Share

Bab 59 Menghargai

last update Last Updated: 2025-04-16 16:11:02

Nabila menatap kue itu di lantai, lantas mengangkat wajahnya menatap Nadin yang berdiri di hadapannya.

“Mbak Nadin,” batin Nabila.

“Enak makanannya?” tanya Nadin.

“Kenapa Mbak Nadin melempar makanan saya?” tanya Nabila balik.

“Kenapa? Mau marah? Asal kamu ingat ya, Nabila. Kamu harus sadar sama batasan kamu di sini. Tidak usah tebar pesona seperti tadi. Untuk apa? Untuk mencari perhatian banyak orang? Khususnya mas Gala?” tanya Nadin.

Nabila menggelengkan kepalanya pelan. Menepis tuduhan yang dilontarkan Nadin.

“Maaf, Mbak Nadin. Saya tidak ada niat tebar pesona. Saya hanya menjalankan tugas. Saya di sini hanya bekerja, tidak lebih,” ucap Nabila berusaha menyangkal.

Nadin melipat kedua tangannya di depan dada. Mendelikkan matanya ke atas, seakan tidak menghiraukan ucapan Nabila yang berusaha membela diri.

“Dengan penampilan seperti itu, apakah saya harus percaya kalau kamu tidak tebar pesona? Tapi … tunggu-tunggu, saya sepertinya kenal dengan baju yang kamu pakai ini. Coba kamu berdir
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 60 Pusing

    “Mas-mas, ke sini!” Nadin memanggil salah satu pelayan catering yang kebetulan lewat di hadapannya.“Iya, ada apa, Mbak?” tanya pelayan catering itu, setelah menghampiri Nadin.Nadin kemudian membisikkan sesuatu di telinga pelayan catering itu. Lantas memberikan sejumlah uang kepadanya.“Wah … siap, Mbak. Terima kasih banyak telah mempercayakan kepada saya. Kalau begitu, akan saya laksanakan sekarang,” ucap pelayan catering, kemudian membawa dua gelas minuman ke arah Gala dan Nabila.Dari kejauhan, Nadin memantau Gala dan Nabila yang menerima minuman itu.“Huh, sebentar lagi, Nabila. Sebentar lagi kamu akan merasakan akibatnya. Dan mas Gala, akan membenci kamu!” seru Nadin.Nadin kemudian melangkahkan kakinya hendak pergi dari tempat itu. Namun, karena sebelah hak sepatunya yang patah, membuatnya nyaris terjatuh.“Aaa!”Beruntung seseorang berhasil menahan tubuh Nadin. Sehingga Nadin tak jadi jatuh.“Kak Ello ya ampun, terima kasih banyak sudah menolongku. Aku nggak tahu kalau misal n

    Last Updated : 2025-04-17
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 61 Tertidur Pulas

    Sandi tertidur di pangkuan Mona hingga acara pesta selesai. Satu persatu tamu undangan pun telah pulang.“Ini kok kenapa tanganku hangat, ya? Basah, lagi!” seru Mona.Nadin menatap Sandi yang terlelap tidur. Kemudian menatap celana Sandi yang tampak telah basah.“Iuh … Mama, Sandi ngompol! Kayaknya popoknya sudah penuh!” tunjuk Nadin pada celana Sandi.Mona meringis jijik saat tahu ternyata Sandi ngompol dan mengenai tangannya.“Nadin, coba kamu gendong Sandi. Mama mau ke toilet mau cuci tangan dulu,” pinta Mona.Nadin menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Menolak permintaan Mona.“Nggak, nggak, nggak! Nanti tangan dan baju aku basah dan bau, lagi! Mama saja yang gendong, Mama kan sudah pengalaman. Masa jijik sih sama cucu sendiri,” tolak Nadin.Akbar menghampiri Mona dan Nadin. Menatap mereka berdua yang sedang bergidik melihat ompol Sandi.“Kenapa kalian bergidik begitu? Ayok, pulang! Orang-orang sudah pada pulang, tinggal kita saja yang belum pulang. Nggak enak sama tuan rumah kalau k

