Home / Fantasi / I'm Cyborg / Episode 4

Share

Episode 4

Author: Fabela Muslim
last update Last Updated: 2021-09-06 21:03:18

Hampir semalaman aku tak bisa tidur. Mencari banyak data yang harus kupersiapkan untuk menyelamatkan Annie. Apalagi tentang perkataan Annie pada suratnya agar aku harus menjauhinya, bahkan mencari pengganti pasangan. Sangat aneh. Bagaimana bisa dengan mudah ia mengatakan itu? Sedangkan perjanjian hubungan selalu kami tekankan agar bisa saling menjaga hati. 

Aku tak pernah menyangka dan aku pun tak akan percaya kalau dia memiliki cinta lain. Semua hanya bohong. Ini karena ulah ayahnya, mungkin saja mereka melakukan perjanjian agar Annie melupakanku dan dijodohkan oleh salah satu orang yang paling dipercayai ayah Annie. Eh, kenapa justru pembahasan perjodohan seperti ini yang kupikirkan? 

Hahaha, sekarang bukan lagi zaman batu yang mengharuskan cinta melalui perjodohan. Aneh juga, lagian mana mungkin anak sekarang mau dengan mudahnya menerima itu semua. Mereka lebih cenderung berpemikiran keras juga memiliki sikap yang keras untuk kemauannya. 

Seperti orang gila, aku tertawa sendiri atas pikiran yang tengah berkecambuk di kepala. 

Saat ini, pikiranku benar-benar di luar kendali. Belum lagi urusan pekerjaan yang memaksaku untuk berfokus sana sini. 

Benar saja, baru beberapa detik kupikirkan, layar hologram di depanku berkedip beberapa kali. Menandakan ada panggilan masuk. Aku langsung menggesernya.

Wajah Erd terpampang dengan jelas. 

Aku malas-malas menatapnya. 

"Ada apa Erd? Kau selalu saja menggangguku."

"Lihatlah wajahku ini, Ren. Ini penting!" Dia menatapku geram.

Aku hanya mengucek mata pelan. Dia memang terlihat sangat cemas. Juga hey, mengapa tengah malam begini ia malah memakai seragam kerja? Aku langsung terbelalak. Bukankah sekarang bukan saatnya ia kerja malam?

"Ada apa denganmu?" Aku memicingkan mata, heran.

"Hey, Ren bangun! Aku membutuhkanmu sekarang juga. Ini atas perintah Pak Edwin."

Aku menatapnya lebih intens.

"Diperkirakan ada serangan makhluk aneh di wilayah seberang, Rey. Saat ini, mereka tengah berada di sebelah selatan kota. Beberapa teman kita di sana tengah menyerangnya. Bahkan ada yang sudah menyerahkan nyawanya."

"Kau ini selalu saja begitu, Erd. Mengapa kau masih santai di sana, hah? Lalu kau menghubungiku dengan gaya seakan-akan mau mengajakku berjalan-jalan? Cepat laksanakan perintah! Aku akan menjemputmu secepatnya!" Dengan nada geram, aku langsung memutuskan panggilan. 

Benar juga data yang kudapatkan tadi, padahal aku hanya sedang mengira. Dan bodohnya aku, semua selalu saja kuanggap hanya tipuan belaka. Hah, Annie kenapa kau justru membuatku seperti orang bodoh begini?

Aku bersiap dengan sangat cepat. Memakai seragam dan menyiapkan beberapa peralatan yang bisa kubawa dengan mudah. Ini bukan serangan biasa, aku harus bisa membantu teman-teman lainnya. 

Sebenarnya data tentang perusahaanku tak banyak yang tahu. Kami hanya bergerak dalam gelap. Saling menyembunyikan identitas, dan yang jelas kami memiliki misi khusus untuk ini. 

Berbeda dengan keluarga Annie yang berfokus ke kedokteran dan teknologi tentang sistem pertubuhan. Kami lebih menonjol ke arah pencarian data, lalu melawan musuh yang bisa mengganggu jalannya rencana besar yang telah kami buat. 

Untuk kini, pemerintah pusat sama sekali tak pernah melarang kerja kami, buktinya mereka membebaskan perusahaan ini berdiri dengan sangat besarnya. Namun, yang mereka dan orang awan tahu, kami hanyalah perusahaan input data biasa. Tanpa memiliki misi khusus. 

