Share

Bab 18

"Mas! Kamu kenapa? wajahmu lebam-lebam gitu?" Mbak ulya mendekat lalu memegang bagian wajah suaminya yang terlihat membiru.

Entah apalagi yang mereka bicarakan aku memilih ke depan saja.

***

Keesokan harinya. Pagi-pagi sudah rame diluar. Aku yang sehabis subuh ketiduran beranjak keluar.

"Ga bisa, Retna! Bulan ini kamu sudah aku gaji. Ini baru tanggal 5 kamu sudah minta pulang. Balikin uangku kalau kamu mau pergi!" Seru Mbak Ulya kencang.

"Kalau aku balikin untuk ongkos pulang aku tak punya, Mbak," sahut Retna memelas. Tas ditangannya dilepas ke lantai.

"Wis tho, Nduk. Biar Retna bawa uangnya. Kasian dia. Mungkin kangen sama Ibunya di kampung. Nanti pasti balik lagi, ya tho Na?"

Mbak Retna menggelengkan kepalanya yang masih menunduk.

"Enggak, Bu. Saya ga akan balik lagi. Saya di kampung saja, bantu Bapak ngarit di ladang. Lumayan upahnya buat makan."

"Bo doh kamu! Udah aku bawa kesini, Bude Yani pasti seneng kamu disini, dari pada di kampung. Kotor, gatal dan menji jikan." Aku tertawa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status