    Last Updated : 2025-04-18
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 62 Menyangkal

    Ello yang baru saja keluar dari kamar mandi, menatap Gala dengan tersenyum sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.“Menurut kamu?” tanya Ello, berhasil memancing kemarahan Gala.Tanpa diduga, pukulan keras melayang menghantam wajah Ello.Ello yang tidak ada persiapan apa pun terhadap serangan Gala, tersungkur ke lantai.“Lu apakan Nabila? Gue nggak terima, lu kurang ajar, Ello!” Lagi dan lagi Gala melayangkan pukulan itu. Hanya saja, Ello tidak melawan saat Gala terus menyerangnya.“Kenapa? Apa kamu cemburu? Atau jangan-jangan kamu suka sama Nabila,” ujar Ello, sambil mengusap sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.Gala terdiam, ia hanya menatap Ello dengan geram.Mendengar kegaduhan itu, keluarga Gala, Angel dan juga Nadin menghampiri kamar Nabila.“Ada apa ini, Gala? Kenapa berisik sekali di sini?” tanya Erina. Namun, Gala masih terus menyerang Ello.“Cukup, Gala jangan pukul kakakmu. Cukup, Oma bilang cukup! Ada apa ini sebenarnya? Kenapa kamu memukul kakakmu, Gala?”

    Last Updated : 2025-04-19
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 63 Keputusan

    “Apa?”Serempak, semua orang terkejut mendengar keputusan yang keluar dari mulut Faisal.“Tidak, Ello adalah tunanganku, Om. Kenapa Om memutuskan untuk menikahkannya dengan wanita itu?” tanya Angel.Sejenak Faisal memejamkan matanya, kemudian membukanya kembali sambil mengusap kepala Angel.“Maafkan Om, Angel. Tapi Om tidak bisa menutup mata terhadap apa yang telah mereka lakukan. Dengan menikahkan mereka, mungkin ini adalah jalan yang terbaik. Om harap, kamu bisa tabah menerima keputusan Om. Jalan kamu masih panjang, Angel. Kamu masih muda, kamu bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dari Ello,” jawab Faisal.“Tidak bisa begitu dong, Pak Faisal. Masa Pak Faisal memutuskan hal ini sendirian. Kita tidak tahu mereka mau atau tidak dinikahkan. Kasihan anak saya, baru juga bertunangan, masa Bapak seenaknya membatalkan pertunangan ini. Mau ditaruh di mana muka saya?” timpal ayah Angel.“Maaf, Om Bimo. Tapi saya setuju atas keputusan Papi saya. Saya akan menikahi Nabila, sebagai bentuk tan

    Last Updated : 2025-04-20
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 64 Frustrasi

    Gala spontan menginjak pedal rem mendadak. Hampir saja ia menabrak orang itu. Setengah memukul, Gala membunyikan klakson, membuat lelaki berseragam pelayan catering itu kemudian menepikan langkahnya ke pinggir jalan.“Kalau jalan hati-hati, hampir saja kamu mati saya tabrak!” sentak Gala, ia memarahi lelaki itu.Gala kembali melajukan mobilnya hingga keluar dari area komplek perumahannya. Setelah itu, Gala menambah kecepatan laju kendaraannya seperti kesetanan. Gala yang selalu disiplin dalam berkendara, kini ia bersikap pecicilan. Sangat jauh berbeda dari biasanya.Hingga mobilnya berhenti, Gala turun dari dalam mobil, lalu berjalan masuk ke dalam sebuah gedung yang dijaga oleh dua orang penjaga dengan perawakan tinggi besar, berbaju serba warna hitam.Gala masuk ke dalam lingkaran dunia malam, di mana di sana banyak sekali orang-orang yang tengah bersuka ria sambil menari-nari dengan asyiknya dengan alunan musik yang mendayu-dayu dengan indah. Ada juga yang tengah menikmati minuman

    Last Updated : 2025-04-21
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 65 Kode

