Share

Bab 13

Mas Damar berjalan ke arahku, aku pun siaga. Saat jarak kami tinggal selangkah aku memutar kaki yang menjadi tumpuan dengan cepat. Dan melancarkan serangan tepat pada tangan Mas Damar yang sedang terangkat. Kakiku mengha ntam keras, hingga Mas Damar terhuyung, lalu secepat kilat tangan kananku bergerak ke arah mukanya. Wajah sok baik itu pun mencicipi bogem mentah dariku.

Mas Damar jatuh tersungkur. Retna terpekik melihat kejadian itu. Aku menarik napas dalam-dalam lalu melepaskan perlahan. Ternyata aku masih belum lupa gerakan yang pernah kupelajari dulu. Lumayan untuk memberi pelajaran pada bua ya bu ntung ini.

"Nara! Kur ang aja r kamu!" Mas Damar meringis sambil memegang hidungnya yang mengeluarkan darah. Ujung bibirnya juga pecah.

"Makanya jangan remehkan aku, Mas!" Aku melipat tangan di dada.

"Sekarang kita pulang. Kamu harus mengakui semuanya pada Ibu dan Bapak juga Mbak Ulya. Semua yang kau lakukan ada konsekuensinya, Mas!"

"Nara ... Plis, Mas mohon. Mas hanya khilaf, Ra. Kamu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status