Share

Bab 142 Puas

last update Last Updated: 2025-05-30 18:19:27

“Huhhh!”

Nabila menghela napas lega, setelah melewati perang di bawah selimut bersama Gala. Begitu pun dengan Gala, senyumannya kian merekah setelah melihat wajah Nabila yang tampak puas. Kini, mereka tengah berbaring lemas di dalam satu selimut yang sama.

“Terima kasih, Sayang. Kamu bisa saja membuatku bahagia. Sebagai tanda terima kasihnya, setelah ini aku akan membawa kamu ke suatu tempat. Sekarang kamu mandi duluan, lalu dandan yang cantik,” ucap Gala.

“Mau ke mana memangnya, Mas? Apakah kamu mau mengajak aku pergi jalan-jalan lagi?” tanya Nabila, wajahnya terlihat sumringah.

Gala menggelengkan kepalanya pelan.

“Lebih dari itu, Sayang. Sebaiknya kamu cepetan mandi,” jawab Gala.

Nabila mengangguk, lantas ia bergegas pergi menuju kamar mandi. Tubuhnya yang polos, ia pun membalutnya dengan kain selimut.

Di bawah guyuran air dingin, Nabila merasakan ketenangan jiwa. Belum pernah ia merasakan hal senyaman ini, setelah banyaknya masalah yang selalu datang silih berganti menghampiri hidu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 144 Oma Sakit

    “Mau apa lu nelpon istri gue?” tanya Gala pada Ello di sambungan telepon.Dari seberang telepon, Ello hanya tertawa kecil. Mendengar suara Gala yang terdengar kesal, seperti guyonan baginya.“Kenapa? Kamu takut aku godain istri kamu?” celetuk Ello.Gala mendengus kesal, ucapan Ello selalu terdengar menyebalkan di telinganya.“Lu belum jawab pertanyaan gue, mau apa lu nelpon istri gue?” tanya Gala mengulang.“Santai, dong adik kecil … aku nelpon Nabila karena ada suatu hal penting yang harus aku sampaikan. Oma sakit, Oma ingin kalian datang ke sini menjenguknya,” jawab Ello.Gala terkejut mendengar kabar tentang Oma Nira. Tidak menyangka ternyata keadaan Oma Nira sedang tidak baik-baik saja.“Kenapa lu nggak nelpon ke nomor gue? Kenapa mesti ke nomor Nabila? Oh … gue tahu, pasti di balik ingin mengabari tentang kabar Oma, lu mencari kesempatan, kan, supaya lu bisa mengobrol dengan Nabila? Lu nggak bisa seenaknya seperti itu. Nabila telah sah menjadi istri gue. Nggak ada yang bisa mengg

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 143 Menjaga Hati

    Seorang wanita cantik berlari menghampiri Gala. Membuat Nabila bertanya-tanya, siapakah wanita itu?“Hai, kebetulan sekali kamu di sini. Baru saja aku mau main ke rumah kamu. Gimana kabar kamu, Gala?”Tanpa diduga, wanita itu mencium pipi kiri dan kanan Gala. Membuat Nabila membulatkan matanya. Beberapa langkah, Gala mundur karena terkejut dengan apa yang dilakukan wanita itu.“Em … kabar aku baik, Bianca. Kamu kapan pulang dari luar negeri?” tanya Gala.“Kemarin lusa aku baru pulang. Bagaimana kabarnya Mami sama Papi kamu? Kangen banget tahu, nggak, sama kalian? Aku juga turut berduka cita atas meninggalnya Delima. Kamu yang sabar, ya.” Wanita yang bernama Bianca itu mengusap lengan Gala.Nabila menatap Gala lalu Bianca. Nabila tidak tahu Bianca siapanya Gala, sebab sebelumnya Gala tidak pernah bercerita siapa Bianca.“Oh iya, Ello apa kabarnya? Sudah menikah belum dia? Pengen, deh, kita kumpul-kumpul bareng lagi kayak dulu. Kamu, aku dan Ello. Kalian itu kakak beradik yang sangat se