    “Apakah Nabila pergi?” gumam Gala.Seketika hati Gala terasa sesak. Lantas ia mencoba menghubungi nomor Nabila. Berharap ia tahu keberadaannya saat ini.Gala merasa lemas, tatkala Nabila menolak panggilan telepon dari Gala. Tak lama dari itu, setelah Gala mencoba lagi menghubungi nomor Nabila, tiba-tiba nomor Nabila tidak aktif.“Ya Tuhan … kenapa Nabila pergi?” batin Gala.Gala kemudian menjauh dari lemari, ia hendak keluar dari kamar Nabila untuk memberitahu yang lain, bahwa Nabila tidak ada. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti, saat sudut matanya tidak sengaja menangkap sesuatu yang tergeletak di atas bantal.Gala mendekati tempat tidur, lalu mengambil selembar kertas yang tersimpan di sana.Setelah Gala melihat kertas itu, ternyata kertas itu berisi surat dari Nabila. Penasaran akan isi surat itu, Gala pun segera membacanya.“Pak Gala, mungkin saat Pak Gala membaca surat ini, saya sudah tidak ada di rumah Pak Gala. Mohon maaf, saya tidak izin langsung untuk pergi dari rumah itu.

    Last Updated : 2025-04-22
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 66 Terekam

    Setelah pak Ujang pergi, Gala menerima pesan dari nomor pak Ujang. Gala pun segera membuka pesan itu.“Coba cari tahu dari CCTV. Siapa tahu Bapak mendapatkan petunjuk. Soalnya saat saya sedang bantu-bantu di acara pesta semalam, sekilas saya seperti melihat Nabila berjalan sempoyongan. Menurut saya ada yang salah pada Nabila. Entah apa penyebabnya, coba Bapak cari tahu, rekaman Nabila sebelum dia masuk ke dalam kamarnya. Bisa jadi itu adalah kerjaan pak Ello, untuk menjebak Nabila. Tapi maaf, bukan maksud saya menuduh kakaknya Pak Gala. Tapi ada baiknya Pak Gala segera mencari tahu.”Gala membulatkan matanya setelah membaca pesan dari pak Ujang. Kini ia mengerti maksud dari ucapan pak Ujang barusan. Bisa-bisanya Gala tidak terpikirkan untuk mencari tahu semuanya dari CCTV. Gala telah menelan mentah-mentah informasi yang belum tentu benar adanya, tanpa mencari tahu dulu bukti yang akurat.Bergegas Gala meninggalkan ruang laundry menuju kamarnya. Gala teringat akan kamera CCTV yang seng

    Last Updated : 2025-04-23
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 67 Membujuk

    “Aku harus pergi ke mana? Sudah berapa kontrakan yang aku kunjungi, tapi tidak ada yang kosong. Aku tidak mungkin tidur di emperan toko,” gumam Nabila.Nabila berjalan menyusuri jalanan yang tampak ramai. Cuaca panas tidak menyurutkan niatnya untuk pergi menjauh dari rumah Gala. Namun, sayangnya ia kebingungan harus tinggal di mana sekarang.Nabila berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan. Ia memesan air mineral dingin, untuk sekedar menghilangkan rasa dahaga.Nabila menyeka keringat yang mengucur di dahi. Beberapa kali ia mengibaskan tangan untuk mengurangi rasa gerah.“Apa aku kembali saja ke rumah Nadya untuk sementara waktu? Tapi ….” Nabila menggelengkan kepalanya.“Tidak, aku tidak boleh ke sana. Cari jalan lain, pasti ada jalan, pasti ada!” gumam Nabila.Nabila memijat pelipisnya, kemudian kembali melanjutkan perjalanan yang entah ke mana arah dan tujuannya.Dari belakang, Nabila mendengar suara klakson motor. Nabila menghentikan langkahnya, lantas menoleh ke belakang.“

