Share

Bab 159 Napas Buatan

Penulis: Yuni Masrifah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-09 21:28:01

“Siapa itu?” gumam Ello.

Ello melihat warna baju yang seseorang itu kenakan. Seketika Ello terbelalak, ia pun menyadari bahwa tubuh yang mengapung di tengah kolam itu tidak lain adalah Nabila.

“Ya Tuhan!” ucap Ello, ia begitu terkejut.

Buru-buru Ello membuka bathrobenya. Lantas ia segera melompat ke dalam kolam, dan berenang ke tengah-tengah untuk menggapai Nabila.

Ello yang memang pandai berenang, dengan sangat mudahnya ia menggapai Nabila tanpa memerlukan waktu yang lama. Secepat mungkin Ello membawa Nabila ke tepian kolam. Dibaringkan tubuh Nabila di sana, Ello pun naik ke pinggir kolam dan mendekatinya.

Nabila tak sadarkan diri dengan wajah yang terlihat telah memucat. Ello yang panik, mengguncang-guncang tubuh Nabila, berharap wanita itu lekas tersadar dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Nabila, bangun, Nabila! Kamu kenapa bisa sampai tercebur ke kolam? Apa yang terjadi?” Ello terus berusaha membuat Nabila bangun. Namun, Nabila masih dalam keadaan pingsan.

Terlalu banya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 174 Preman Pasar

    Nabila bergegas pergi menuju penjual bahan-bahan kue. Ia membelinya sebanyak mungkin, untuk persediaan beberapa hari ke depan.Setelah bahan-bahan kue yang diinginkan telah didapat, Nabila pun keluar dari pasar itu. Merasa haus, ia pun meneguk air putih yang ia bawa dari rumah. Namun, saat ia baru saja selesai minum, keranjang yang ia letakkan di bawah, tiba-tiba seseorang mengambilnya. Membuat Nabila membelalakkan matanya.“Eh-eh, Mas … itu punya saya. Jangan diambil!” tegur Nabila.Lelaki bertubuh tinggi besar dan tato di kedua tangannya itu menoleh ke arah Nabila.“Saya hanya ingin membantu, ini pasti berat!” sahut lelaki itu.Nabila mengernyitkan dahinya. Ia menatap bingung kepada lelaki yang berpenampilan seperti preman itu.“Em … tidak usah, terima kasih. Saya bisa bawa sendiri,” tolak Nabila secara halus.Lelaki itu mendengus kesal, membuat Nabila cukup waspada. Takut jika lelaki itu ternyata adalah penjahat yang berpura-pura baik untuk menolongnya. Padahal ada niat terselubung

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 173 Berjualan Keliling

    Keesokan paginya, Nabila tengah sibuk membereskan rumah, mencuci baju, mencuci piring, lalu sarapan pagi sebelum ia pergi untuk berjualan kue keliling.Pagi ini Nabila cukup bersemangat. Walau pun beberapa kali Ello melarangnya berjualan keliling dan pernah menawarkan modal untuk membuka toko kue. Namun, Nabila menolak. Ia tidak ingin terlalu merepotkan Ello. Apalagi mereka belum sah menikah.“Kue … kue!”Nabila mulai berteriak menawarkan kue jualannya.“Kue … kue basah kue kering semua ada di sini!” seru Nabila.Beberapa tetangga memanggilnya, lalu membeli beberapa bungkus kue. Nabila begitu senang, karena sepagi itu sudah ada yang membeli kue-kue buatannya.Lanjut Nabila berjalan berkeliling lagi. Tujuannya pagi ini adalah pasar terdekat. Selain banyaknya orang di tempat itu, Nabila juga hendak membeli bahan-bahan kue untuk berjualan besok.Nabila berjalan kaki sambil menenteng satu buah keranjang yang masih banyak kue-kue di dalamnya. Beberapa kali ia kembali berteriak menawarkan k

