Share

Bab 19 Mau Nambah

last update Last Updated: 2025-03-16 10:20:49

Nabila bangkit dan mendekati Sandi yang tengah menangis di gendongan Gala. Dengan cekatan, Nabila segera mengambil Sandi dan membawanya ke dalam rumah.

“Bu, aku mau numpang ke kamar. Sandi harus segera dikasih asi,” ujar Nabila.

Bu Lili mengernyitkan dahinya, ia menatap Nabila dengan bingung.

“Asi?” tanya bu Lili.

“Iya, Bu. Selain menjadi pengasuh, aku juga merangkap sebagai ibu susu Sandi. Kasihan anak ini, dia kehilangan ibunya di usia yang masih sangat kecil ini. Ibunya sudah tiada,” jawab Nabila menjelaskan.

Bu Lili mengangguk paham, kemudian menyuruh Nabila masuk ke dalam kamarnya.

Selesai menyusui Sandi, Nabila keluar dari kamar. Tampak Gala tengah berbincang dengan serunya bersama bu Lili.

“Serius, Bu? Jadi … dulu Nabila pernah tidur sambil jalan dan bangun-bangun sudah ada di kandang ayam?” tanya Gala sambil terkekeh.

“Beneran, itu kejadiannya sudah lama sekali. Waktu itu, warga ramai-ramai mencari Nabila sampai diumumin di toa masjid karena orang tua Nabila dan warga bingung
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 142 Puas

    “Huhhh!”Nabila menghela napas lega, setelah melewati perang di bawah selimut bersama Gala. Begitu pun dengan Gala, senyumannya kian merekah setelah melihat wajah Nabila yang tampak puas. Kini, mereka tengah berbaring lemas di dalam satu selimut yang sama.“Terima kasih, Sayang. Kamu bisa saja membuatku bahagia. Sebagai tanda terima kasihnya, setelah ini aku akan membawa kamu ke suatu tempat. Sekarang kamu mandi duluan, lalu dandan yang cantik,” ucap Gala.“Mau ke mana memangnya, Mas? Apakah kamu mau mengajak aku pergi jalan-jalan lagi?” tanya Nabila, wajahnya terlihat sumringah.Gala menggelengkan kepalanya pelan.“Lebih dari itu, Sayang. Sebaiknya kamu cepetan mandi,” jawab Gala.Nabila mengangguk, lantas ia bergegas pergi menuju kamar mandi. Tubuhnya yang polos, ia pun membalutnya dengan kain selimut.Di bawah guyuran air dingin, Nabila merasakan ketenangan jiwa. Belum pernah ia merasakan hal senyaman ini, setelah banyaknya masalah yang selalu datang silih berganti menghampiri hidu

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 141 Bayi Tua

    Akhirnya keluarga Mona pergi tanpa membawa barang-barang yang pernah Gala berikan termasuk mobil. Mereka hanya membawa pakaian dan barang-barang hasil dari uang mereka sendiri. Ibarat kata, hukum tabur tua memang benar adanya. Mereka yang serakah akan uang, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang secara instan, kini mereka harus menerima balasan yang telah mereka perbuat.“Terima kasih, Pak Gala. Saya sangat suka dengan rumah ini. Desainnya, halaman yang cukup luas, serta lokasinya sangat strategis,” ucap Ibnu.“Sama-sama, Pak Ibnu. Syukurlah kalau Pak Ibnu suka, ini kunci rumahnya. Kalau begitu, saya pamit pulang,” sahut Gala.Gala dan Ibnu pun berjabat tangan. Gala telah deal melepas rumah itu kepada Ibnu.Setelah urusan selesai, Gala pun mendekati mobilnya, lalu mengemudikan mobilnya seorang diri. Ia pun menyuruh pak Ujang yang sedari tadi menunggu di luar, untuk membawa mobil yang pernah ia belikan untuk keluarga Mona.Setelah perjalanan cukup lama, Gala dan pak Ujang