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 142 Puas

    “Huhhh!”Nabila menghela napas lega, setelah melewati perang di bawah selimut bersama Gala. Begitu pun dengan Gala, senyumannya kian merekah setelah melihat wajah Nabila yang tampak puas. Kini, mereka tengah berbaring lemas di dalam satu selimut yang sama.“Terima kasih, Sayang. Kamu bisa saja membuatku bahagia. Sebagai tanda terima kasihnya, setelah ini aku akan membawa kamu ke suatu tempat. Sekarang kamu mandi duluan, lalu dandan yang cantik,” ucap Gala.“Mau ke mana memangnya, Mas? Apakah kamu mau mengajak aku pergi jalan-jalan lagi?” tanya Nabila, wajahnya terlihat sumringah.Gala menggelengkan kepalanya pelan.“Lebih dari itu, Sayang. Sebaiknya kamu cepetan mandi,” jawab Gala.Nabila mengangguk, lantas ia bergegas pergi menuju kamar mandi. Tubuhnya yang polos, ia pun membalutnya dengan kain selimut.Di bawah guyuran air dingin, Nabila merasakan ketenangan jiwa. Belum pernah ia merasakan hal senyaman ini, setelah banyaknya masalah yang selalu datang silih berganti menghampiri hidu

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 141 Bayi Tua

    Akhirnya keluarga Mona pergi tanpa membawa barang-barang yang pernah Gala berikan termasuk mobil. Mereka hanya membawa pakaian dan barang-barang hasil dari uang mereka sendiri. Ibarat kata, hukum tabur tua memang benar adanya. Mereka yang serakah akan uang, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang secara instan, kini mereka harus menerima balasan yang telah mereka perbuat.“Terima kasih, Pak Gala. Saya sangat suka dengan rumah ini. Desainnya, halaman yang cukup luas, serta lokasinya sangat strategis,” ucap Ibnu.“Sama-sama, Pak Ibnu. Syukurlah kalau Pak Ibnu suka, ini kunci rumahnya. Kalau begitu, saya pamit pulang,” sahut Gala.Gala dan Ibnu pun berjabat tangan. Gala telah deal melepas rumah itu kepada Ibnu.Setelah urusan selesai, Gala pun mendekati mobilnya, lalu mengemudikan mobilnya seorang diri. Ia pun menyuruh pak Ujang yang sedari tadi menunggu di luar, untuk membawa mobil yang pernah ia belikan untuk keluarga Mona.Setelah perjalanan cukup lama, Gala dan pak Ujang

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 140 Jangan Mimpi

    “Saya Akbar, ini Mona istri saya dan itu anak kami, Nadin. Em … mohon maaf, Mas Ibnu, ada keperluan apa, ya, sehingga Mas Ibnu datang ke rumah kami?” tanya Akbar begitu penasaran.Ibnu kemudian menoleh ke arah sopirnya sambil memberi kode.Sopir Ibnu mengangguk, lantas membuka tas yang mereka bawa. Dikeluarkannya sebuah buku sertifikat rumah lalu ditunjukkan kepada Akbar dan keluarganya.Akbar lalu menerima sertifikat rumah itu, lalu melihat dan membacanya.“Loh, ini kan sertifikat rumah ini. Kenapa bisa sama Mas Ibnu? Ada apa ini sebenarnya?” tanya Akbar, ia mengerutkan kedua alisnya.Mona dan Nadin tercengang. Belum paham maksud kedatangan Ibnu dan menunjukkan sertifikat tersebut.“Benar, ini adalah sertifikat rumah ini. Pemilik sah rumah ini yang sebelumnya yaitu pak Gala, telah menjual rumah ini kepada saya. Mohon maaf, saya harus mengatakan hal ini kepada kalian. Mohon pengertiannya, untuk segera mengosongkan rumah ini sekarang juga,” jawab Ibnu.Nadin berdiri sambil menatap taja

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 139 Tamu Tampan

    Keesokan paginya, suasana di dapur rumah Mona telah riuh ramai dengan suara alat penggorengan yang silih beradu. Mona tengah berkutat sendiri di ruangan itu. Aroma masakan tercium ke seluruh penjuru ruangan.Mona tengah membuat sarapan pagi itu seorang diri. Pagi itu, Mona tampak kerepotan dengan aktivitas yang tidak seperti biasanya ia lakukan. Di tengah-tengah sibuknya memasak, tiba-tiba Mona meringis, perutnya mendadak mulas.“Nadin, ke sini dulu!” panggil Mona.Nadin yang tengah duduk santai di ruang TV sambil menonton film kesukaannya, hanya diam tidak menanggapi panggilan Mona.“Nadin, cepat ke sini dulu! Bantuin Mama sebentar!” panggil Mona, kini suara itu setengah berteriak.“Ck, apaan sih, Mama? Orang lagi seru, juga!” gerutu Nadin, ia pun beranjak dari duduknya.Nadin berjalan malas ke arah dapur. Ia melipat kedua tangannya dan menyandarkan sebelah bahunya di ambang pintu.“Ada apa sih, Ma, teriak-teriak? Aku lagi nonton TV, loh!” ujar Nadin.Mona makin meringis, lantas mend

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status