Share

Nostalgia

Ketika membuka mata, kulihat wajah Laras yang sangat dekat di wajahku. Mungkin sedari tadi ia berusaha membangunkanku. Oleh karenanya, ia kini menatapku begitu dekat.

“Laras ....”

“Sayang. Bangun, gih. Ini sudah siang,” ucapnya sambil mengulas senyum yang hangat.

Setelah kuanggukkan kepala, Laras membantuku bangkit, lalu mengambilkan kursi roda dan kemudian membantuku lagi duduk di kursi roda.

“Sarapannya udah siap,” katanya sembari membawaku ke ruang makan.

Aku sungguh terharu bahwa Laras masih bertahan dengan keadaanku seperti sekarang ini. Bukan hanya itu, kurasa cinta dan perhatiannya tidak berkurang sedikit pun.

“Suapin?” tanyanya sambil mengambilkan semangkok bubur.

“Nggak perlu. Aku bisa sendiri,” balasku.

Laras pun menaruh bubur di hadapanku, lalu ia duduk di sebelahku untuk ikut menyantap sarapan di pagi ini.

“Aku ... mau ke kantor hari ini,&rdquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status