Seminggu kemudian sebelum jadwal pertemuan keluarga terjadi, Shena memantapkan hatinya untuk memberikan hasil tes itu kepada ayah.
Dengan hati berdebar debar Shena memberanikan diri masuk ke ruangan kerja ayahnya.
sebelum nya shena sudah membuat rencana terlebih dulu dengan Amera untuk membuat drama agar ayah percaya.
Semua rencana dan persiapan segalas sesuatunya sudah matang Shena benar-benar tidak mau ada kesalahan sedikit pun yang ditakutkan akibatnya akan fatal untuk ayah.
"Tok tok tok
Terdengar pintu diluar diketuk oleh seseorang.
"Masuk ! Ucap Ayah yang mempersilahkan Shena masuk.
Shena masuk keruangan itu tangannya dan kakinya gemetarankan karena rasa gugup dan takut yang ia tahan.
"Ayah ini Shena," kata Shena mengawali kalimatnya.
Ayah hanya menatapnya sekilas dan masih sibuk dengan berkas-berkas dari kantor yang kini menggunung diatas meja.
"Ada hal penting yang ingin Shena bicarakan ayah.
" Apa penolakan perjodohan? Jawabannya tidak." Ucap ayah tegas kalau tidak ada keperluan lain keluarlah.
"Bukan itu ayah," kata Shena terbata-bata dan mengeluarkan jurus air matanya dengan raut wajah yang dibuat sesedih mungkin yang membuatnya benar-benar terlihat kacau dan sedih apalagi dengan beban perjodohan yang shena pikirkan sehingga membuat aktingnya terlihat sempurna.
Ayah melihat dengan tajam dan penuh selidik, memperhatikan putri sulungnya yang menangis kacau dan sedih hatinya mulai luluh. Tumbuh rasa iba di hati Danu.
"Apa yang membuatmu seperti ini ? Tanya ayah dan memperhatikan Shena lebih dekat.
Suara tangis Shena pecah membuat ayah benar-benar tak tega melihat putrinya menangis sesedih itu, shena duduk bersimpuh di kaki ayah membuat ayah semakin bingung dengan keadaan Shena.
"Ayah maafkan aku." Ucap Shena dengan beruraian air mata.
"Ayah maafkan aku tidak bisa menjadi putri yang baik seperti yang ayah harapkan.
"Ayah maafkan aku telah melukai hati ayah menodai kepercayaan ayah.
"Maafkan aku ayah, aku sudah membuat ayah malu. Tangis Shena sesenggukan diiringi ucapan permintaan maaf nya kepada Ayah tapan berani menatap mata milik ayahnya.
"Apa yang membuat putri ayah sesedih ini ?" Tanya Danu dengan memapah tangan putrinya dan membantu untuk berdiri.
Walaupun banyak pertanyaan di benak Danu, Namun Danu menahannya menunggu putrinya benar-benar siap untuk menjelaskan semua masalah yang diderita.
Shena memberanikan diri untuk memberikan hasil tes palsu itu kepada ayahnya.
Danu melihat dan memeriksa apa yang diberikan Shena barusan, seketika wajah Danu berubah pucat dan meremas kertas putih di tangannya itu ke lantai.
Shena menunduk tanpa berani memandang wajah ayah.
"Siapa pelakunya,"tanya Danu dengan suara yang bergetar dan tangan memegang dadanya.
"Maafkan aku ayah, aku menang tidak pantas menjadi putri ayah.
"Maafkan ayah, aku bersalah."ucapuShena dan tangis Shena kembali pecah tatkala melihat sang ayah terduduk di kursi dengan memegangi dadanya.
"Maaf ayah! Ucap Shena dengan berlutut di depan ayahnya.
"Katakan siapa pelakunya nya? Bentak Danu dengan kasar, dan terus memegang dadanya yang mulai terasa sesak akibat emosi yang meledak-ledak.
Belum ada jawaban dari Shena sedang kan pintu terbuka dari luar nampak Gilang memasuki ruangan itu dan ikut berlutut seperti yang dilakukan oleh shena.
"Maafkan Gilang " ucap Gilang tiba-tiba.
"Gilang yang salah ,"ucap Gilang dan menunduk tanpa berani melihat orang tua yang kini sudah hancur hatinya karena perbuatan anak-anak nya.