    Last Updated : 2025-04-23

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 100 Mencari Kalung

    Setelah berucap demikian, Gala mengecup dahi Nabila lalu keluar dari kamar hendak pergi menuju kantor.Nabila terdiam kecewa, menatap kepergian Gala. Nabila memijat kepalanya pelan. Teringat wajah kecewa oma Nira, membuatnya merasa tidak nyaman.“Apa aku berangkat saja sendirian? Ya, sebaiknya aku cari saja sendiri. Semoga aku bisa menemukannya,” gumam Nabila.Nabila meraih tasnya, kemudian berjalan keluar dari kamarnya.“Pak Ujang mana, Pak?” tanya Nabila kepada satpam yang sedang berjaga.“Barusan pak Ujang nganter pak Gala ke kantor. Memangnya kamu mau ke mana, kok kayak mau pergi?” tanya satpam.Nabila hanya menggelengkan kepalanya pelan. Lantas ia memesan ojek online, untuk mengantarnya pergi ke kampung itu.Setelah ojek online itu tiba di depan gerbang rumah Gala, Nabila segera menaikinya. Lantas memberitahu lokasi yang hendak ia kunjungi.“Mas, bisa nggak jalannya dipercepat? Soalnya tempatnya agak jauh dari sini,” pinta Nabila.“Baik, Mbak.”Tukang ojek pun mempercepat laju mo

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 99 Hilang

    Keesokan harinya, di ruang makan telah berkumpul keluarga besar Faisal. Mereka tampak menikmati sarapan pagi yang berupa nasi goreng.“Apakah Sandi sudah mandi? Setelah sarapan, Papi ingin mengajaknya jalan-jalan di sekitaran komplek,” ujar Faisal di sela-sela makannya.“Sudah, Pap, Sandi sudah aku mandikan. Sekarang dia sedang bersama bu Sani di taman belakang,” jawab Nabila.Gala menyendok telur ceplok ke atas piring Nabila.“Cukup, Mas, ini terlalu banyak,” cegah Nabila.Gala tidak mengindahkan ucapan Nabila. Selain telur, ia juga malah menambah nasi ke piring Nabila.“Tidak apa-apa, ibu menyusui memang harus makan banyak. Ibunya sehat, maka otomatis anaknya juga akan sehat. Makan yang banyak, aku suka kalau kamu makannya lahap,” sahut Gala.Seperti biasa, Erina selalu mendelikkan matanya ke atas. Tidak suka melihat kemesraan Gala dan juga Nabila. Ia masih berharap, Gala bersatu dengan Nadin yang menurutnya lebih berkelas dari pada Nabila.“Em … Nabila, kok kalungnya belum dipakai

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 98 Menangis Haru

    “Sayang, bangun lihat aku bawa siapa?”Gala membangunkan Nabila yang tengah tertidur pulas. Dengan mata yang masih lengket, Nabila memaksakan diri untuk bangun.Setelah mata terbuka, Nabila terkejut melihat Sandi berada di dalam kamarnya.“Sa-sandi, apakah aku nggak salah lihat? Apakah benar ini Sandi? Apa aku cuma mimpi?” tanya Nabila, ia menepuk-nepuk pipinya sendiri.“Benar, Sayang, kamu tidak salah lihat dan kamu tidak sedang bermimpi. Ini memang Sandi, dia sudah pulang dan kita akan berkumpul bersama lagi,” jawab Gala, ia tersenyum lebar.Nabila menangis haru kemudian mengambil Sandi dari gendongan Gala. Beberapa kali Nabila mengecup pipi Sandi, karena rasa rindu yang sudah beberapa hari ini tertahan.“Sandi, sayang … akhirnya kamu pulang, Nak. Ibu Nabila kangen sekali sama Sandi. Syukurlah kamu tidak apa-apa,” ujar Nabila, ia memeluk Sandi begitu erat, seakan tidak ingin terpisah lagi dengan anak itu.Gala duduk di samping Nabila, membelai lembut rambut wanita itu.“Sayang, aku