Dibalik kata intelijen, ada agen-agen yang banyak kami kirimkan di seluruh kota untuk menyelidiki, juga memberikan penyerangan jika ada sesuatu yang memang harus kita serang. 

Kehidupan kami tak terikat. Kami hidup seperti layaknya manusia biasa. Bekerja, pulang ke rumah. Namun, sebenarnya jam kerja kami adalah full time, 24 jam, dan itu semua kami sembunyikan di dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan orang mengira kalau pekerjaan kami sangat enteng. 

Aku langsung membanting setir menuju kantor pusat. Ada data yang harus kebeberkan di sana. 

Erd langsung kuperintah untuk menuju ke wilayah selatan, sepertinya di sana sangat memerlukan komando. 

Manusia biasa masih sangat sepi, mereka sama sekali tidak tahu dengan penyerangan ini. Setidaknya hal ini justru membuat gerak kami menjadi lebih mudah.

"Halo, Ren. Kuserahkan semua keperluan kantor pusat padamu. Seperti perintahmu tadi, sekarang aku sedang berada di wilayah selatan. Serangan di sini sangat mematikan. Ada beberapa makhluk, kupikir mereka seperti manusia hanya saja memiliki gen lain yang sangat kuat. Aku belum meneliti tentang itu. Jumlah mereka sebenarnya tak terlalu banyak, tapi serangannya sangat mematikan." Erd memperlihatkan ke arah belakangnya.

"Lanjutkan perkerjaanmu, Erd. Jika kau membutuhkan bantuan lebih, aku siap mengirimkannya."

Dia hanya mengangguk sekilas, lalu mematikan kamera. 

Aku melanjutkan pekerjaan. Membuka semua data yang dikirimkan para intelijen di sana. Ada salah satu berkas yang mereka lampirkan, berupa foto sang perusuh. Aneh, dia seperti manusia. Berarti perkiraan data bahwa mereka makhluk luar angkasa adalah bohong belaka. 

Aku lebih memperjelas gambar, mencari perbedaan.

Ternyata ada sebuah benda aneh di kepalanya. Seperti antena dengan panjang sekitar 5 cm. Sepertinya mereka bukan dari zaman ini. Jika saja mereka adalah manusia yang telah dimodifikasi pada saat ini, sepertinya tak mungkin jika mereka masih memiliki antena di kepalanya. Namun, jika sesuai dugaanku mereka makhluk dari masa lalu, mengapa mereka masih bisa hidup sampai abad ini?

"Ternyata begitu, hahaha ...." Dengan tiba-tiba aku tertawa dengan kencang. 

Andre dan Angel yang saat itu tengah sibuk dengan monitornya langsung menoleh ke arahku. 

"Kau sudah gila, Ren?" Selidik Andre, merasa heran.

"Biarkan dia seperti itu, dasar orang tak waras." Angel menyahut sebal.

Aku langsung sadar dengan keadaan. Benar, bagaimana bisa aku tertawa sekencang itu sedangkan keadaan sedang kacau begini? Hey, tapi mereka saja yang tidak tahu. Aku telah menemukan ide brilian. Aku kembali senyum-senyum sendiri.

"Tuh kan, dasar gila." Angel terus saja memakiku, membalas dendam perbuatanku padanya. 

Andre hanya menepuk dahinya pelan.

Aku tambah tertawa saat melihat ekspresi kedua temanku itu.

"Lihatlah, makhluk apa ini?" Aku memperlihatkannya di tampilan layar utama.

"Ya, baru saja Erd mengirimku itu juga, Ren." Andre masih berpikir.

Belum tuntas kujelaskan ide brilianku, layar utama di depan sudah berdering lagi. Erd kembali menghubungi.

Dia mengusap peluh di dahinya. Wajahnya sedikit kotor, pasti dia ikut terjun ke tempat penyerangan. 

"Sial, mereka kabur! Jumlahnya hanya 3, dan mereka memiliki kekuatan yang sangat super. Tunggulah, aku akan segera ke sana." Erd langsung mematikan kamera.

Sepertinya ada hal penting yang ingin ia perlihatkan. 

Aku lebih memilih mundur, kembali ke mejaku. Lebih baik ini dibicarakan bersama Erd, juga Pak Edwin. 

Lagi-lagi bayangan Annie kembali muncul di kepalaku. Aku kembali ke mental melankolis saat harus mengingatnya. Bahkan sekarang aku sedang berada di misi khusus terbaru. Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan pekerjaan yang telah kupikul tanggung jawabnya, hanya demi seorang gadis yang kucintai? Jelas, pekerjaanku lebih utama. 