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 140 Jangan Mimpi

    “Saya Akbar, ini Mona istri saya dan itu anak kami, Nadin. Em … mohon maaf, Mas Ibnu, ada keperluan apa, ya, sehingga Mas Ibnu datang ke rumah kami?” tanya Akbar begitu penasaran.Ibnu kemudian menoleh ke arah sopirnya sambil memberi kode.Sopir Ibnu mengangguk, lantas membuka tas yang mereka bawa. Dikeluarkannya sebuah buku sertifikat rumah lalu ditunjukkan kepada Akbar dan keluarganya.Akbar lalu menerima sertifikat rumah itu, lalu melihat dan membacanya.“Loh, ini kan sertifikat rumah ini. Kenapa bisa sama Mas Ibnu? Ada apa ini sebenarnya?” tanya Akbar, ia mengerutkan kedua alisnya.Mona dan Nadin tercengang. Belum paham maksud kedatangan Ibnu dan menunjukkan sertifikat tersebut.“Benar, ini adalah sertifikat rumah ini. Pemilik sah rumah ini yang sebelumnya yaitu pak Gala, telah menjual rumah ini kepada saya. Mohon maaf, saya harus mengatakan hal ini kepada kalian. Mohon pengertiannya, untuk segera mengosongkan rumah ini sekarang juga,” jawab Ibnu.Nadin berdiri sambil menatap taja

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 139 Tamu Tampan

    Keesokan paginya, suasana di dapur rumah Mona telah riuh ramai dengan suara alat penggorengan yang silih beradu. Mona tengah berkutat sendiri di ruangan itu. Aroma masakan tercium ke seluruh penjuru ruangan.Mona tengah membuat sarapan pagi itu seorang diri. Pagi itu, Mona tampak kerepotan dengan aktivitas yang tidak seperti biasanya ia lakukan. Di tengah-tengah sibuknya memasak, tiba-tiba Mona meringis, perutnya mendadak mulas.“Nadin, ke sini dulu!” panggil Mona.Nadin yang tengah duduk santai di ruang TV sambil menonton film kesukaannya, hanya diam tidak menanggapi panggilan Mona.“Nadin, cepat ke sini dulu! Bantuin Mama sebentar!” panggil Mona, kini suara itu setengah berteriak.“Ck, apaan sih, Mama? Orang lagi seru, juga!” gerutu Nadin, ia pun beranjak dari duduknya.Nadin berjalan malas ke arah dapur. Ia melipat kedua tangannya dan menyandarkan sebelah bahunya di ambang pintu.“Ada apa sih, Ma, teriak-teriak? Aku lagi nonton TV, loh!” ujar Nadin.Mona makin meringis, lantas mend

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 138 Talak

    Seketika Gala dengan cepat menutup aplikasi m-banking miliknya. Ia hampir saja melakukan transaksi itu. Ia begitu ceroboh dan nyaris melakukan kesalahan. Namun, beruntung ia menemukan kejanggalan itu di waktu yang tepat.“Loh, kok belum masuk juga uangnya,” imbuh Laksmi, ia menyoroti layar ponselnya.Gala menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Ia menatap Laksmi begitu tajam. Tatapan mata Gala membuat Laksmi bertanya-tanya.“Kenapa menatap Tante seperti itu? Katanya mau bayarin hutang ayahnya Nabila. Tapi kenapa uangnya belum masuk juga?” tanya Laksmi merasa heran.“Om lihat tangan Tante Laksmi. Apakah pemikiran kita sama?” tanya Gala.Bayu tampak tidak paham dengan apa yang diucapkan Gala barusan. Begitu pun juga dengan Nabila.“Ada apa, Gala? Ada apa dengan tangannya Laksmi?” tanya Bayu.“Maksud kamu apa, Gala?” timpal Laksmi.Gala menyandarkan kembali punggungnya ke sandaran kursi, ia melipat kedua tangannya.“Om periksa saja tangan Tante Laksmi. Dia sedang mencoba menipu

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 137 Membayarkan

    Bayu mengetuk pintu itu, sambil memanggil nama Laksmi.“Laksmi, kenapa pintunya dikunci?” tanya Bayu, ia merasa aneh.Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Hanya hening yang tercipta di tempat itu. Membuat Bayu merasa bingung.Bayu terus mengetuk pintu kamar itu, berharap Laksmi segera membukanya. Namun, tidak ada tanda-tanda Laksmi hendak membukanya.Perasaan Bayu seketika menjadi tidak enak. Apakah Laksmi mencoba kabur?Ketukan itu perlahan berubah menjadi sebuah gedoran. Hal itu memicu rasa penasaran Nabila yang mendengarnya. Wanita itu pun menghampiri Bayu, mencari tahu apa yang terjadi.“Kenapa, Om? Kok Om gedor-gedor pintu?” tanya Nabila.Bayu mengusap wajahnya kasar. Tampak sekali gurat kekhawatiran pada wajahnya.“Nabila, sepertinya tante kamu kabur. Pintunya dikunci dari dalam, kemungkinan tante kamu pergi lewat jendela,” jawab Bayu.Nabila membulatkan matanya, tidak menyangka jika Laksmi akan lari dari masalah ini.“Ya Tuhan, tante ….” Nabila mendengus kesal akibat ulah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status