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 172 Nyaris Melukai

    “Suara apa itu?” gumam Nabila.Nabila bangun dari posisi tidurnya. Lantas ia turun dari tempat tidur, kemudian keluar dari kamarnya, ingin memastikan suara apa yang baru saja ia dengar.Nabila mengedarkan pandangan, guna mencari sumber suara yang sempat ia dengar barusan.“Apa mungkin ada maling masuk, ya, ke sini? Ya Tuhan … jangan sampai itu terjadi,” batin Nabila.Nabila mengendap-endap berjalan ke ruangan lain. Satu persatu ruangan ia periksa. Pertama ia memeriksa kamar sebelah yang tidak ia tempati. Namun, setelah Nabila memeriksa kamar tersebut, ia tidak menemukan siapa pun di dalam sana.Lanjut Nabila berjalan ke arah ruangan lain, yakni ruang tengah dan dapur. Setelah diyakini ruang tengah tidak ada yang mencurigakan, Nabila lanjut berjalan ke arah dapur.Tubuhnya cukup bergetar menahan ketakutan. Takut jika kecurigaannya tentang adanya maling masuk, benar adanya.Di pojok ruang tengah Nabila melihat sapu berdiri bersandar di tembok, tak jauh dari tempatnya berdiri. Diraihnya

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 171 Menerima

    “Ya, aku bersedia dengan lamaran kamu, Ello!”Ello yang telah berada di ambang pintu, seketika membulatkan mata. Ia membalikkan badan menghadap ke arah Nabila.“Ka-kamu serius, Nabila?” tanya Ello, suaranya seketika menjadi gugup.Nabila tersenyum kecil lantas menganggukkan kepalanya.Ello tak menyangka, apakah ia tidak salah dengar dengan ucapan Nabila? Ataukah ini hanyalah mimpi? Saking tidak percayanya, Ello sampai diam-diam mencubit tangannya sendiri. Terasa sakit, berarti Ello memang sedang tidak bermimpi.Ello berjalan cepat lalu memeluk Nabila. Merasa terharu atas perjuangannya mendapatkan hati Nabila, kini telah ia capai.“Terima kasih, Nabila. Aku … aku bingung harus berkata apa lagi. Aku bahagia kamu menerimaku. Aku tidak akan berjanji untuk bisa membahagiakanmu. Tapi aku akan buktikan bahwa aku akan berusaha menjadikan kamu yang terbaik. Perlahan, kebahagiaan itu akan datang menghampirimu,” ucap Ello.Nabila menerima pelukan Ello. Tak terasa air matanya menetes hingga memba

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 170 Melamar

    Delapan bulan kemudian“Assalamualaikum ….”Di depan sebuah rumah sederhana di perkampungan yang masih sangat asri, berdiri seorang lelaki dengan satu kantong kresek besar berwarna putih berlogo minimarket, di depan pintu.Nabila yang tengah membuat kue untuk berjualan, segera beranjak dari dapur, saat ia mendengar seseorang mengucapkan salam di depan rumah.Setelah pintu dibuka, tampaklah lelaki yang tak lain adalah Ello. Lelaki itu berdiri dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya yang tampan, jika di hadapan Nabila.“Waalaikum salam … maaf lama, aku sedang membuat kue untuk jualan besok,” ucap Nabila.Ello kemudian menyodorkan kantong kresek besar itu kepada Nabila.“Makanan dan kebutuhan lainnya buat kamu. Boleh aku masuk?” tanya Ello.Nabila menerima pemberian Ello, lalu mempersilahkan Ello masuk ke dalam. Mereka berdua pun duduk di ruang tamu rumah sederhana itu.“Terima kasih, tapi sebaiknya kamu tidak usah repot-repot seperti ini. Setiap kali kamu datang ke sini, pasti ad

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 169 Dilema

    Ello membulatkan matanya, refleks ia menginjak rem mendadak. Membuat Nabila terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ello. Beruntung mereka telah memasang sabuk pengaman.“Maaf, Nabila, aku refleks. Kamu serius, mau bercerai sama Gala?” tanya Ello tak menyangka.Tidak disangka, Ello akan mendengar ucapan seperti itu dari mulut Nabila. Ucapan yang membuatnya sulit berkata-kata.“Ya, aku serius. Kenapa?” tanya Nabila balik.Ello menggelengkan kepalanya dengan cepat. Lantas ia kembali melajukan mobilnya.“Tidak apa-apa, hanya kaget saja. Apakah kamu sudah yakin dengan keputusan kamu itu?” sahut Ello.Nabila menghela napas kasar. Ia menunduk seraya meremas ujung bajunya.Nabila memejamkan matanya sejenak, lalu membukanya lagi. Berusaha meyakinkan diri, bahwa dengan jalan itu, mungkin ia bisa terlepas dengan rasa sakit oleh pengkhianatan Gala, walau pun itu tidak mudah.“Ya, aku sudah yakin,” ujar Nabila.Ello mengangguk, di dalam hatinya, ia tersenyum penuh kemenangan. Setidaknya ia tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status