"Kamu!" Kata Danu melihat Gilang yang menundukan kepalanya dan tak dapat melanjutkan lagi ucapannya karena sesak di dada mengalahkan pertahanannya.
"Ayaahhhh!
"Maafkan Shena yah!" Ucap Shena mengiba.
Sesuai dengan dugaan Ayah kembali kumat jantung nya dan Gilang segera memberikan pertolongan kepada ayah.
Gilang benar sigap ia sudah melakukan persiapan yang matang sebelum rencana ini dibuat. Dengan cekatan Gilang memberi alat bantu pernafasan untuk ayah dan melakukan pemeriksaan sesuai prosedur rumah sakit.
Sedangkan diluar sudah ada Mera yang menunggu dengan harap cemas ia tahu hal ini pasti akan terjadi karena ayah pasti menahan emosi nya.
"Ayah maafkan Amera juga yang telah memberikan ide konyol ini ke kakak." Ucap Amera menangis menyesali semua perbuatannya .
"Semoga ayah baik-baik saja."ucap shena menenangkan adiknya dan sekaligus mendoakan ayahnya namun rasa bersalah tetap ada.
"Kak kita sudah keterlaluan mempermainkan hati ayah," kata Mera yangmenyesali perbuatannya
Mera takut terjadi hal buruk sama ayah.
"Maafkan kakak, karena kakak ayah jadi seperti ini."ucap shena dan memeluk adiknya.
Waktu tiga puluh menit pun berlalu belum ada tanda-tanda Gilang keluar dari kamar ayah , kami pun semakin cemas dengan kondisi ayah saat ini.
Sebelum kami keluar dari ruangan kondisi ayah sangat lemah ayah berusaha keras menolak Gilang yang ingin memeriksanya.
Sehingga drama kedua pun terjadi Amera harus membujuk ayah yang nafasnya sudah tersengal-sengal agar ayah mau untuk dirawat oleh Dirga.
Akhirnya Gilang keluar dari kamar Danu, Gilang berkata kalau kondisi ayah berangsur membaik jantung dan nafasnya sudah normal kembali.
"Apa ayah sudah tidak apa-apa? Tanya kami bersamaan.
"Beliau sudah baik-baik saja," kata Kak Gilang menjelaskan
"Hanya butuh istirahat dan menenangkan pikiran." Kata Gilang lagi dan terduduk lesu di sofa.
"Kita sudah kelewatan menyakiti ayah. Mungkin sekarang ayah sudah tidak percaya lagi padaku."ucap Gilang tertunduk lesu.
Shena yang sedari tadi hanya diam, beranjak mendekati Gilang duduk disampingnya dan menggenggam erat tangan gilang.
"Maaf karena aku kamu harus menjadi seperti ini."ucap Shena sedih.
"Sudahlah semua sudah berlalu, semua sudah terlanjur kita tidak dapat memutar waktu kembali.
Suara pintu kamar ayah terbuka asisten pribadi ayah keluar dari kamar ayah dan menyuruh kami untuk masuk.
Entah apa yang ingin ayah bicarakan kami akhirnya masuk bersama, ayah nampak terbaring lemah dengan mata yang terlihat sayu dengan kerutan tanda penuaan menghiasi wajahnya.
"Kalian duduk lah perintah ayah kepada kami semua. Tatapan dingin ayah menunjukkan belum ada maaf untuk kami.
"Sejak kapan kalian berhubungan? Tanya ayah datar tanpa mau menatap kami.
"Sejak masa kuliah ,"ucap kak Gilang mengakuinya.
"Berani nya kamu melakukan itu pada putriku " ucap ayah dengan menahan amarahnya.
"Ayah aku mencintainya ini bukan saja kesalahan Gilang tapi juga kesalahan ku ayah ," ucap Shena membela kekasihnya.
"Maafkan kami ayah," mereka kembali berlutut memohon pengampunan kepada ayah.
Sedangkan Amera hanya diam membisu dan mengakui kehebatan akting mereka. Ia sudah tahu sejak lama kakaknya berpacaran dengan Gilang , karena dari dulu ayah melarang anak-anak untuk berpacaran maka dari itu Shena tidak berani untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada ayah. Dan aturan itu berlaku juga untuk Amera.