Juga aku tak ingin serangan makhluk tadi akan lebih meluluhlantakkan kota, pasti bisa membahayakan Annie juga.

Maaf Annie, aku belum bisa mendatangimu besok. Ternyata ada hal di luar dugaan yang harus kukerjakan terlebih dahulu. 

Setelah Erd dan Pak Edwin kembali, tentu kami akan segera melakukan misi rahasia yang sangat panjang. Aku sudah tak bisa lagi memantau keadaan Annie. Tak apalah, setidaknya dia akan aman bersama ayahnya. 

Aku kembali memokuskan diri pada pekerjaan. 

"Apa yang ingin kau bicarakan tadi, Ren?" Andre berbalik, menatapku.

"Aku sepertinya tahu tentang makhluk itu."

"Owh, itulah mengapa kau tertawa sendiri disaat temanmu sedang tertekan di pertarungan, hah?" Angel tampak kesal. 

Aku hanya nyengir, menyadari kesalahan.

"Dasar pemimpin yang tak bisa diandalkan." Angel masih saja mencibirku.

Aku hanya diam, sedikit memonyongkan bibir.

Di sini, kami tak pernah mengenal kata jabatan atau apa pun itu. Kami hanya merasa sama, sebagai teman, juga saudara. Bahkan Pak Edwin saja sering ikut bercanda bersama kami, para bawahannya. Beberapa kali juga ia sering terkena serangan dari para bawahannya, lalu disambut tawa oleh kami. 

Itulah kenapa, bagiku perusahaan ini sudah sangat unggul, seakan milikku sendiri. Inilah sikap kami di dalam gedung, pun saat keadaan santai. Sedangkan di luar gedung? Semua berbanding terbalik. Kami tetap memperlihatkan keanggunan, sebagai agen rahasia. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • I'm Cyborg   Episode 29

    Pintu terbuka otomatis setelah beberapa detik aku berdiri di depannya. Sensor pengenal wajah telah meloloskanku. Ternyata benar, aku adalah Putra Mohkota asli di sini.Tak ada ornamen sedikit pun yang melayakkan bangunan ini disebut istana. Kuperhatikan kanan kiri, terpajang beberapa lukisan 4 dimensi, juga masing-masing memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi.Aku melanjutkan langkah. Barang-barang yang dipajang sangat aneh untukku. Sesuatu yang kukenal di dunia bawah ternyata di sini terdesain lebih rumit. Memang aneh, bahkan bentuk botol saja mereka buat serumit ini. Padahal di bumi asli, botol adalah alat minum yang biasa saja, dan sangat mudah membuatnya.Tak kutemukan seorang pun di sini. Hanya beberapa pajangan benda 4 dimensi, juga hiasan yang sangat aneh. Aku baru mulai menyadari, setelah lama berkeliling dan tak kutemukan seorang pun, termasuk raja di sini.Bangunan ini memiliki konsep 4 dimensi, tent

  • I'm Cyborg   Episode 28

    Aku lebih tertarik menatap penduduk sini yang tak merasakan panas walau menggunakan pakaian tertutup dan berwarna gelap. Juga aku, tak merasa panas sama sekali, walau sedang berada di bawah sinar matahari langsung. Ternyata teknologi di sini memang sangat canggih. Bahkan pakaian saja yang disepelekan di dunia bawah, ternyata di sini justru mendapat perhatian khusus. Mereka menerapkan teknologi yang sangat maju bahkan pada sehelai pakaian.Namun, ternyata aku baru menyadari satu hal. Wanita bahkan walau di dunia mana pun, akan sama. Memiliki sifat foya-foyanya dan sangat menyukai shopping, untuk menenangkan pikirannya. Aku tertawa kecil."Kau baik-baik saja, Tuan?" Cray ternyata sudah ada di sampingku."Aku hanya menertawakan mereka, Cray. Bahkan sifat para wanita akan sama walau berada di dunia mana pun. Lihatlah toko pakaian di sana. Buat apa mereka berdesakan membeli pakaian yang sama persis seperti yang mereka gunakan? Berwarna hitam,

