Share

Bab 26

Sepanjang perjalanan Fikri diam. Hingga sampai di warung saat aku menawarkan es krim baru wajah murungnya memudar.

"Fikri tak boleh jajan sama Papa dan Mama."

"Lho kenapa?"

"Kata Mama, kalau mau jajan suruh Papa nyari uang dulu." Aku menghela napas dalam-dalam.

"Trus?"

"Trus Papa marahin Mama deh. Mama dipukul Papa."

Aku tertegun. Anak kecil tak mungkin bohong. Setelah Fikri tenang dan mau main di kamar aku pun kembali menemui Mas Damar yang ternyata sedang ngobrol dengan Ibu.

"Damar capek, Bu. Ulya makin hari makin jadi. Dulu selalu pulang malam. Dan sekarang dia jarang pulang ke rumah. Damar tak begitu bisa menjaga Alesha dan Fikri, apalagi buat ngojek sudah gak bisa sama sekali," lirih Mas Damar dengan suara parau.

"Sabar, Mar. Mungkin Ulya lagi banyak kerjaan."

"Tapi, udah keterlaluan, Bu. Dia kredit barang barang mahal tanpa ijin dari Damar. Walau bukan Damar yang mencari uang, tapi setidaknya dia harus menghargai damar sebagai suami."

Aku akhirnya berjalan ke arah mereka dan dud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status