Sedangkan Amera hanya diam membisu dan mengakui kehebatan akting mereka. Ia sudah tahu sejak lama kakaknya berpacaran dengan Gilang, karena dari dulu ayah melarang anak-anak untuk berpacaran maka dari itu Shena tidak berani untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada ayah. Dan aturan itu berlaku juga untuk Amera."Baiklah kalian menikahlah." Ucap ayah yang akhirnya memberi restu pada mereka berdua.Ayah kembali diam dan memandang sekeliling ruangan menatap putri kecilnya yang sedari tadi duduk dan memijat kaki nya, Amera juga merasa bersalah dalam hal ini.Danu tersenyum pada putri kecilnya setelah istrinya meninggal Danu terlalu sibuk dengan perusahaan sehingga jarang ada waktu untuk bermain atau bahkan bersenda gurau dengan kedua putrinya tak disangka mereka kini sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan sebentar lagi dia akan memiliki cucu dari Shena dan juga Gilang.Masih ada satu hal yang mengganjal di pikiran Danu bahw
Keesokan harinya, hari dan tanggal pertemuan kedua keluarga di hotel xxx milik keluarga Hutama telah ditentukan.Amera berjalan bergandengan dengan ayahnya ia memakai gaun model Sabrina dengan warna merah marun dan tas tangan berwarna hitam, kontras dengan kulitnya yang putih dengan rambut blonde yang tergerai menambah kesan cantik dewasa dan elegan.Walaupun masih usia belia Amera sudah pandai berdandan ia selalu mengikuti tren mode masa kini juga melihat dari kakaknya yang sering kali pergi ke pesta rekan kerja dan sering mengikut sertakan Amera bersamanya.Semua mata memandang tertuju kepada Amera, semua orang di hotel menyangka Amera adalah selebriti luar yang kini sedang mampir ke hotel mereka. Danu sangat bangga diberikan anugerah dua putri yang sama-sama cantik yang menurun dari mending istrinya tinggi dan berkulit putih.Putrimu sungguh luar biasa cantik, Danu," ucap pria yang bernama Hutama itu."Syukur lah kalau kalian suka," ucap
Amera melangkah kan kakinya keluar dari hotel tempat nya bertemu dengan pria angkuh yang sebentar lagi akan menjadi suaminya."Kenapa ada pria macam dia yang hanya memandang wanita dari sisi kecantikan nya saja."Apa aku terlalu jelek ?"Pria menyebalkan jelas dia sedang didepanku kenapa harus terus memuji kak Shena terus menerus, tahu seperti ini kenapa nggak dari awal dia melamar kak Shena saja, kalau memang dia menginginkannya."Menyebalkan! Umpat Mera kesal.Kalau bukan masih didepan umum pasti sudah ku lempar sepatu jelek ini, sudah menyusahkanku berjalan kini ditambah kakiku yang lecet mulai terasa perih.Aku memang tidak seperti kak Shena dia wanita sempurna cantik baik juga pandai mengatur perusahaan, sedangkan aku anak manja dan dibilang anak ingusan."Apa dia bilang aku anak ingusan, menyebalkan. "Umpat Amera kesal dan terus berjalan tak tau arah tujuan."Aku anak ingusan, aku juga wanita pengganti kakakku.
Sis ,katakan padaku apa yang membuat Mera nekat melakukan hal bodoh seperti ini, selama ini kulihat bebeb ku tak pernah ada masalah, tanya Juna yang langsung mencecar Siska dengan banyak pertanyaan.Bebeb ku dari Hongkong apa,"umpat Siska kesal."hello, pangeran Juna mana ku tahu masalah mereka aku bapaknya bukan ,emaknya bukan kenapa kamu bertanya begitu seolah aku tahu segala nya,"kata Siska ketus."Sahabat macam apa kamu , teman ada masalah tapi tidak peka."ucap Juna yang juga ketus."Hello emang situ peka apa ?"sudah jalan kan saja mobilmu jangan banyak omong ,"perintah Siska mulai jengah dengan semua hal yang mereka perdebatan kan dengan Juna barusan."Ok, Hotel xxx aku pasti menemukan mu, dan Juna kembali melakukan mobilnya.***Aku sudah tidak tahan, dimana kalian." Rintih Amera lirih.Sedangkan suhu tubuh nya sudah berubah panas tapi ia kedinginan dilihat lagi layar ponsel nya dengan baterai yang lem