  • I'm Cyborg   Episode 27

    Sehari berada di dunia dimensi baru seperti apa yang dikatakan Cray, aku mulai bisa memahami tentang keadaan dan alasanku tak bisa kembali. Kuputuskan untuk kembali ke kota, melanjutkan perjalanan menuju istana. Cray mengatakan, jika hanya raja yang memperbolehkanku kembali ke dunia bawah, dunia asliku. Maka aku harus segera menemuinya sekarang juga."Langsung bawa saja aku ke sana, Cray. Aku tahu, kau pasti bisa menghilang dan membuka portal di mana-mana, bukan? Tak perlu mengelak lagi, aku sekarang sudah bisa memahami semua permainan ini." Aku menatap ke samping kanan.Sekarang juga, aku bisa memahami di mana letak dan keberadaan Cray. Dengan merasakan dan mempertajam pendengaran, aku bisa mendengar desingan halus Cray, dan tahu di mana posisinya."Apakah sekarang kau juga tahu aku di mana, Tuan?"Aku tertawa, "Jelas, Cray. Kau ada di samping kananku."Desingan Cray bertambah keras, menandakan kalau ia se

  • I'm Cyborg   Episode 26

    Merasa baru pertama kali melihat dapur yang sangat tradisional, membuatku bertambah penasaran dengan seluruh isi rumah. Tak ada kompor di sini, hanya ada tungku dan beberapa kayu bakar yang berserakan.Entah kenapa, tiba-tiba tubuhku merasa merinding. Aku berjalan ke arah rak piring dari kayu yang sudah sedikit rusak. Beberapa piring dari tanah liat, juga keramik tersusun rapi. Sedangkan di sini, gelas menggunakan bahan dari kaca bening yang tergambar motif bebunga di luarnya.Sangat indah, aku menyentuhnya. Dinding di sini hanya separuh, itu juga bukan dari batu bata. Ada anyaman daun kelapa yang digunakan sebagai pembatas, lalu dirancang sedemikian rupa hingga tak mengganggu aktivitas memasak.Tiba-tiba ada sesuatu di kakiku, yang membuatku harus menjerit keras."Aaakkh ... "Aku meloncat ke belakang. Sebuah tikus agak besar berwarna gelap berlari begitu saja, sambil ikut mencicit keras.Aku memandan

  • I'm Cyborg   Episode 25

    Sesuai perintah dari Pak Edwin, malam ini aku segera memaksakan diri untuk beristirahat. Memang tubuhku masih merasakan segar dan belum lelah sama sekali, walaupun sehari ini banyak sekali kegiatan yang harus kulakukan. Demi Pasukan Bayangan, besok aku harus menemani Ren dan Erd menuju Pulau Ujung Selatan.Aku menutupkan mata, mulai mencari dunia lain dalam mimpi. Padahal, semenjak adanya sistem perobotan dalam tubuhku, aku sama sekali tak bisa merasakan mimpi lagi, entah dengan malam ini.Satu ...Dua ...Tiga ...Sayup-sayup kudengar denting jam kuno menggema dan membangunkan tidurku.Perlahan kubuka mata, ada cahaya silau di atas sana. Aku menutupnya lagi. Sejak kapan juga ayah mempunyai jam kuno yang hanya kuketahui berasal dari teknologi dulu? Dia pasti ingin memberiku kejutan. Bukankah aku pernah bercerita padanya, kalau aku menginginkan benda-benda kuno? Aku sangat menyukai kebudayaan du

  • I'm Cyborg   Episode 24

    Terik matahari membuatku membuka mata perlahan. Cukup lama aku tertidur dengan malas di atas hamparan rumput lembut. Kupandang kondisi sekitar, sepertinya Cray sudah tak ada di sini. Aku bingung akan melakukan apa jika dia terus mengawasi dan cerewet seakan dia ibuku saja. Bahkan belum pernah aku dicereweti oleh ibuku.Aku berdiri, mencari jalan keluar yang memungkinkan. Terus berjalan di hamparan rumput, yang diselingi beberapa pohon besar, aku mulai mendengar keributan suara-suara aneh. Sepertinya benar perkataan Cray, kalau wilayah ini bukanlah sekedar hutan biasa tanpa penghuni. Ternyata aku akan memasuki kota yang ia maksud.Tak apa, jika aku mulai memasukinya, itu tandanya aku bisa mencari tahu informasi tentang kehidupan di area sini. Juga dengan apa yang dimaksud dimensi baru yang Cray katakan.Aku memandangi suasana di depan yang yang sangat berbeda. Mereka seakan hidup jauh dari wilayah pepohonan yang baru saja kulewati. Ini

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status