Akhirnya mereka bergegas menuju kantor Gilang atau rumah sakit dimana Gilang bekerja sekarang. Untung saja hari ini Gilang tidak lagi banyak pasien sehingga bisa dengan mudah mereka temui.
"Hay ,kak Gilang sapa Mera ramah sambil memperhatikan seisi ruangan kerja Gilang yang menakjubkan dimana disana berisi sebuah relief jantung, gambar Sampel darah, alat pacu jantung, oksigen dan entah apalagi isinya pokoknya menakjubkan sekaligus menyeramkan.
Sedangkan Shena dan Gilang hanya saling lirik menuju kearah Amera.
"Tenang dia sudah tau hubungan kita," ucap Shena akhirnya.
"Tenang rahasia aman di tanganku. " Ucap Mera tanpa menoleh ke arah mereka sedangkan matanya masih takjub memperhatikan sekeliling ruangan di sekitar ruang kerja Gilang.
"Aku butuh bantuan Gil, itu adalah sapaan Shena sedari masa kuliah sampai sekarang tidak pernah berubah.
"Bantuan apa? Tanya Gilang heran tidak biasanya Shena panik dan tegang seperti ini. Terlihat jelas wajah pucat kurang tidur.
"Ayah ingin menjodohkan ku dengan pria bernama Kenandra Hutama Wijaya. Kamu masih ingat dengan pria sombong itu kan? Aku masih membencinya dulu orang itu adalah orang yang sama mempermalukan kita.
"Tentu aku takkan pernah melupakan pria itu." ucap Gilang pikiran nya tertuju pada lima tahun yang lalu.
"Bantuan seperti apa maksudmu ? sebisa mungkin aku akan melakukannya untuk mu.
"Bikin aku seolah-olah hamil, bikin keterangan dokter kalau aku hamil hanya itu satu-satunya jalan keluar." Ucap Shena memberitahukan rencana nya.
Aku membutuhkan itu untuk meyakinkan ayah untuk menggagalkan perjodohan ini, aku tidak sudi menikah dengan pria jahat itu. Aku sangat membencinya setelah insiden kecelakaan itu."ucap Shena lagi
"Ku mohon bantu aku kali ini."ucap Shena terbata dengan meneteskan air mata dari pelupuk matanya yang sudah tak sanggup untuk ia bendung lagi.
"Ok akan aku usahakan sayang, ucap Gilang pada akhirnya. Gilang tahu bahwa membuat dokumen palsu sangat beresiko besar baginya. Salah salah kalau ketahuan akan beresiko fatal dalam pekerjaan dan berakhir langsung dipecat dari rumah sakit tempat nya praktek bekerja.
"Aku tunggu kabar darimu," ucap Shena penuh harapan.
Pada akhirnya mereka saling berpelukan melepaskan rasa rindu dandan menguat satu sama lain.
"D Dhem! hem!
Tiba-tiba suara seseorang membuyarkan suasana romantis yang mereka bangun, siapa lagi kalau bukan dari Amera yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik mereka berdua.
"Apa? Ucap Shena ketus yang merasa terganggu dengan kelakuan adiknya.
"Ok, maaf aku sudah mengganggu kalian.
"Aku keluar duluan lah capek sedari tadi jadi obat nyamuk kalian. Ucap amera keluar akhirnya.
Amera keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju parkiran dimana mobil mereka diparkir.
"Sudah sayang biarkan dia keluar ucap Shena mencegah Gilang untuk mencegah adiknya keluar.
"Apa hal itu akan beresiko untuk pekerjaan mu?tanya Shena bersungguh-sungguh dan menggenggam erat tangan orang yang selama ini ia cintai tatapan sendu melihat kekasihnya yang selama ini ia sembunyikan.
Dan rasanya kini sudah lega karena seenggaknya ada adiknya yang mengetahui status pacaran mereka berdua.
Untuk mu akan aku lakukan,"ucap Gilang mantap.
"Bukankah setelah ini kita akan menikah, akulah yang akan menjadi ayah dari kehamilan palsu itu. Aku mencintaimu Shena.
"Aku Pun juga sayang."ucap Shena dan mendekatkan dirinya dalam dekapan gilang mereka pun akhirnya saling berpelukan menguatkan satu sama lain dan kata romantis yang mereka saling ungkap.
"Aku merindukanmu sayang.
"Aku juga pada akhirnya bibir mereka saling bertautan melepaskan segala rindu yang selama ini mereka pendam.
Mereka melupakan bahwa ada gadis kecil yang menunggu di parkiran yang sudah kepanasan.
Di sudut lain Amera sudah benar-benar kepanasan di parkiran menunggu mereka berdua.