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 97 Terbaring Lemah

    Gala dan Seno pergi menuju rumah sakit. Mereka kemudian berjalan ke kamar di mana Arsya tengah dirawat di ICU.Orang-orang suruhan Gala berdiri saat melihat Gala datang. Gala hanya mengangguk, dan menyuruh mereka duduk kembali.“Apakah Arsya masih ditangani oleh dokter?” tanya Gala.“Sudah, Pak Gala. Sekarang pun Arsya sudah bisa ditemui di dalam,” jawab salah satu teman Seno.Gala berjalan masuk ke dalam kamar. Tampak Arsya terbaring lemah di atas ranjang pasien, dengan kepala terlilit perban. Melihat kedatangan Gala, Arsya hanya terdiam sambil menatap Gala yang terus mendekat ke arahnya.“Akhirnya saya bisa menemukan kamu, Arsya. Kenapa? Kamu mau coba lari dari saya?” tanya Gala, ia merasa geram terhadap Arsya.Arsya tersenyum sinis sambil memalingkan wajah, kemudian kembali menatap Gala.“Kenapa, Pak Gala? Apakah Bapak mau memberi pelajaran buat saya? Mau menghukum saya? Mau menjebloskan saya ke penjara? Silahkan, Pak, bahkan jika Pak Gala mau membunuh saya, pun, saya sudah siap. N

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 96 Kecelakaan

    “Sudah enakan, Sayang? Sekarang kamu mau makan apa? Biar aku masakin,” ujar Gala, ia membantu Nabila untuk bangun.Kini Gala telah membawa Nabila pulang ke rumah, setelah dokter memperbolehkan Nabila untuk pulang.Nabila menggelengkan kepalanya pelan. Pikirannya masih fokus ke Sandi. Entah bagaimana nasibnya anak itu.“Aku tidak mau makan, Mas. Aku hanya ingin Sandi kembali. Kasihan, dia, apakah dia baik-baik saja atau tidak? Apakah dia haus dan lapar atau tidak? Sebaiknya kita cari dia, Mas,” sahut Nabila, matanya tampak berkaca-kaca.Gala mengusap punggung tangan Nabila, lantas mengecupnya dengan lembut. Lalu mengusap rambutnya.“Papi, pak Ujang, dan orang-orang suruhanku sedang mencari anak kita, Sayang. Kita berdoa saja semoga Sandi lekas ditemukan. Sekarang kamu makan, ya! Aku juga tidak akan tinggal diam, aku juga akan mencari Sandi!” seru Gala.Nabila pun bersedia untuk makan. Gala segera membuatkan makanan untuk Nabila. Namun, hanya sedikit makanan yang masuk ke dalam perutnya

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 95 Berbeda Versi

    Nabila membuka matanya perlahan. Ia mengedarkan pandangan ke langit-langit sebuah ruangan.“Di mana aku?” gumam Nabila.“Sayang, kamu sudah bangun? Syukurlah kamu ternyata masih hidup.”Nabila menoleh ke sisi kanannya. Nabila terkejut, Gala tengah duduk menatapnya dengan air mata berlinang. Nabila telah berada di sebuah kamar rumah sakit. Ia telah mendapatkan penanganan dari dokter.“Mas Gala, kamukah itu? Apakah aku sedang bermimpi?” Nabila mengusap wajah yang dirindukannya.Gala mengangguk, ia tersenyum sambil menatap lekat Nabila.“Iya, Sayang. Ini aku, Gala, kamu tidak sedang bermimpi. Bagiamana keadaan kamu, sudah lebih baik?” tanya Gala.“Masih ada sedikit pusing dan badan sakit-sakit. Tapi tidak apa-apa aku senang melihat kamu lagi,” jawab Nabila.Pintu kamar terbuka dari luar. Keluarga Gala masuk ke dalam, mereka hendak menemui Nabila.“Sayang, kamu tidak apa-apa?” tanya oma Nira, ia memeluk Nabila.“Tidak apa-apa, Oma. Aku baik-baik saja. Senang bisa lihat Oma lagi,” jawab Na