Apa kakak bahagia setelah mendapat kan apa yang telah dia inginkan, aku tahu akulah pencetus ide gila ini. Maka benar kalau harus aku yang harus menanggung nya.Bagaimana dengan semua impian, dan perusahaan ayah? Pikir Amera dalam hatiMera , bodohnya dirimu pernikahan mu dijadikan alasan untuk membuat perusahaan Atmaja kembali dari tangan Dirga karena dengan adanya kekuatan dari keluarga Hutama Dirga pasti akan mudah dikalahkan. "Pikir Mera bicara dengan dirinya sendiri dan tersenyum getir meratapi setiap nasipnya."Mera sadar bahwa pernikahannya untuk bisnis semata.Mera kembali mengingat keadaan ayah yang sering bolak-balik berobat keluar negeri sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan mengakibatkan hutang perusahan menumpuk terlalu banyak.Mera sadar tidak mudah untuk membangun sebuah perusahaan, apalagi perusahaan besar seperti milik ayah yang membutuhkan tangan-tangan ahli yang menangani dalam bidangnya.Sudahlah! Med
Setelah beberapa lama berfikir Amera siap untuk membagi masalah nya kepada sahabat karipnya itu.Aku akan menikah sis," ucap Mera akhirnya meluapkan unek-unek dihatinya."Apa? Siska sangat terkejut setelah mendengar kalimat akan menikah dari sahabatnya itu."Dengan siapa?"Sejak kapan kamu punya pacar, kok aku tidak tahu,"tanya Siska memberondongnya dengan segala pertanyaan sedangkan lawan bicaranya yang mulai terlihat murung dari tadi.Tau seperti ini mending aku diam tidak usah banyak bertanya dan itu akan lebih baik bagiku. Aku dijodohkan sis,ucap Mera lagi dan kembali menunduk.Pikirannya belum bisa melupakan kejadian dan perdebatan yang ia lakukan bersama ayah dan juga kakaknya."Yang benar saja sahabatku mau dijodohkan, apa perlu kamu ide konyol dariku? Kemarin kamu meminta ide dariku untuk masalah kakakmu dan sekarang kamu yang membutuhkan ide yang lebih gila lagi. Aku tak habis pikir dengan keluarga kalian,"ucap Sis
Kak setelah aku menikah tolong urus paman Dirga dengan benar kalau perlu singkirkan dia dari perusahaan ayah, karena dia aku harus menikah muda," kata Amera sekenanya padahal batinnya menjerit."Pasti sayang sebisa mungkin akan kakak singkirkan orang itu akan aku ciptakan neraka untuk nya."Benarkah? Kak berjanji lah bawa kembali perusahaan kita agar tidak sia-sia pengorbananku selama ini." Kata Amera berharap pada shena."Iya aku janji," kata Shena akhirnya.Sedari tadi Siska hanya diam memperhatikan percakapan kakak dan adik itu, dirinya pun merasa tertantang untuk ikut membantu kesulitan mereka."Apa perlu ide konyol dariku,? Tanya Siska tanpa rasa bersalah."Tidak! ucap Mera dan Shena bersamaan."Idemu sudah memakan korban, dan sekarang akulah yang menjadi korbannya,"ucap Mera ketus."Ya maaf, ucapan Mera membuat Siska benar merasa bersalah sehingga menundukkan kepalanya malu."Ha! ha! ha ! terdengar Mera tertawa sehing
Setelah pertemuannya dengan gadis itu, Kenandra langsung pergi ke club tempat biasa ia nongkrong, di sana sudah ada Rudy yang menunggu ."Gadis itu sama menyebalkan seperti kakaknya ," kata Kenandra dan meminum wine milik seseorang yang kini sedang duduk menghadap bar, tidak lain orang itu adalah Rudi sahabat sekaligus asisten pribadi nya."Shena Atmaja?"Bukan bodoh!" jawab Kenan bertambah kesal melihat kebodohan sahabatnya itu."Terus siapa lagi gadis di keluarga Atmaja yang lain yang mau dijodohkan dengan mu? Tanya Rudy yang berlagak lupa. Ia tahu bahwa keluarga itu memiliki dua anak perempuan."Apa kerjamu ,hah?"Dasar tidak becus, selama ini kamu aku bayar untuk menyelidiki mereka, terus apa kerjamu ?" Gertak Kenandra dengan sorot matanya yang tajam karena kemarahan nya."Tenang aku tahu, siapa yang kamu maksud," kata Rudy akhirnya mengalah ia terlalu malas banyak bicara dan mengakhiri permainannya, untuk berdebat dengan seora