"Tau begini aku tak perlu ikut menyebalkan ,"umpat Mera yang benar-benar mulai kesal dan menatap layar ponselnya untuk menghubungi sahabatnya siapa lagi kalau bukan siska.
Seminggu kemudian sebelum jadwal pertemuan keluarga terjadi, Shena memantapkan hatinya untuk memberikan hasil tes itu ke ayah.
Seminggu kemudian sebelum jadwal pertemuan keluarga terjadi, Shena memantapkan hatinya untuk memberikan hasil tes itu kepada ayah.Dengan hati berdebar debar Shena memberanikan diri masuk ke ruangan kerja ayahnya.sebelum nya shena sudah membuat rencana terlebih dulu dengan Amera untuk membuat drama agar ayah percaya.Semua rencana dan persiapan segalas sesuatunya sudah matang Shena benar-benar tidak mau ada kesalahan sedikit pun yang ditakutkan akibatnya akan fatal untuk ayah."Tok tok tokTerdengar pintu diluar diketuk oleh seseorang."Masuk ! Ucap Ayah yang mempersilahkan Shena masuk.Shena masuk keruangan itu tangannya dan kakinya gemetarankan karena rasa gugup dan takut yang ia tahan."Ayah ini Shena," kata Shena mengawali kalimatnya.Ayah hanya menatapnya sekilas dan masih sibuk dengan berkas-berkas dari kantor yang kini menggunung diatas meja."Ada hal penting yang ingin Shena bicarakan ayah.
Sedangkan Amera hanya diam membisu dan mengakui kehebatan akting mereka. Ia sudah tahu sejak lama kakaknya berpacaran dengan Gilang, karena dari dulu ayah melarang anak-anak untuk berpacaran maka dari itu Shena tidak berani untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada ayah. Dan aturan itu berlaku juga untuk Amera."Baiklah kalian menikahlah." Ucap ayah yang akhirnya memberi restu pada mereka berdua.Ayah kembali diam dan memandang sekeliling ruangan menatap putri kecilnya yang sedari tadi duduk dan memijat kaki nya, Amera juga merasa bersalah dalam hal ini.Danu tersenyum pada putri kecilnya setelah istrinya meninggal Danu terlalu sibuk dengan perusahaan sehingga jarang ada waktu untuk bermain atau bahkan bersenda gurau dengan kedua putrinya tak disangka mereka kini sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan sebentar lagi dia akan memiliki cucu dari Shena dan juga Gilang.Masih ada satu hal yang mengganjal di pikiran Danu bahw
Keesokan harinya, hari dan tanggal pertemuan kedua keluarga di hotel xxx milik keluarga Hutama telah ditentukan.Amera berjalan bergandengan dengan ayahnya ia memakai gaun model Sabrina dengan warna merah marun dan tas tangan berwarna hitam, kontras dengan kulitnya yang putih dengan rambut blonde yang tergerai menambah kesan cantik dewasa dan elegan.Walaupun masih usia belia Amera sudah pandai berdandan ia selalu mengikuti tren mode masa kini juga melihat dari kakaknya yang sering kali pergi ke pesta rekan kerja dan sering mengikut sertakan Amera bersamanya.Semua mata memandang tertuju kepada Amera, semua orang di hotel menyangka Amera adalah selebriti luar yang kini sedang mampir ke hotel mereka. Danu sangat bangga diberikan anugerah dua putri yang sama-sama cantik yang menurun dari mending istrinya tinggi dan berkulit putih.Putrimu sungguh luar biasa cantik, Danu," ucap pria yang bernama Hutama itu."Syukur lah kalau kalian suka," ucap
Amera melangkah kan kakinya keluar dari hotel tempat nya bertemu dengan pria angkuh yang sebentar lagi akan menjadi suaminya."Kenapa ada pria macam dia yang hanya memandang wanita dari sisi kecantikan nya saja."Apa aku terlalu jelek ?"Pria menyebalkan jelas dia sedang didepanku kenapa harus terus memuji kak Shena terus menerus, tahu seperti ini kenapa nggak dari awal dia melamar kak Shena saja, kalau memang dia menginginkannya."Menyebalkan! Umpat Mera kesal.Kalau bukan masih didepan umum pasti sudah ku lempar sepatu jelek ini, sudah menyusahkanku berjalan kini ditambah kakiku yang lecet mulai terasa perih.Aku memang tidak seperti kak Shena dia wanita sempurna cantik baik juga pandai mengatur perusahaan, sedangkan aku anak manja dan dibilang anak ingusan."Apa dia bilang aku anak ingusan, menyebalkan. "Umpat Amera kesal dan terus berjalan tak tau arah tujuan."Aku anak ingusan, aku juga wanita pengganti kakakku.
