Share

Kalang Kabut

Entah berapa lama, kesadaran perlahan kembali pada diriku. Namun, sayangnya aku tidak bisa membuka netra. Hanya suara-suara riuh yang terdengar di telinga.

“Bagas! Aku mohon bertahan, Bagas! Aku mohon!”

Tubuhku seperti berada di atas sesuatu, terasa berjalan dan dikelilingi banyak orang. Yang jelas, aku mendengar suara milik perempuan yang sangat kukenal. Benar, Laras. Aku pun yakin bahwa saat ini sedang dibawa ke rumah sakit. Biarlah aku tidak dapat melihat apa pun. Sesungguhnya aku tidak ingin melihat wajah hancur istri tercintaku.

Please, help him! Please, Doc. Please!

Meski tak dapat membuka mata, tetapi cairan bening berusaha mengucur dari sudut-sudut netra. Ini semua karena mendengar rintih permintaan tolong sang istri.

Maafkan aku, Laras.

Seandainya saja aku tidak bertemu dengan Bambang, mungkin aku akan bisa melupakan tentang dendam ini dan pulang ke Indonesia untuk hidup secara normal dengan Laras.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status