuku saja. Bahkan belum pernah aku dicereweti oleh ibuku.Aku berdiri, mencari jalan keluar yang memungkinkan. Terus berjalan di hamparan rumput, yang diselingi beberapa pohon besar, aku mulai mendengar keributan suara-suara aneh. Sepertinya benar perkataan Cray, kalau wilayah ini bukanlah sekedar hutan biasa tanpa penghuni. Ternyata aku akan memasuki kota yang ia maksud.Tak apa, jika aku mulai memasukinya, itu tandanya aku bisa mencari tahu informasi tentang kehidupan di area sini. Juga dengan apa yang dimaksud dimensi baru yang Cray katakan.Aku memandangi suasana di depan yang yang sangat berbeda. Mereka seakan hidup jauh dari wilayah pepohonan yang baru saja kulewati. Ini

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status