Sis ,katakan padaku apa yang membuat Mera nekat melakukan hal bodoh seperti ini, selama ini kulihat bebeb ku tak pernah ada masalah, tanya Juna yang langsung mencecar Siska dengan banyak pertanyaan.Bebeb ku dari Hongkong apa,"umpat Siska kesal."hello, pangeran Juna mana ku tahu masalah mereka aku bapaknya bukan ,emaknya bukan kenapa kamu bertanya begitu seolah aku tahu segala nya,"kata Siska ketus."Sahabat macam apa kamu , teman ada masalah tapi tidak peka."ucap Juna yang juga ketus."Hello emang situ peka apa ?"sudah jalan kan saja mobilmu jangan banyak omong ,"perintah Siska mulai jengah dengan semua hal yang mereka perdebatan kan dengan Juna barusan."Ok, Hotel xxx aku pasti menemukan mu, dan Juna kembali melakukan mobilnya.***Aku sudah tidak tahan, dimana kalian." Rintih Amera lirih.Sedangkan suhu tubuh nya sudah berubah panas tapi ia kedinginan dilihat lagi layar ponsel nya dengan baterai yang lem
Apa kakak bahagia setelah mendapat kan apa yang telah dia inginkan, aku tahu akulah pencetus ide gila ini. Maka benar kalau harus aku yang harus menanggung nya.Bagaimana dengan semua impian, dan perusahaan ayah? Pikir Amera dalam hatiMera , bodohnya dirimu pernikahan mu dijadikan alasan untuk membuat perusahaan Atmaja kembali dari tangan Dirga karena dengan adanya kekuatan dari keluarga Hutama Dirga pasti akan mudah dikalahkan. "Pikir Mera bicara dengan dirinya sendiri dan tersenyum getir meratapi setiap nasipnya."Mera sadar bahwa pernikahannya untuk bisnis semata.Mera kembali mengingat keadaan ayah yang sering bolak-balik berobat keluar negeri sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan mengakibatkan hutang perusahan menumpuk terlalu banyak.Mera sadar tidak mudah untuk membangun sebuah perusahaan, apalagi perusahaan besar seperti milik ayah yang membutuhkan tangan-tangan ahli yang menangani dalam bidangnya.Sudahlah! Med
Setelah beberapa lama berfikir Amera siap untuk membagi masalah nya kepada sahabat karipnya itu.Aku akan menikah sis," ucap Mera akhirnya meluapkan unek-unek dihatinya."Apa? Siska sangat terkejut setelah mendengar kalimat akan menikah dari sahabatnya itu."Dengan siapa?"Sejak kapan kamu punya pacar, kok aku tidak tahu,"tanya Siska memberondongnya dengan segala pertanyaan sedangkan lawan bicaranya yang mulai terlihat murung dari tadi.Tau seperti ini mending aku diam tidak usah banyak bertanya dan itu akan lebih baik bagiku. Aku dijodohkan sis,ucap Mera lagi dan kembali menunduk.Pikirannya belum bisa melupakan kejadian dan perdebatan yang ia lakukan bersama ayah dan juga kakaknya."Yang benar saja sahabatku mau dijodohkan, apa perlu kamu ide konyol dariku? Kemarin kamu meminta ide dariku untuk masalah kakakmu dan sekarang kamu yang membutuhkan ide yang lebih gila lagi. Aku tak habis pikir dengan keluarga kalian,"ucap Sis
Kak setelah aku menikah tolong urus paman Dirga dengan benar kalau perlu singkirkan dia dari perusahaan ayah, karena dia aku harus menikah muda," kata Amera sekenanya padahal batinnya menjerit."Pasti sayang sebisa mungkin akan kakak singkirkan orang itu akan aku ciptakan neraka untuk nya."Benarkah? Kak berjanji lah bawa kembali perusahaan kita agar tidak sia-sia pengorbananku selama ini." Kata Amera berharap pada shena."Iya aku janji," kata Shena akhirnya.Sedari tadi Siska hanya diam memperhatikan percakapan kakak dan adik itu, dirinya pun merasa tertantang untuk ikut membantu kesulitan mereka."Apa perlu ide konyol dariku,? Tanya Siska tanpa rasa bersalah."Tidak! ucap Mera dan Shena bersamaan."Idemu sudah memakan korban, dan sekarang akulah yang menjadi korbannya,"ucap Mera ketus."Ya maaf, ucapan Mera membuat Siska benar merasa bersalah sehingga menundukkan kepalanya malu."Ha! ha! ha ! terdengar Mera tertawa sehing