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 94 Rekayasa

    Nabila melihat banyaknya orang di tempat itu. Entah mereka tengah melakukan apa Nabila pun tidak tahu. Namun, di antara mereka ada beberapa orang berseragam polisi dan berseragam tim SAR.Menjadi sebuah kesempatan, Nabila memanfaatkan situasi itu. Ia berlari ke arah mereka, hendak melaporkan kejahatan Arsya terhadapnya. Nabila berharap mereka bisa membantunya untuk pergi dari tempat itu.“Ada apa, Mbak? Kenapa lari-lari?” tanya seorang pemuda yang tengah berdiri sambil sesekali menatap layar ponsel. Pemuda itu mendekati Nabila.“Mas, tolong saya. Mereka mengejar saya, saya takut!” jawab Nabila, sambil menunjuk ke arah Arsya dan beberapa orang yang mengejarnya.“Ikut saya, Mbak!” seru pemuda itu, kemudian menarik tangan Nabila secara paksa.“Eh-eh, kenapa tarik-tarik tangan saya, Mas. Kenapa saya dibawa kembali ke sana? Jelas-jelas saya habis lari dari sana,” ujar Nabila, ia merasa aneh.Pemuda itu tidak menjawab, membuat Nabila merasa curiga. Nabila berusaha menepis kasar tangan pemud

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 93 Tak Sadarkan Diri

    “Tidak, jangan lakukan itu, Mas. Lepaskan aku!” tolak Nabila, saat Arsya hendak meraih kancing baju milik Nabila dan hendak membukanya.Nabila terus memberontak ingin menghindari Arsya. Hingga akhirnya, Nabila nekat menendang kaki Arsya dengan kedua kaki yang masih terikat.Arsya tersungkur ke lantai, beruntung sebelumnya Bella telah Arsya baringkan di atas lantai.“Nabila, kamu tega melakukan itu padaku? Padahal aku tidak ada niat untuk menyakiti kamu,” ujar Arsya, ia bangkit lalu mendekati Nabila kembali.Nabila hanya terdiam, semata ia lakukan hanya ingin melindungi diri dari sikap Arsya yang sangat kurang ajar.“Bella tidak meminum asi, sebaiknya kamu berikan susu formula, sesuai yang sering ibu dan neneknya berikan kepadanya,” tolak Nabila.Arsya sedikit merasa kesal terhadap Nabila. Lantas ia membawa Bella keluar dari ruangan itu.Nabila kembali menyandarkan kepalanya ke tembok. Kepalanya merasa pusing akibat ia tidak mau makan seharian ini.Nabila kemudian membaringkan tubuhnya

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 92 Obsesi

    “Bella, ini Bella bukan Sandi. Ja-jadi … apakah kamu-”“Ya, kamu benar, Nabila. Ini aku, bukan Ello!”Lelaki itu kemudian membuka topi serta maskernya. Nabila terbelalak, ternyata lelaki yang ia duga adalah Ello, ternyata adalah Arsya, mantan suaminya.“Mas Arsya, kamu ….”Arsya terkekeh melihat reaksi Nabila. Keterkejutannya membuatnya semakin tertarik kepada mantan istrinya itu.“Ya, apakah kamu bahagia melihatku lagi? Aku harap begitu, Nabila,” sahut Arsya.Nabila tidak habis pikir, kenapa Arsya melakukan hal itu kepadanya. Bahkan tak terlintas sedikit pun di benak Nabila, Arsya melakukan hal senekat itu.“Apa maksud kamu melakukan semua ini padaku, Mas? Apa salahku sama kamu?” tanya Nabila.Arsya kemudian duduk di hadapan Nabila, sambil menggendong Bella.“Seharusnya aku yang bertanya sama kamu, Nabila. Kenapa kamu menikah dengan pak Gala? Kamu tahu? Aku cemburu setelah mendengar kenyataan bahwa kamu telah dinikahi oleh bos aku. Aku tidak rela, Nabila. Sumpah demi Tuhan, aku tidak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status