Share

Bab 177 Memborong

last update Dernière mise à jour: 2025-06-19 12:33:36

Nabila dan Indah menoleh ke belakang. Lantas memperlihatkan kue di dalam keranjangnya.

“Masih ada, Mas. Ini masih banyak kuenya,” jawab Nabila.

Di belakang lelaki itu, tampak Sanusi yang berdiri dengan senyuman merekah ke arah Indah dan juga Nabila. Ia juga mengacungkan jari jempolnya ke arah mereka berdua. Tampaknya Sanusi telah diterima bekerja di proyek itu. Terlihat di kepalanya, terpasang penutup kepala khas seorang kuli bangunan.

Nabila dan Indah saling melempar pandang. Sepertinya suami Indahlah yang mempromosikan kue milik Nabila.

“Saya mau coba, boleh?” tanya lelaki yang tampaknya adalah pemilik proyek tersebut. Namun, ini hanya dugaan Nabila saja.

“Boleh, silahkan dicoba, Mas!” jawab Nabila.

Lelaki asing itu kemudian mencoba salah satu kue buatan Nabila. Pas kue itu masuk ke dalam mulutnya, terlihat kepalanya mengangguk-angguk pelan.

“Saya beli semuanya, hitung totalnya berapa. Besok bisa ke sini lagi dan bawa lebih banyak lagi kuenya?” tanya lelaki itu.

Nabila terbelalak, i
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 192 Akad Nikah

    Beberapa hari kemudian. Di kediaman Nabila, seluruh keluarga Ello hadir untuk mengikuti acara akad nikah Nabila dan juga Ello.Pernikahan itu akan digelar secara sederhana. Tidak ada resepsi sesuai keinginan Nabila. Hanya keluarga inti yang hadir di acara itu.Ello telah bersiap dengan kemeja putih serta peci hitam yang bertengger rapi di kepalanya. Lelaki itu tampak bersemangat untuk melangsungkan akad nikah bersama wanita yang sangat ia inginkan selama ini.“Apakah Nabila sudah siap? Sebentar lagi penghulu akan segera datang,” ujar oma Nira.“Em … Nabila masih ada di kamarnya. Mungkin masih bersiap diri. Biar aku lihat dulu!” sahut Ello.Ello pun beranjak dari duduknya. Gegas ia pergi ke kamar Nabila. Sampai di depan pintu kamarnya, Ello melihat pintu itu sedikit terbuka.Ello membuka pintu itu. Namun, saat kakinya hendak melangkah masuk, ia melihat Sandi sedang menangis di pelukan Nabila.Ello berdiri mematung tanpa mengeluarkan suara sepatah kata pun. Matanya fokus tertuju pada Na

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 191 Tanda Perpisahan

    Setelah keadaan Nabila pulih dari demamnya. Ello segera memboyong wanita itu pulang ke rumah. “Terima kasih, Mas!” ucap Nabila, saat Ello membantu membukakan pintu untuknya.Kedatangan Nabila dan Ello pun disambut oleh tangisan Alora yang tidak berkesudahan. Bi Susi kerap kebingungan, entah harus dengan cara apa lagi untuk menenangkan bayi itu.“Alora nangis terus, Bi? Ya ampun … maaf ya, Bi Susi. Aku sudah merepotkan Bibi,” ucap Nabila.“Tidak apa-apa, Mbak Nabila. Namanya juga bayi, pasti selain tidur, dia pasti nangis. Sepertinya Alora mau ASI, em … apakah keadaan Mbak Nabila sudah membaik?” tanya bi Susi.Nabila mengambil Alora dari gendongan bi Susi.“Aku sudah enakan, Bi. Biar saya kasih ASI dulu. Ya ampun … Sayang, maafin Mama, ya. Kamu haus ya, Nak!” seru Nabila.Nabila pun masuk ke dalam kamarnya, untuk memberikan ASI kepada Alora. Namun, saat Nabila memberikannya, Alora masih saja rewel, susah sekali untuk tenang.Selain memberikan ASI, berapa kali Nabila juga menimang-nima

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 190 Terluka

    “Aku mau mama, aku mau mama!”Di kediaman Gala, Sandi menangis di dalam kamarnya sambil berguling-guling. Setiap hari Sandi selalu menanyakan keberadaan ibunya. Setelah Gala memberitahu jika Nabila adalah ibunya, Sandi sangat bahagia. Namun, kebahagiaan itu hanya berlangsung sementara, kini harus pupus saat keputusan Nabila untuk menikah bersama Ello.“Sandi, jangan nangis ya, Nak. Nanti kita ketemu mama. Tapi tidak sekarang, ya! Papa kan ada di sini, Papa nggak akan berangkat kerja. Sandi tidak boleh seperti ini, Sandi kan anak lelaki. Anak lelaki tidak boleh menangis seperti ini,” ujar Gala, mencoba menenangkan Sandi.“Tapi mau mama!” Sandi masih terus menangis.Melihat Sandi yang seperti itu, tentu membuat Gala sangat sedih. Sandi begitu menginginkan Nabila bersamanya. Namun, Gala bingung harus berbuat apa. Nabila telah menutup hatinya.“Bagaimana kalau kita beli mainan. Sandi mau beli mainan apa? Papa pasti beliin buat kamu. Asal Sandi nggak boleh sedih lagi. Kalau Sandi sedih, la

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 189 Keinginan Terbesar

    “Ello, kenapa kamu nggak pernah cerita sama Oma, tentang di mana Nabila selama ini? Sekarang dia sudah melahirkan. Oma, papi dan mami kamu sudah tahu dari Gala. Jadi selama ini, kamu yang menyembunyikan Nabila? Kenapa, Ello?” tanya oma Nira tak habis pikir.Ello menghembuskan napas kasar. Ia mengganti channel acara TV beberapa kali, tanpa menikmati satu pun dari acara tersebut.“Oma mau marah? Silahkan, Oma … aku tidak akan melawan. Jika kalian mau menyalahkanku, aku juga sudah siap. Tapi, sebelum itu kalian juga harus ingat, betapa sakitnya Nabila, saat tahu Gala telah menipunya. Bahkan Nabila dengar sendiri, jika Gala bersedia menikahi Bianca. Jadi, apakah aku salah jika membawa Nabila pergi, dan melindunginya di tempat lain? Lagi pula, itu bukan atas dasar niatku. Tapi itu kemauan Nabila sendiri. Aku sih oke-oke saja, karena aku sangat menyayangi Nabila. Asal Oma tahu, aku tidak pernah macam-macam terhadap Nabila. Dari situ, Nabila mulai merasa nyaman denganku. Aku dan Nabila akan

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 188 Sakit

    “Apakah kamu tidak memikirkan perasaanku, Nabila? Ello adalah kakak kandungku. Jika kalian menikah, lalu bagaimana dengan aku dan anak-anakku?” gumam Gala, ia memandangi rumah Nabila.Tatapan lurus dengan kedua tangan yang dimasukkan pada saku celana. Gala menatap pilu ke arah rumah Nabila. Terdengar suara tangisan bayi di dalamnya. Membuat hatinya bergejolak ingin sekali masuk ke dalam, dan memeluk putri kecilnya itu. Namun, semua sudah terlambat. Pintu hati Nabila telah tertutup. Jika sudah seperti itu, Gala bisa apa?Cukup lama ia berdiri di seberang jalan depan rumah Nabila. Gala pun memutuskan untuk pergi. Ia berjalan kaki hendak menuju mobilnya. Sengaja ia memarkirkan mobilnya cukup jauh dari rumah Nabila.Sampai di tempat parkir mobilnya. Gala segera masuk, lalu pergi dari tempat itu.“Kalian berdua masih saling mencintai. Aku bisa lihat itu. Lalu, apakah aku harus kembali mengalah dalam hal ini?” gumam Ello.Ello berada di dalam mobilnya. Ia belum benar-benar pergi dari kampun

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 187 Mengawasi

    Ello menarik kembali tangannya. Di alam bawah sadar, Nabila masih menyebut nama Gala. Lebih menyakitkan ternyata Nabila masih menyimpan rasa terhadap mantan suaminya itu.Ello mematung menatap wajah Nabila. Hatinya berdenyut nyeri, matanya berkaca-kaca. Dengan cepat Ello segera menyekanya. Tidak ingin terlihat lemah ketika Nabila terbangun.Ello berjalan mundur dengan perasaan sedih. Kakinya bergetar seakan tidak mampu lagi untuk menopang tubuhnya. Apa yang baru saja ia dengar, itu sangat menyakitkan bagi Ello.Nabila terbangun, mendapati Ello yang berdiri di hadapannya.“Mas, em … maaf aku ketiduran. Jam berapa ini? Aku kelamaan ya, tidurnya?” Nabila bangkit dari posisi tidurnya. Beberapa kali ia menguap dan mengucek matanya.Ello menghembuskan napas kasar. Ia memaksakan diri untuk tersenyum walau pun perasaannya begitu getir.“Tidak apa-apa, kamu pasti kelelahan dan sangat mengantuk setelah melahirkan. Aku memaklumi itu, sekarang sebaiknya kamu makan dulu. Aku sudah masak buat kamu

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status